Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang
berfirman. Sebab jikalau
mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi,
tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari
sorga? Waktu itu suara-Nya
menggoncangkan bumi , tetapi sekarang Ia memberikan
janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja,
melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali
lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena
ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api
yang menghanguskan. Ibrani 12:25-29
Penulis surat Ibrani
mengemukakan bahwa tidak ada satu pun yang kekal di dalam dunia ini. Segala sesuatu dapat digoyahkan dan hancur
karena memang pada waktunya akan berakhir. Namun meski semuanya berlalu dan
dapat dijebol, ada suatu hal yang pasti dan tetap terus bertahan berdiri tegak
dan abadi, yaitu hubungan orang percaya dengan Allah penciptanya. Itu sebab
penulis Ibrani memberikan nasihat kepada orang-orang percaya agar mereka jangan
menolak Dia, yang berfirman itu. Perhatikan Kristus. Jangan menolak suara
Kristus yang berbicara melalui Injil. Jika malapetaka dahulu menimpa mereka
yang menolak suara Allah di Sinai, betapa lebih besar lagi malapetaka yang akan
menimpa mereka yang menolak atau tidak bersedia mendengar utusan Allah,
Putra-Nya sendiri. Namun mereka yang berbakti kepada Allah dengan hormat dan
mengabdi kepada-Nya dengan setia dan taat akan berdiri dengan kuat saat
goncangan itu datang.
Dengan kata lain,
sebetulnya penulis Ibrani seolah-olah ingin menegaskan: “Bagimu masih ada
pilihan (belum terlambat), yaitu tetap setia kepada Allah sampai waktu alam
semesta dihancurkan, hubunganmu dengan Dia tetap teguh dan aman, atau tidak
setia pada-Nya sehingga Allah yang mestinya menjadi keselamatanmu akan berubah
menjadi api yang menghanguskan kamu.” Penegasan ini memang sangat mengerikan,
namun di dalamnya terkandung kebenaran yang sejati, yaitu bahwa jika orang
setia kepada Allah, ia akan memperoleh sukacita abadi, namun jika ia tidak
setia kepada-Nya, maka ia akan kehilangan sukacita yang limpah itu. Itu sebab kesetiaan dalam keberimanan menjadi
modal yang sangat diperlukan dalam menapaki hari-hari di dunia ini. Semua boleh saja tergoncang, dan kita tidak
perlu takut karena orang yang beriman akan tetap bertahan sampai kesudahannya.
Komentar
Posting Komentar