Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya,
padahal engkau mampu melakukannya. Amsal 3:27
Pagi ini ada seorang Ibu yang menyampaikan kabar kepada saya melalui Blackberry Messenger bahwa anaknya yang berada di rumah sakit tempo hari karena DBD sekarang sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh Dokter dan Anaknya yang satunya lagi pada hari ini akan mulai masuk kampus - mengikuti Ospek. Dia menyampaikan ucapan terima kasih atas pelayanan doa yang telah saya dan istri lakukan pada waktu lalu ketika anaknya yang mengalami DBD di rawat di salah satu Rumah Sakit di Cibubur. Dia mengucap syukur dan memuji Tuhan karena kasih Tuhan dan anugerah-Nya, anaknya boleh pulih dan anaknya yang satunya lagi mau kuliah. Dan dibagian akhir kalimatnya ia berdoa supaya anaknya yang kuliah ini dijagai oleh Tuhan dan bisa kuliah dengan serius.
Bagi saya merupakan sebuah kehormatan tersendiri ketika bisa melakukan kebaikan kepada orang lain melalui apa yang Tuhan taruh dalam hati saya dan percayakan dalam hidup saya. Namun terkadang saya sering kali menunda bahkan menahan kebaikan untuk melakukan sesuatu yang baik, bagi orang yang berhak menerimanya, bukan karena tidak mampu melakukannya tetapi karena kebiasaan menahan.
Tuhan tidak meminta kita untuk melakukan kebaikan kepada orang lain yang tidak sanggup kita lakukan, tetapi Ia meminta kita melakukan kebaikan dengan takaran kesanggupan yang ada pada kita.
Saya bisa merasakan kebahagiaan seorang ibu tersebut ketika dia melihat anaknya pulih dari sakit yang di alami. Dan saya juga bisa merasakan kebahagiaannya ketika anaknya yang satunya lagi pergi ke kampusnya yang baru dan mengikuti Ospek di kampusnya.
Saya berharap sepanjang hidup kita, kita terus melakukan kebaikan kepada orang lain dengan kemampuan maksimal yang kita miliki. Berbuat baiklah kepada orang lain selagi masih ada kesempatan.
Oleh: Nikodemus Rindin
Komentar
Posting Komentar