Maleakhi
2:16a; Matius 19:6

Saya sangat sedih mendengar kabar ada beberapa keluarga yang
saya kenal memutuskan untuk bercerai dengan alasan sudah tidak cocok lagi. Dan mereka merasa sudah tidak bisa
mempertahakan pernikahan tersebut sehingga solusi yang dianggap “terbaik”
adalah perceraian.
Buku manual kehidupan
pernikahan sudah jelas mengatakan bahwa Allah tidak menyetujui perceraian
bahkan Ia membenci perceraian itu.
Memang menjalani kehidupan pernikahan tidaklah mudah dan begitu banyak
penyesuaian disana sini bahkan terkadang terjadi benturan, ketidaksamaan
pendapat dll. Tetapi disitulah letak
seninya hidup menikah. Ketika kita mau
terus belajar untuk mengasihi pasangan kita apa adanya dan mengampuninya sampai
kita sendiri merasakan sakit yang mendalam. Maka dikemudian hari kita akan
muncul sebagai seorang pemenang. Hal
yang sama telah Yesus kerjakan bagi kita, ketika kita berdosa memutuskan untuk "bercerai" dengan Allah karena pemberontakan kita. Maka sebagai solusinya Ia rela sakit – menderita bahkan mati di kayu
salib untuk memperbaiki - mengikat kembali hubungan kita dengan Allah agar dipulihkan dan terus terjalin. Ia tidak rela melihat kita hidup terpisah
dari Allah. Dan akhirnya Ia menang
mengalahkan maut.
Kesimpulannya adalah Allah sangat mengasihi pernikahan. Ia tidak ingin adanya perpecahan di dalam
keluarga. Sehingga Ia menjadikan
diri-Nya sebagai kepala atas keluarga.
Ijinkan Tuhan yang memimpin kehidupan keluarga kita dan jadikan
Firman-Nya sebagai penuntun langkah hidup dalam keluarga. Biarlah Tuhan dipermuliakan melalui
keluarga kita. Amin
Oleh: Nikodemus
Rindin
Komentar
Posting Komentar