Langsung ke konten utama

Kemerosotan Zaman

                                                                                            
Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai. Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka! Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu! Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya,  menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Mikha 7:1-6 

Menjadi tak mudah bagi kita menemukan ada orang yang meratapi keadaan yang sangat bejat dan merosot. Banyak orang meresa memiliki panggilan sebagai seorang hamba Tuhan dan rindu memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan, namun apa hendak dikata kehidupannya pun terkadang tak jauh berbeda dari orang dunia yang ada di luar sana.  Melihat kejahatan merajalela bukannya hatinya penuh dengan luka namun semua hanya menjadi sebuah tontonan belaka, karena tak punya daya untuk berbuat apa-apa hingga terkadang hanyut dan tergoda untuk menikmatinya.  Tapi tak demikian dengan Mihka, Ia adalah seorang yang tidak tahan melihat keadaan itu, ia berteriak kepada yang kuasa, dan berkata, Celaka aku! Mengapa ia merasa celaka? Karena memang keadaan yang terjadi sangatlah luar biasa, dan sudah diluar akal sehat manusia.  Kehidupan manusia sudah terlalu jauh menyimpang dari kehendak Tuhan.  Bila tidak berhenti maka akan segera datang petaka menimpa umat-Nya. Kekerasan, ketidakjujuran, dan kebejatan merajalela di kota itu. Sedikit sekali orang yang sungguh-sungguh saleh, dan kasih keluarga nyaris tidak ada lagi. Jikalau kita sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan dan jalan-jalan-Nya, maka kita juga akan meratapi kejahatan yang demikian menyolok di sekitar kita. Kita akan meningkatkan syafaat kita dan berdoa memohon campur tangan Allah Juruselamat kita.  

Yang menarik rupanya kejadian ini tidak hanya terjadi pada zaman Mikha, namun bila kita mau jujur maka kita akan berkata bahwa di zaman kita pun sebenarnya penyakit yang sama juga ada. Orang saleh terlihat sudah hilang, yang ada adalah orang yang terlihat saleh. Dan ini sekaligus menandakan bahwa manusia sudah tidak bergantung pada sang Pencipta seutuhnya tetapi hanya bergantung pada kekuatannya sendiri.  Tuhan hanya sekedar pembicaraan di mulut saja tidak secara serius masuk kepada perubahan hati. Karena dianggap tidak terlalu penting berbicara tentang Tuhan, bicara tentang firman Tuhan, berbicara tentang hal-hal yang rohani, namun yang paling menyenangkan ketika membicarakan tentang kesenangan manusia dan hal-hal yang menyenangkan kedagingan.  Sehingga waktu secara serius untuk belajar firman Tuhan menjadi tidak terlalu dipentingkan.  Dan anehnya kalau meningkuti acara-acara dalam gereja tinggal pilih kegiatan yang sesuai dengan selera, tak penting isinya dan maknanya yang penting aku dapat apa? Wah kehidupan kesalehanpun semakin menjadi rawan dan tak ada maknanya.  Kalau ini yang terjadi di dalam gereja, maka sebenarnya gereja telah gagal mendidik dan membina umat-Nya.  Ini hal yang paling mengerikan bukan? Tetapi biarlah masing-masing kita yang percaya introspeksi diri di hadapan Tuhan, agar pada waktunya kita bisa mempertanggungjawabkan iman kita dihadapan-Nya.  Dan di dapati sebagai orang yang saleh, benar dan menjauhkan diri dari kejahatan.  

Ketika seseorang sudah menjadikan kesalehan bukan sesuatu yang penting dalam hidupnya, maka kecenderungan untuk jauh jatuh dalam dosa pasti tak dapat di hindari.  Karena tidak ada orang yang kuat dengan kekuatannya sendiri.  Kita membutuhkan tangan Tuhan untuk terus menerus menopang hidup kita. Kejatuhan demi kejatuhan dalam dosa akan terjadi. Di sengaja atau tidak, ketika godaan hidup datang, maka tak kuasa bagi seseorang untuk menghindarinya.  Malahan secara perlahan mereka akan menjadi cekatan dalam bebuat jahat.  Hakim dapat di suap, pembesar mengambil keputusan semaunya, hukum diputar balikan.  Namun anehnya adalah orang yang hidupnya benar bagi mereka bagaikan duri yang menakutkan dan dibenci. Inilah realita yang sesungguhnya.  Teman yang baik sudah tidak dapat dipercaya, terkadang kita heran kok teman bisa menjadi lawan.  Anak laki-laki menghina ayahnya dan anak perempuan melawan ibunya demikian juga menantu perempuan melawan ibu mertuanya.  Dengan kata lain, kehidupan dalam keluarga pun menjadi berantakan tak beraturan.  Yang seharusnya orang serumah menjadi sahabat, teman dan kawan tetapi karena kebodohan maka orang-orang serumah pun menjadi musuh.  Sungguh mengerikan bukan, mungkin ini tidak terjadi pada keluargamu, karena itu bersyukurlah. Tapi ingat, harus terus bijksana dan hati-hati dalam menapaki hidup ini. Kalau pun hal ini terjadi pada keluargamu maka cepatlah berdoa kepada Allah agar ada perubahan dan jawaban, sehingga mengalami pemulihan. 

Bacaan ini kiranya menggugah dan menyadarkan kita untuk membuka hati dan merubah cara hidup. Berbaliklah kepada Allah dan jangan sampai kita mengalami celaka.  Tuhan bisa memakai kita untuk menjadi terang dan garam disekeliling dan mengubah bangsa kita.  Tak usah takut berdiri seorang diri sebagai orang yang saleh karena ternyata, satu orang saleh bisa menjadi kunci master untuk mengubah dunia.  Anda cukup untuk menjadi pengikut Tuhan yang setia, dan jangan pernah ikut arus dunia. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...