Langsung ke konten utama

Sukacita Natal


"Terpujilah Allah di langit yang tertinggi! Dan di atas bumi, sejahteralah manusia yang menyenangkan hati Tuhan!" Lukas 2:14 (BIS)

Setiap kali kita masuk di bulan Desember, maka nuansa natal dengan segera terasa di mana saja, di ruang publik maupun di ruang pribadi terutama bagi mereka yang percaya.  Kita dengan segera ingin mempersiapkan dekorasi, pernak-pernik dan rutinitas yang berkaitan dengan natal.  Mulai dari kegiatan yang sangat rohani sampai ke bagian yang sangat jasmani.  Dan manusia sudah tidak dapat membedakan mana sukacita duniawi dan mana sukacita sejati.  Senang dan sukacita yang kita pahami hanya sekedar bahwa aku happy dan bahagia, namun yang sebenarnya sukacita yang terjadi dalam pesan yang sesungguhnya dari natal lebih dari itu semua.  Natal bukan bicara tentang senang karena khotbah pendeta bagus dan mengena, bukan berbicara tentang indahnya paduan suara di gereja, bukan juga berbicara tentang kegiatan dan acara yang berjalanan dengan sukses dan gegap gempita serta bukan berbicara tentang hadiah dan salam natalnya.  Tetapi berbicara tentang makna yang luar biasa dari natal, yaitu Allah yang adalah Raja mau datang ke dalam dunia dengan cara mengosongkan diri-Nya menjadi manusia.  Ia rela hina agar hidup manusia berharga dan mulia.  Ia rela miskin agar kita menjadi diperkaya di dalam-Nya.  Tentu saja bukan kaya dalam materi tetapi kaya dalam pengenalan dan pengetahuan akan Tuhan.  Kita mampu melihat kemuliaan dan kebenaran yang dinyatakan di dalam kegelapan. Itu sebab malaikat sangat bersukacita karena mereka tahu persis tentang maksud dan pesan dari kehadiran sang juruselamat di dalam dunia.  Dalam hadir-Nya Ia telah memberikan sebuah harapan bagi yang tidak berpengharapan.  Ia telah menuntaskan ketakutan manusia bagi yang dalam ketakutan.  Dan Ia telah menjadi jawaban atas keraguan manusia bagi yang masih dalam keraguan.  sejatinya di dalam Yesus tergenap sudah apa yang dijanjikan di dalam perjanjian lama.  Penggenapan itu telah menjadi titik awal perubahan kehidupan manusia.  Sehingga Allah yang mengaruniakan Anak-Nya perlu ditinggikan dan diagungkan sebab karena inisiatif-Nyalah kita sebagai manusia yang sepatutnya bisa beroleh pengharapan kehidupan kekal itu.  Namun hanya mereka yang punya kerinduan untuk menyenangkan hati-Nyalah yang menerima sejahtera.  Sebab kehadiran Yesus membuat mereka menjadi penuh sukacita.  Bagi mereka yang tidak menerima-Nya kehidupan yang dijalani terus hampa dan kosong.  Kekosongan hidup yang dijalani tanpa Tuhan memang sangat menyedihkan.  Bukan hanya di dunia ini tetapi di dalam kekekalan nanti sungguh memprihatinkan.  Itu sebab kita jangan sampai terjebat dalam sukacita yang kosong.  Penuh tawa dan ria tetapi tanpa makna dan hampa adanya.  Karena itu mari kita kembali ingat bahwa sukacita natal sesungguhnya adalah ketika anda menerima Dia dan membiarkan Dia menuntun hidup anda setiap saat dalam segala lingkup kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Murid yang Radikal

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 Perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan sepenuh hati, pikiran dan kekuatan hidup.  Sekali mengikut-Nya berarti siap berjalan dalam hidup-Nya. Diri menjadi tak terlalu penting tetapi Yesus yang diikuti menjadi keinginan dan pembakar semangat hidup yang ditapaki.  Memang Yesus juga secara ketat dalam hal pemilihan dan pernyataan bahwa barang siapa yang mau mengikut-Nya harus berani mengabaikan diri dan mengutamakan Tuhan.  Sehingga ada yang menawarkan diri mendapat tolakkan dari-Nya sebab mengikut Yesus bukan berbicara tentang aku mendapat apa tetapi berbicara tentang aku memberi apa? Menjadi menarik saat kita tahu bahwa menjadi pengikut Yesus bukan sekedar banyak orang tetapi berbicara tentang kualitas hidup seseorang.  Artinya hidup tanpa kompromi dengan keinginan-keinginan yang selalu menjadi iming-iming ...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...