Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan
yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu
karena Yesus Kristus. 1 Petrus 4:11
Pelayanan adalah meruapakan suatu anugerah Allah semata. Tak ada kelayakan dan kehebatan kita yang membuat Allah harus memakai kita di dalam pekerjaan-Nya yang mulia. Batu pun bisa dipakai-Nya, kalau Dia mau. Namun karena kemurahan-Nya, Ia memakai kita di tangan-Nya untuk menjadi mitra dalam pengembangan kerajaan Allah. Itu sebab Petrus berkata dalam suratnya, agar siapa pun yang melayani Tuhan hendaknya melayani-Nya dengan kekuatan yang penuh. Artinya pelayanan yang dilakukan bukan hanya sekedar atau asal-asalan dan bukan juga karena kita senang tetapi sungguh karena kerinduan yang dalam akan pekerjaan Tuhan berkembang luas dan menjadi berkat. Pelayanan yang dilakukan bukan soal sebuah kegiatan yang dangkal dan rutinitas belaka tetapi dengan kekuatan yang luar biasa dan dengan rasa penuh cinta dan hormat akan Dia di dalam tanggungjawab yang mendalam. Memang itulah pelayanan yang sejati. Bukan berbicara aku dapat apa atau aku memberikan apa? tetapi sesungguh berbicara soal sekuat apa saya melayani Dia. Kesenangan pribadi menjadi bukan impian dalam pekerjaan Tuhan karena sesungguhnya hanya Tuhan yang berhak dan layak mendapat penghormatan dan kemuliaan. Kalau kita baik, benar dan penuh kekuatan melayani Tuhan jangan terlalu begitu bangga karena memang itu sudah seharusnya. Tak perlu sikut sana-sini dalam melayani-Nya karena memang bukan itu arenanya. Kemurniaan hati tentu akan diuji dalam setiap bagian pelayanan yang dijalani saat tidak dihargai, saat tidak mendapat balasan yang baik, dan saat kita tidak diterima dengan baik . Bukan hanya pujian dan jabatan yang bisa membuat seseorang menjadi rawan lalu jatuh dalam pelayanan tetapi juga uang yang menggiurkan tentu bisa menjadi dalang yang menghayutkan. Seakan setelah seseorang telah lama dalam pelayanan keinginan akan hidup yang terhormat, memiliki hati yang bersih dan semangat yang menyala telah pudar. Pelayanan menjadi ladang yang empuk untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan pribadi dan bukan keinginan Tuhan. Miris memang bila kita menemukan ada hamba-hamba Tuhan yang harusnya menjadi hamba yang baik, ternyata berubah menjadi hamba yang jahat. Di dalam Kitab Yehezkiel Allah menegur secara keras kepada hamba-hamba yang jahat dan hukuman Tuhan atas hamba yang demikian pasti akan terjadi. Anugerah Allah menggerakkan kita untuk melayani-Nya dengan penuh kasih dan pengorbanan supaya Allah yang kita layani di muliakan dalam segala sesuatu di dalam Yesus Kristus. Mari kita hidup dengan bijak dan terhormat. Bila memang kita dipakai-Nya untuk melayani umat maka layanilah umat dengan sungguh-sungguh dan sekuat tenaga kita. Karena memang Allah berlayak mendapatkannya, itu sebab Tuhan Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya dan menderita karena Dia secara tulus ingin menyenangkan hati Bapa. Sebab Allah sangat berlayak menerima yang terbaik itu.
Pelayanan adalah meruapakan suatu anugerah Allah semata. Tak ada kelayakan dan kehebatan kita yang membuat Allah harus memakai kita di dalam pekerjaan-Nya yang mulia. Batu pun bisa dipakai-Nya, kalau Dia mau. Namun karena kemurahan-Nya, Ia memakai kita di tangan-Nya untuk menjadi mitra dalam pengembangan kerajaan Allah. Itu sebab Petrus berkata dalam suratnya, agar siapa pun yang melayani Tuhan hendaknya melayani-Nya dengan kekuatan yang penuh. Artinya pelayanan yang dilakukan bukan hanya sekedar atau asal-asalan dan bukan juga karena kita senang tetapi sungguh karena kerinduan yang dalam akan pekerjaan Tuhan berkembang luas dan menjadi berkat. Pelayanan yang dilakukan bukan soal sebuah kegiatan yang dangkal dan rutinitas belaka tetapi dengan kekuatan yang luar biasa dan dengan rasa penuh cinta dan hormat akan Dia di dalam tanggungjawab yang mendalam. Memang itulah pelayanan yang sejati. Bukan berbicara aku dapat apa atau aku memberikan apa? tetapi sesungguh berbicara soal sekuat apa saya melayani Dia. Kesenangan pribadi menjadi bukan impian dalam pekerjaan Tuhan karena sesungguhnya hanya Tuhan yang berhak dan layak mendapat penghormatan dan kemuliaan. Kalau kita baik, benar dan penuh kekuatan melayani Tuhan jangan terlalu begitu bangga karena memang itu sudah seharusnya. Tak perlu sikut sana-sini dalam melayani-Nya karena memang bukan itu arenanya. Kemurniaan hati tentu akan diuji dalam setiap bagian pelayanan yang dijalani saat tidak dihargai, saat tidak mendapat balasan yang baik, dan saat kita tidak diterima dengan baik . Bukan hanya pujian dan jabatan yang bisa membuat seseorang menjadi rawan lalu jatuh dalam pelayanan tetapi juga uang yang menggiurkan tentu bisa menjadi dalang yang menghayutkan. Seakan setelah seseorang telah lama dalam pelayanan keinginan akan hidup yang terhormat, memiliki hati yang bersih dan semangat yang menyala telah pudar. Pelayanan menjadi ladang yang empuk untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan pribadi dan bukan keinginan Tuhan. Miris memang bila kita menemukan ada hamba-hamba Tuhan yang harusnya menjadi hamba yang baik, ternyata berubah menjadi hamba yang jahat. Di dalam Kitab Yehezkiel Allah menegur secara keras kepada hamba-hamba yang jahat dan hukuman Tuhan atas hamba yang demikian pasti akan terjadi. Anugerah Allah menggerakkan kita untuk melayani-Nya dengan penuh kasih dan pengorbanan supaya Allah yang kita layani di muliakan dalam segala sesuatu di dalam Yesus Kristus. Mari kita hidup dengan bijak dan terhormat. Bila memang kita dipakai-Nya untuk melayani umat maka layanilah umat dengan sungguh-sungguh dan sekuat tenaga kita. Karena memang Allah berlayak mendapatkannya, itu sebab Tuhan Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya dan menderita karena Dia secara tulus ingin menyenangkan hati Bapa. Sebab Allah sangat berlayak menerima yang terbaik itu.
Komentar
Posting Komentar