Langsung ke konten utama

Meminta Kebijaksanaan & Pengertian



Pada malam itu juga Allah menampakkan diri kepada Salomo dan berfirman kepadanya: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” Berkatalah Salomo kepada Allah: “Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada Daud, ayahku, dan telah mengangkat aku menjadi raja menggantikan dia.  Maka sekarang, ya TUHAN Allah, tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah.  Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?” Berfirmanlah Allah kepada Salomo: “Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.”
2 Tawarik 1:7-12

Pernyertaan Tuhan sungguh amat nyata dan terasa luar biasa dalam pemerintahan seorang raja yang bernama Salomo.  Kerajaannya teramat kuat dan luar biasa besarnya karena Tuhan yang menjadikannya.  Tidak heran jika Salomo menjadi sangat disegani dan diberkati sebab Allah yang bekerja nyata baginya di belakang layar.  Allah telah menunjukkan kasih setia-Nya yang besar kepada Daud, ayahnya.  Dan Allah yang sama juga yang menunjukkan kasih setia-Nya kepada Salomo sebagai peneguhan bahwa Allah berkenan padanya.  Itu sebab, Allah bertanya kepadanya, “apakah yang hendak Salomo minta dari-Nya?”.  Tak disangka ternyata Salomo hanya meminta kebijaksanaan dan pengertian.  Tidak lebih dan tidak kurang.  Permintaan tersebut menunjukkan keagungan sikap Salomo dalam dua hal penting. Pertama, Salomo memandang kepentingan bangsanya sebagai hal yang lebih penting daripada kepentingannya sendiri. Kedua, Salomo menunjukkan kebergantungan penuh kepada Tuhan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang raja. Pemintaan itu amat dihargai oleh Tuhan sehingga Dia menganugerahkannya dan memberikan berkat jasmaniah sebagai tambahan kepada Salomo, yaitu kekayaan dan kemuliaan.  Yang menjadi sangat penting adalah bukan berapa banyak yang ia diterima dari Allah tetapi apa yang ia berikan kepada Allah dari apa yang telah diterimanya itu. Seringkali kita lebih senang menerima sesuatu dari Allah, namun lupa memahami bahwa sebenarnya apa yang kita terima mestinya dikembalikan untuk menjadi kemuliaan Allah Bapa di surga.  Gereja yang terlalu menekankan tentang mencari berkat, tanpa mengajarkan untuk memakai berkat yang telah diterimanya itu menjadi kemuliaan Allah, cepat atau lambat akan menjadi gereja yang kehilangan arah dan langkah.  Allah dicari bukan karena Pribadi-Nya yang mengagumkan itu, tetapi Dia dicari hanya untuk materi dan kepuasan.  Dengan demikian, manusia telah menjadikan Allah hanya sebagai “alat” saja untuk mencapai keinginannya.  Itu sebab di dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus dengan keras memberikan teguran kepada mereka yang hanya ingin ikut Dia hanya karena roti yang mengenyangkan  tetapi firman Allah yang hidup itu, yang hadir di antara mereka justru ditolak.  

Salomo telah meminta sesuatu permintaan yang benar kepada Allah. Sebagai seorang raja ia memang membutuhkan kebijksanaan dan pengertian untuk memimpin umat yang Allah percayakan kepada-Nya.  Seharusnya permintaan Salomo ini menjadi permintaan semua orang.  Sebab dalam segala lini kehidupan kita perlu kebijaksanaan dan pengertian itu.  Sebagai seorang ayah, ia membutuhkannya.  Seorang pemimpin perusahaan butuh itu. Pemimpin sebuah negara memerlukannya.  Apalagi sebagai pemimpin rohani, tentu sangat membutuhkannya.  Namun ini justru menjadi permintaan yang sangat jarang disampaikan kepada Tuhan.  Karena ternyata semua orang lebih suka meminta harta, umur panjang dan beribu permintaan yang ujung-ujungnya hanya untuk kepuasaan diri dan nikmat sesaat.  Mulai dari permintaan yang sangat jasmani sampai kepermintaan yang berbalutkan bau rohani, ujung-ujungnya menjadikan diri sebagai pusatnya.   
  
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata kebijaksanaan sebagai “kepandaian seseorang dalam menggunakan akal budinya, yaitu pengalaman dan pengetahuannya sehingga seseorang dapat terlepas dari suatu bahaya besar.  Dan juga bisa diartikan sebagai kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan.” Kebijaksanaan dan pengertian Salomo dikenal pertama kali ketika ia memecahkan persoalan pertengkaran dua perempuan mengenai bayi mereka (1 Raja 3:16 dab), kemampuannya menyelesaian kasus itu menjadikan Salomo dikenal sebagai seorang Raja Israel yang penuh hikmat. Ia adalah penulis, perintis sastra dari Sastra Hikmat Israel. Ia juga dikenal sebagai seorang yang luar-biasa pandai, mengetahui ilmu-ilmu tentang pepohonan dan binatang (1 Raja 4:29 dab, Amsal 30:24-31). Sebagai seorang raja, ia mengungguli negara-negara lainnya, di Mesir, Arab, Kanaan dan Edom. Salomo juga piawai dalam berdagang, ia tahu benar pentingnya kedudukan Israel sebagai jembatan yang menghubungkan Mesir dan Asia. Ia memanfaatkan kedudukannya dengan menguasai jalan kafilah utama dari utara ke selatan. Ia mengikat perjanjian perdagangan dengan Hiram, raja Tirus, menyediakan armada baginya yang memungkinkan dia juga memonopoli jalur pelayaran laut. Kekayaan Salomo dikenal secara luas. Kunjungan Ratu Syeba (1 Raja 10:1-13) barangkali menyangkut diplomasi perdagangan. Penguasaan Salomo atas jalur-jalur perdagangan di selatan dan siasat-siasatnya bisa menjadi ancaman bagi keuangan negeri Syeba. Kunjungan ratu itu sangat berhasil, walaupun mungkin ia harus membagi keuntungannya dengan raja Salomo, seperti yang juga dilakukan raja-raja Arab lainnya (1 Raja 10:13-15). Ketajaman nalar bisnis Salomo mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan letak wilayah Israel. Ia menjadi agen tunggal bagi orang Het dan orang Aram dalam perundingan untuk membeli kuda dari Kewe (Kilikia) atau kereta perang dari Mesir (1 Raja 10:28-29). Usaha-usaha ini dan juga usaha-usaha lainnya mendatangkan keuntungan yang besar, sehingga lahir sebutan "perak sebanyak batu", dan "kayu aras sebagai kayu ara di Yerusalem". Salomo bergeliman kemuliaan, berbeda dengan kesederhanaan kehidupan raja Saul di Gibea.

Alkitab dengan tegas memberikan penekanan bahwa Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat (1Raj 10:23).  Karena hikmatnya yang luar biasa itu membuat seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat  yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya (1Raj 10:24).  Allah sang sumber hikmat itu dengan rela dan penuh sukacita memberikannya kepada mereka yang dikenan-Nya agar melaluinya mereka mewarkan nama-Nya hingga digemanya  sampai ke seluruh penjuru bumi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...