Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, Filipi 3:10
Mamahami giarah hidup yang kita jalani memang tidak seindah apa yang diharapkan. Perjalanan yang diimpikan tidak selalu mudah; hambatan, tantangan dan kesulitan selalu menemani indahnya kehidupan ini. Harus terus terang kita katakan bahwa deraian air mata menjadi bagian yang tak bisa ditolak. Itu sebab bila ada orang membayangkan kehidupan ini selalu indah dan bahagia, itu menurut saya pernyataan yang berlebihan. Kita hidup dalam dunia yang penuh pergulatan dan himpitan yang tak mudah, namun kekuatan iman memampukan kita untuk tetap bergairah. Gairah hidup tidak ditentukan oleh pengalaman yang selalu menyenangkan dan kekayaan yang bergelimpangan. Kita bisa berkata haleluya puji Tuhan bukan saat berada dalam zona nyaman namun dalm zona keras dan sulit pun kita bisa berdiri dengan teguh dan kuat. Karena gairah kita bukan karena apa yang ada di luar sana, namun apa yang ada di dalam hati dalam kehendak diri yang Tuhan kenan. Yaitu mengenal Dia. Mengenal Dia harus menjadi gairah terdalam yang menguras seluruh energi kita dan yang menuntun jalan kehidupan kita. Bila kita mengenal Dia hanya sekedar seadanya atau dalam area yang dangkal maka kita tidak tidak akan mengenal Dia secara utuh. Paulus memilih mengenal Dia, bukan secara teori tetapi mengenal Dia secara praktek hidup. Sehingga penderitaan "Kristus" menjadi bagian yang terjadi di dalam hidupnya. Dan di hidupi dalam kehidupannya. Gairah hidup Paulus bukan kepada kepenuhan kepuasan duniawi tetapi kepada kepuasan dalam pengenalan akan yang Ilahi. Mengenal yang Ilahi menjadi kehendaknya secara serius. kehidupannya dipertaruhkan untuk sebuah tujuan, yaitu pengenalan akan Tuhan yang ia percayai. Nampaknya aneh ada orang yang begitu rela mengenal Dia sampai berani mati dan akhir kehidupannya. Semangat inilah yang harus menjadi dan terjadi dalam kehidupan kita. Pernahkah anda begitu bergairah untuk mengenal Allah yang engkau percayai. Atau jangan-jangan selama ini anda hanya mengikuti ritual agama; pergi ke gereje, membaca Alkitab, berdoa dan berbagai macam ritual lainnya. Namun anda sendiri tidak pernah mengenal Dia dan Dia pun tidak pernah mengenal kamu. Bagian ini menyadar ingatkan kita tentang gairah yang penuh dari seorang murid dan pengikut sejati. Pengikut palsu mengikutnya hanya untuk memperoleh berkat, kesembuhan dan kesenangan dunia. Namun pengikut yang benar adalah mereka yang mempertaruhkan hidupnya untuk mengenal Dia secara penuh dan utuh. Bahkan berani mengukir hidup dengan kalimat mati adalah keuntungan. Keuntungan bagi mereka yang bergairah menjadi berbeda, bukan berbicara tentang keuntungan materi tetapi tentang keuntungan rohani yang membawa dampak kekal. Mengisi hidup untuk dampak kekekalan harus menjadi fokus kita. Karena itu mari ubah gairah kita dalam hidup menjadi gairah yang bermakna dan berkenan kepada Tuhan. Kenal Dia dengan penuh gairah, walau nyawa menjadi taruhannya.
Mamahami giarah hidup yang kita jalani memang tidak seindah apa yang diharapkan. Perjalanan yang diimpikan tidak selalu mudah; hambatan, tantangan dan kesulitan selalu menemani indahnya kehidupan ini. Harus terus terang kita katakan bahwa deraian air mata menjadi bagian yang tak bisa ditolak. Itu sebab bila ada orang membayangkan kehidupan ini selalu indah dan bahagia, itu menurut saya pernyataan yang berlebihan. Kita hidup dalam dunia yang penuh pergulatan dan himpitan yang tak mudah, namun kekuatan iman memampukan kita untuk tetap bergairah. Gairah hidup tidak ditentukan oleh pengalaman yang selalu menyenangkan dan kekayaan yang bergelimpangan. Kita bisa berkata haleluya puji Tuhan bukan saat berada dalam zona nyaman namun dalm zona keras dan sulit pun kita bisa berdiri dengan teguh dan kuat. Karena gairah kita bukan karena apa yang ada di luar sana, namun apa yang ada di dalam hati dalam kehendak diri yang Tuhan kenan. Yaitu mengenal Dia. Mengenal Dia harus menjadi gairah terdalam yang menguras seluruh energi kita dan yang menuntun jalan kehidupan kita. Bila kita mengenal Dia hanya sekedar seadanya atau dalam area yang dangkal maka kita tidak tidak akan mengenal Dia secara utuh. Paulus memilih mengenal Dia, bukan secara teori tetapi mengenal Dia secara praktek hidup. Sehingga penderitaan "Kristus" menjadi bagian yang terjadi di dalam hidupnya. Dan di hidupi dalam kehidupannya. Gairah hidup Paulus bukan kepada kepenuhan kepuasan duniawi tetapi kepada kepuasan dalam pengenalan akan yang Ilahi. Mengenal yang Ilahi menjadi kehendaknya secara serius. kehidupannya dipertaruhkan untuk sebuah tujuan, yaitu pengenalan akan Tuhan yang ia percayai. Nampaknya aneh ada orang yang begitu rela mengenal Dia sampai berani mati dan akhir kehidupannya. Semangat inilah yang harus menjadi dan terjadi dalam kehidupan kita. Pernahkah anda begitu bergairah untuk mengenal Allah yang engkau percayai. Atau jangan-jangan selama ini anda hanya mengikuti ritual agama; pergi ke gereje, membaca Alkitab, berdoa dan berbagai macam ritual lainnya. Namun anda sendiri tidak pernah mengenal Dia dan Dia pun tidak pernah mengenal kamu. Bagian ini menyadar ingatkan kita tentang gairah yang penuh dari seorang murid dan pengikut sejati. Pengikut palsu mengikutnya hanya untuk memperoleh berkat, kesembuhan dan kesenangan dunia. Namun pengikut yang benar adalah mereka yang mempertaruhkan hidupnya untuk mengenal Dia secara penuh dan utuh. Bahkan berani mengukir hidup dengan kalimat mati adalah keuntungan. Keuntungan bagi mereka yang bergairah menjadi berbeda, bukan berbicara tentang keuntungan materi tetapi tentang keuntungan rohani yang membawa dampak kekal. Mengisi hidup untuk dampak kekekalan harus menjadi fokus kita. Karena itu mari ubah gairah kita dalam hidup menjadi gairah yang bermakna dan berkenan kepada Tuhan. Kenal Dia dengan penuh gairah, walau nyawa menjadi taruhannya.
Komentar
Posting Komentar