Langsung ke konten utama

Diselamatkan Karena Kristus (Seri Eskposisi Kitab Efesus)



Efesus 2:1-10

Pada bagian ini Paulus menyingkapkan realitas kehidupan yang dijalani oleh orang-orang Efesus sebelum mereka mengenal Kristus. Dulu mereka hidup dalam pelanggaran demi pelanggaran dan dosa demi dosa tetapi karena sekarang mereka telah menerima Yesus Kristus maka seharusnya mereka mematikan tabiat dosa dan mengikuti pimpinan Bapa di surga.  Penguasa kerajaan angkasa dan dunia ini tidak pernah berhenti dan terus berusaha menyeret mereka untuk mengikuti jalan dunia ini.  Namun Paulus juga secara jujur membongkar kehidupannya yang dulu, saat masih terikat dengan kehidupan yang dijalani dengan nafsu semu, kehendak daging dan pikiran jahat. Mereka adalah orang-orang yang tidak layak dihadapan Allah dan lebih pantas dimurkai.  Murka itu setara dengan ketegasan Allah atas pelanggaran manusia, yaitu maut.  Sebab upah dosa adalah maut (Roma 6:23).  Tak ada satu pun manusia yang bisa bebas dari maut dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan kuasa maut kecuali kasih Allah yang besar itu.  Itu sebab Paulus berkata bahwa kalau masih ada kemungkinan manusia diselamatkan itu semata karena Allah kaya dengan rahmat (belas kasih).  Kekayaan kasihnya sama dengan harga yang harus ditanggung di kayu salib.  Kualitas kasihnya bersifat universal (universal grace), bagi seluruh dunia sehingga semua orang bisa menikmati udara segar, sinar matahari, kekayaan alam, dan semua karunia Tuhan di seluruh alam semesta ini.  Namun kualitas kasihnya juga bersifat spesial (spesial grace), mereka dalam menikmatinya hanya karena iman dan percayanya kepada Tuhan Yesus Kristus.  Keselamatan kekal dan persekutuan dengan Allah menjadi bagian yang diterima oleh mereka yang percaya. Dan dalam bagian ini ditegaskan bahwa kasih Allah yang besar itu telah dilimpahkannya kepada kita (tidak ditahan-tahan). Akibatnya mereka yang percaya mengalami kehidupan bersama-sama dengan Kristus – mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran.  Di dalam Kristus kita bukan hanya menikmati hidup kekal tetapi menerima tempat bersama-sama dengan Dia di sorga. Tetapi menjadi penting bagi kita untuk tahu bahwa kita diselamatkan oleh iman.  Iman itu adalah pemberian Allah yang memampukan setiap orang percaya mengaku dan percaya pada usaha Kristus yang telah melakukan pendamaian antara manusia dengan Allah di kayu salib.  Itu sebab tidak ada manusia yang boleh bermegah dan merasa bahwa keselamatan itu seakan-akan hasil perbuatan atau hasil pekerjaannya. Karena alkitab dengan tegas memberitahukan bahwa keselamatan itu adalah murni permberian Allah.  Maka bodohlah kita apabila kita merasa bisa meraih keselamatan dengan usaha manusiawi kita.  Semua paha, kebaikan, kesucian, ibadah, ritual rohani, termasuk pelayanan yang sangat hebat sekalipun itu tidak membawa kita kepada keselamatan.  Namun penting bagi kita yang sudah diselamat menunjukan kualitas hidup sebagai orang yang telah diselamatkan karena anugerah itu.  Maka adalah baik bagi kita untuk berlomba-lomba mematikan keinginan daging dan hidup benar di hadapan Allah. Puncaknya Paulus menegaskan bahwa sesungguhnya bahwa orang-orang pilihan adalah hasil karya Allah (Allah adalah master plen dari keselamatan), yang ciptakan di dalam Yesus Kristus (Yesus adalah pelaksana dari keselamatan itu), dengan maksud suatu pekerjaan baik yang telah Allah rencanakan sebelumnya dan Allah ingin kita hidup di dalam rencana-Nya itu. Apakah rencana-Nya itu, yaitu agar kita menikmati hidup dan menikmatinya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10). Kelimpahan yang abadi hanya bisa kita nikmati saat mengalami persekutuan dengan kasih Allah.  Pemazmur berkata, “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu  ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa (Mazmur 16:11).”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Murid yang Radikal

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 Perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan sepenuh hati, pikiran dan kekuatan hidup.  Sekali mengikut-Nya berarti siap berjalan dalam hidup-Nya. Diri menjadi tak terlalu penting tetapi Yesus yang diikuti menjadi keinginan dan pembakar semangat hidup yang ditapaki.  Memang Yesus juga secara ketat dalam hal pemilihan dan pernyataan bahwa barang siapa yang mau mengikut-Nya harus berani mengabaikan diri dan mengutamakan Tuhan.  Sehingga ada yang menawarkan diri mendapat tolakkan dari-Nya sebab mengikut Yesus bukan berbicara tentang aku mendapat apa tetapi berbicara tentang aku memberi apa? Menjadi menarik saat kita tahu bahwa menjadi pengikut Yesus bukan sekedar banyak orang tetapi berbicara tentang kualitas hidup seseorang.  Artinya hidup tanpa kompromi dengan keinginan-keinginan yang selalu menjadi iming-iming ...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...