"Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" Ibrani 4:7
Manusia yang berdosa selalu berjalanan atas keinginan dan impian manusia yang telah jatuh dalam dosa. Semua ruang geraknya terarah untuk kepuasaan dan pemunculan jati diri. Tak dapat disangkal lagi bahwa mereka yang menyangkal diri mengikuti keyakinan yang mereka pegang menjadi sangat minim. Salah arah dan salah langkah sudah dianggap lumrah dan tak perlu diperbincangkan atau diperdebatkan. Namun tanpa disadari hati nurani menjadi mati akhirnya masuk dan larut lalu kompromi. Terhanyut dalam arus kenikmatan itulah kesenangan kedagingan manusia. Tak ada orang yang tak mau senang, lihat saja mereka yang belanja terkadang bukan karena kebutuhan tetapi karena kesenangan belaka. Naik pada level lebih tinggi orang membeli barang-barang mewah hanya untuk sebuah gengsi dan sesansi agar semakin terlihat trendy dan dipuji. Itulah lingkar kehidupan manusia, persaingan terjadi bukan pada ruang lingkup yang berdampak dan benar. Kebenaran dan iman hanya jadi hiasan keagamaan agar terkesan bahwa kita orang beragama. Berpikir kritis dan logis tak terlalu menarik yang penting tuntunan kehidupan praktis telah digapai. Oleh karena itu, gairah perlombaan kehidupan berimanan dan ber-Tuhan telah menjadi pudar dan tak segar. Dan tanpa sadar kita telah membuat hati kita mengeras dan beku.
Seruan dan panggilan untuk kita kembali kepada-Nya masih menggema dan berlaku sampai sekarang, yaitu semasa hidup kita. Namun dalam waktu yang kita tidak tahu, ada masanya datang hari perhentian itu. Pada waktu hari perhentian itu masih-masing orang akan menghadap Allah dengan pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semua mahkluk datang tanpa terkecuali dan tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Iya mengenal masing-masing kita sedetil-detilnya. Karena itu kita tak bisa bersembunyi di balik baju keagamaan atau rutinitas pelayanan. Sebab pada akhirnya semuanya akan terbuka dengan jelas, apa sebenarnya yang terjadi pada mu dan apa yang sudah engkau kerjakan. Investasi apa yang kamu kerjakan sehingga menjadi dampak yang besar bagi banyak orang. Itu sebab jangan pernah anggap remeh kehidupan yang Tuhan percayakan dan jangan menjalaninya dengan sembarangan dan sesuka hati. Sebab Allah tentu tak dapat engkau dustai dengan dasi suci. Sebab itu mari kita waspada dan jangan sampai terlambat. Penuhi ruang kehidupan dengan taat dan menjalani firman Tuhan dan harus menjadi kegemaran. Tinggalkan dosa dan jangan keraskan hatimu. Apapun dosa itu, jangan pernah tinggal didalamnya karena bila tak berhenti maka pasti binasa. Namun mereka yang menjalani kehidupan yang berkenan dan mendengar serta berbalik kepada-Nya, kehidupan dan mahkota akan menjadi bagian yang diterima dengan sukacita.
Komentar
Posting Komentar