Yang
kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,
supaya
aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Filipi 3:10,11
Bila ada satu orang yang harus anda kenal, siapakah orang yang harus anda kenal dengan sungguh-sungguh? Jawabannya adalah dari semua orang yang harus anda kenal maka anda harus mengenal Yesus secara penuh dan utuh. Bertahun-tahun masuk keluar gereja, bertahun-tahun menjadi orang percaya, bahkan telah lama menjadi pelayanan Tuhan belum tentu seseorang telah mengenal Kristus. Ini mungkin menjadi pernyataan yang sangat menampar dan tidak enak untuk dibaca, namun menjadi sangat serius untuk dipikirkan. Itu juga yang saya rasakan ketika membaca kalimat Paulus, yang kukehendaki supaya mengenal Dia. Saya dilahirkan dan keluarga yang melayani Tuhan, ayah saya seorang pendeta yang sudah berpuluh-puluh tahun. Dan saya pun sudah menjadi hamba Tuhan fulltimer selama lima belas tahun. Hampir setiap saat bergelut dengan isi Alkitab dan berdoa. Namun ketika berbicara tentang mengenal Dia, nah ini membuat gentar. Saat kita berkata mengenal Dia, dan ternyata Tuhan mengakui bahwa Dia tidak pernah mengenal saya.
Istilah mengenal Tuhan, lebih dari sekedar tahu tentang Dia, lebih dari sekedar sering beribadah, dan lebih dari sekedar sering melayani. Sebab kata mengenal dalam bahasa Ibrani menggunakan kata Yada yang artinya mengetahui atau dalam bahasa Yunani menggunakan kata ginoskein artinya mengenal Dia secara pribadi. Pengenalan seperti ini adalah pengenalan yang sangat dalam karena berkaitan dengan hubungan antara keduanya, antara yang mengenal dan yang dikenal. Paulus berkata kepada Jemaat di Filipi agar mereka mengenal secara pribadi tentang Kristus yang mereka percaya, bukan berdasarkan apa kata orang namun berdasarkan apa kata Tuhan tentang diri-Nya. Itu sebab agar anda dan saya memahami Tuhan dengan baik dan utuh, anda perlu membaca dan pelajari kitab suci. Jangan hanya menikmati sajian khotbah Pendeta atau pelayanan Tuhan. Beli buku-buku studi Alkitab dan tafsiran-tafsiran serta dilengkapi dengan bacaan rohani yang menguatkan iman. Minta pertolongan Tuhan agar mampu memahami kebenaran dengan penuh dan utuh.
Mengenal Kristus menjadi keinginan banyak orang, namun tak sedikit pada akhirnya salah arah dan tersesat jalan-Nya sebab mereka berusaha mengenal Dia dengan cara manusia yang berdosa. Tak sedikit merasa terpanggil menjadi hamba Tuhan, masuk ke sekolah teologi akhirnya memiliki pemahaman yang liar tentang Tuhan. Dia mengenal Tuhan dengan cara pandang salah dan keliru. Akhirnya jalan menjadi buntu dan tak tahu siapa Kristus yang sebenarnya. Tuhan yang kita kenal bukan menjadi objek studi agar bisa dipahami dan dimengerti melalui logika atau filsafat manusia namun biarkan Dia sendiri yang menyatakan diri sebagaimana Ia ingin dikenal. Sebenarnya untuk mengenal Dia, kita hanya perlu membuka hati dan pikiran serta takluk penuh pada kerelaan kehendak-Nya. Alkitab menceritakan bahwa Allah memperkenalkan diri sebagai Pribadi yang hidup dan menghidupkan kita. Ia pemelihara dan penjaga yang sempurna. Ia telah hidup, mati dan bangkit bahkan naik ke surga. Dalam perjalanan iman kita akan memahami dan mengenal Dia secara nyata. Saat mengalami penderitaan kita diingatkan pada penderitaan Yesus yang telah menanggung kesengsaraan kita. Dan kesengsaraan kita dalam pelayanan mengingatkan kita akan persekutuan kita dalam penderitaan-Nya. Kita belajar mengenal Allah dalam penderitaan yang kita tanggung karena diijinkan Allah sebagai salib yang perlu kita pikul dalam keimanan kita kepada-Nya. itu sebab saya salut dengan teman-teman seiman yang berada ditengah-tengah orang yang tidak percaya Tuhan, dalam pergumulan mereka dan penderitaan saat mereka ditekan dan ditindak bahkan harus mati karena percaya kepada Tuhan Yesus. Namun kabar baiknya adalah itu membuat mereka semakin mengenal Dia, kuasa kebangkitan-Nya dan bersekutu dalam penderitaan-Nya.
Semua pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan di dalam Tuhan bertujuan agar kita menjadi serupa dengan Dia. Bagi Paulus pengalaman yang tidak menyenangkan justru membawa kita melihat dan mengalami pengenalan yang nyata akan Kristus yang kita percaya. Kematian bukan sesuatu yang menakutkan sebab Yesus pun telah mengalami itu. Bahkan di dalam kematian pun tubuh kita tidak terikat pada liang lahat sebab akan ada kebangkitan yang datang kemudian. Pengenalan dalam kehidupan dan kematian yang Yesus terima menjadikan kita tahu bahwa Yesus yang kita kenal adalah Dia yang turut merasakan pengalaman hidup manusia.
Komentar
Posting Komentar