Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. Amsal 16:32
Dunia ini menyajikan kepada kita berbagai macam suguhan daya tarik yang pada akhirnya membawa kepada kita untuk masuk dan terikat dalamnya. Mulai dari godaan untuk hidup mewah dan berfoya-foya, hidup yang terlalu narsis dan mementingkan diri sendiri dan sampai kepada godaan seksualitas dan perbuatan amoral lainnya. Fenomena terlalu ditonjolkan secara berlebihan tanpa hidup dalam kedalaman karekater, moral dan spiritualitas yang teguh dan utuh. Disadari atau tidak, bila kita tidak hati-hati maka kita akan masuk dalam kehidupan yang berbahaya tersebut, meski zonanya aman dan tentram tetapi bukan jaminan bahwa anda telah hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
Menurut konsep dunia pahlawan adalah mereka yang mampu melakukan tindakan yang berani dan berarti bagi kehidupan yang baik. Baik bagi diri maupun bagi orang lain. Namun penulis kitab amsal menyatakan bahwa mereka yang sabarlah yang layak disebut sebagai pahlawan. Kesabaran melebihi kekauatan apapun yang ada di dalam dunia ini sebab kesabaran menjadikan semuanya terkendali dengan baik tanpa serangan dan peperangan. dunia mengindentikan bahwa julukan pahlawan yang dapat diberikan kepada mereka yang kuat dan tangguh dalam melawan kejahatan. Namun Alkitab memberikan definisi lebih dalam dan akurat bahwa pahlawan adalah mereka yang penuh kesabaran. Sebab kesabaran bukan hanya sanggup menguasai dunia luar tetapi juga dunia dalam. Kesabaran bukan hanya mampu menguasai orang lain tetapi juga mampu menguasai diri. Begitu banyak orang yang hebat namun tidak bisa menguasai diri sendiri. Penguasaan diri sangat dipelukan dan dibutuhkan. Bukan hanya untuk ruang lingkup kecil tetapi juga untuk ruang lingkup yang lebih besar. Senjata yang paling ampun yang dipakai oleh lawan untuk menghancurkan kita adalah ketidakmampuan kita dalam menguasai diri dan kehilangan kesabaran. Tanpa penguasaan diri dan kesabaran kira akan kehilangan kendali dan akal sehat. Itu sebab sebagai anak Tuhan pun kita di tuntut untuk mampu sabar dan mampu menguasai diri.
Begitu banyak orang percaya yang tidak mampu menguasai diri dan tidak sabar. Akhirnya tanpa disadari mereka telah meletakan kekuatan mereka pada kekuasaan musuh. Sehingga musuh menjadi "berpesta" dan menguasai hidup kita. Siapa yang menguasai diri kita? Musuh atau Tuhan? Menurut saya adalah hal itu sangat tergantung pada kepada siapa anda bersandar dan berserah. Bila anda berserah pada Tuhan maka penguasaan diri anda terletak pada kekuatan Tuhan. Tuhan yang memimpin dan menguasai hidupmu. Tuhan akan memampukan kita untuk menghadari godaan dunia ini. Namun bila kita berserah pada iblis maka kekuatan kita habisa dan tinggal tunggu waktunya kapan kita akan menjadi hancur. Itu sebab Alkitab selalu mengajak kita agar jangan bersandar kepada kekuatan diri sendiri. Sebab kekuatan kita lemah dan rapuh. Namun kekuatan yang berasal daripada-Nya memampukan kita untuk bangkit dan kuat.
Mari jalani hari-hari kita dengan penguasaan diri dan jangan bersandar pada pengertian kita sendiri. Minta tuntunan Tuhan setiap hari dan saya percaya anugerah-Nya melimpah bagi kita.
Komentar
Posting Komentar