Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Mazmur 126:5

Ada sebuah pepatah yang sudah tidak asing lagi ditelinga adalah, "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian". Inti dari pepatah tersebut adalah mulailah sesuatu dengan sebuah "tangisan, kesulitan, pergumulan, tantangan, pengorbanan dan kesukaran maka nantinya kita akan menuai kemudahan, kenyamanan dan ketenangan bahkan hasil yang memuaskan." Tetapi ironisnya seringkali manusia ingin memulai sesuatu dengan sorak-sorai, sukacita dan tanpa mau berjuang dengan sekuat tenaga untuk memcapai yang diinginkan. Maunya yang mudah, tanpa menabur, tanpa usaha, tanpa air mata dan berharap hasilnya maksimal serta memuaskan. Akibatnya tidak sedikit orang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, dengan istilah lain sukanya menggunakan jalan pintas. Hasilnya mereka merana karena cara mereka yang salah, endingnya bukannya sorak-sorai tetapi cucuran air mata. Tetapi sebaliknya mereka yang memulai dengan menabur dengan sabar, mencucurkan air mata, mengorbankan benih mereka untuk di tanam, mereka akan menuai dengan sorak-sorai.
Saya sangat bersyukur bahwa kebenaran tersebut telah diajarkan oleh orang tua saya ketika saya masih kecil. Mereka berkata, "tidak apa-apa kalau saat ini kita meneteskan air mata tetapi dikemudian hari kita bisa tersenyum bahagia". Kalimat tersebut begitu kuat tertanam dalam pikiran saya sehingga ketika hal yang sulit datang saya tidak gampang menyerah dan cengeng tetapi terus kuat dan terus kuat hingga akhirnya terbiasa dan bisa melihat anugerah Tuhan yang tak terbatas itu menopang kehidupan saya hari demi hari. Yang menarik adalah di dalam kesemuanya itu pun saya bisa bersukacita dan bersorak-sorai karena kekuatan kuasa-Nya.
Karena itu, mari kita belajar memulai segala suatu dengan taburan benih, pengorbanan atau mungkin air mata tetapi nantinya kita akan menuai segala sesuatu dengan sorak-sorai. Karena sebagai anak Tuhan kita tahu bahwa menabur adalah sebuah pelayanan yang mahal harganya.
Oleh: Nikodemus Rindin
Komentar
Posting Komentar