Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak,
tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.
Amsal 13:20
Di
dalam hidup ini, kita perlu memiliki pergaulan.
Namun pergaulan seperti apa yang perlu untuk kita jalani. Tentu kita perlu memilih pergaulan yang
tepat, tak asal bergaul. Semua yang kita tapaki dalam semua liku dan tindakan
kehidupan perlu kita kontral dengan akal yang sehat dan tanggungjawab. Pertama, kita perlu menjalani pergaulan yang
sehat. Orang yang bijak tak akan
menjalani pergaulan yang sehat.
Pergaulan yang sehat akan membawa dampak yang sehat pula bagi diri kita
sendiri. Pergaulan yang sehat tidak
membabi buta dan tidak mendahulukan hawa nafsu. Pergaulan yang sehat
memungkinkan kita untuk bertumbuh dan berkembang dengan sehat. Baik secara akal maupun secara mental.
Pergaulan yang sehat selalu memperhatikan kepentingan dan kebaikan bersama,
tidak mengutamakan ego diri sendiri.
Karena itu kita perlu mengenal teman sepergaulan kita. Dan kita perlu mengenalnya lebih dalam dan
bukan secara mendasar. Pergaulan yang
sehat seperti ini memungkinkan kita untuk saling membangun, mengasihi dengan tulus
dan menambah gelora kita untuk melangkah kearah yang lebih baik dan sempurna. Tidak
saling menjatuhkan tetapi saling menopang dan mempedulikan. Kedua, kita perlu
memiliki pergaulan yang orang yang memiliki prinsip hidup. Prinsip hidup yang benar akan membuahkan
hasil dan jalan hidup yang benar pula. Tak sedikit orang menjalani pergaulan
tanpa prinsip hidup. Akhirnya terbawa
arus dan pengaruh yang buruk. Awalnya menjalani pergaulan berharap ada
perubahan dan kebaikan namun karena tanpa prinsip maka terkontaminasi. Menurut saya
prinsip hidup itu sangat penting. Dengan
mempunyai prinsip hidup kita bisa mengendalikan diri dan mengarahkan serta
mawas diri terhadap hal-hal yang berdampak negatif. Prinsip hidup sebenarnya memungkinkan kita
untuk peka dan tahu membawa diri dalam segala situasi pergaulan. Ketiga, kita
perlu bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah hal yang baik. Bukan bicara soal alim atau tidak alim, namun
berbicara tentang dasar untuk berpijak.
Tuhanlah adalah dasar keberpijakan iman kita dan hidup kita. Tanpa ada rasa takut akan Tuhan maka
kemungkinan kecil kita akan dapat menguasai diri dan menjalani kehidupan dengan
hormat. Takut akan Tuhan lebih dari
sekedar kegiatan pelayanan, rutinitas rohani dan kewajiban orang beriman. Takut akan Tuhan adalah berbicara tentang
betapa kita rindu mengagungkan Dia dan menghormati Dia dalam segala aspek
kehidupan. Karena itu mari kita bergaul
sebagai orang yang bijak dan berkenan kepada Tuhan. Jalani hidup dan rasakan kasih-Nya, karena
Tuhan berkenan dengan pergaulan orang bijaksana.
Komentar
Posting Komentar