Lalu
Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku. Markus 8:34
Berita dari Iman Kristen
berpusat pada hidup mengikut Yesus dengan menyangkal diri dan memikul salib. Resiko yang mungkin saja terjadi adalah
mereka akan kehilangan nyawanya karena Injil yang diberitakan itu. Perkataan Yesus ini bisa jadi membuat para
pengikut-Nya tersentak dan ciut. Bisa jadi ada yang membatalkan niatnya. Bisa dipahami memang dan sungguh
amat mengejutkan terutama bagi mereka yang berharap saat mereka ikut Yesus,
hidup mereka akan aman dan lancar serta penuh dengan kesuksesan. Namun
di sini kita melihat kejujuran Yesus dalam memanggil orang-orang yang hendak
mengikut-Nya. Inilah jalan hidup yang sesungguhnya. Bahwa Yesus tidak pernah berusaha untuk
menyogok para pengikut dengan menawarkan jalan yang mudah. Ia memberitahukan
dengan jelas dan tegas bahwa ketika seseorang hendak mengikut-Nya maka mereka
harus siap memikul salib. Artinya mereka
harus siap menderita, diabaikan, dihina, dianggap sebagai penjahat bahkan siap
mati.
Sejatinya Yesus memulai
kalimat penggilan-Nya tanpa basa-basi.
Pernyataan-Nya penuh dengan kejujuran dan sekaligus merupakan fondasi
yang kokoh untuk memanggil pengikut sejati.
Kejujuran pemimpin-pemimpin besar selalu merupakan salah satu ciri khas
yang menentukan sikap para pengikutnya.
Dan ini merupakan ciri khas dari seorang pemimpin yang dapat
diandalkan. Mudah bagi seseorang untuk
mengikut pemimpin yang tidak pernah memberikan standard bagi para
pengikutnya. Yesus mengubah mindset
manusia pada umumnya dan menantang mereka untuk masuk pada jalan hidup yang
sesungguhnya. Ia membangkitkan semangat
yang sedang tidur, Ia menawarkan jalan yang lebih tinggi dan yang lebih
sulit. Memang, Ia datang bukan membuat
jalan hidup seseorang menjadi lebih mudah melainkan untuk membentuk manusia
sehingga menjadi mulia.
Tetapi harus dipahami
bahwa Dia sesungguhnya bukanlah Allah yang senang melihat manusia
menderita. Karena sejatinya salib
menjadi alat ditangan-Nya untuk membentuk karakter, iman, kehidupan dan
penyerahan kita kepada-Nya. Ia sendiri
yang adalah Allah sejati, menaklukan diri pada kehendak Bapa-Nya, dan dengan
rela Ia pikul salib-Nya. Sesungguhnya
salib yang kita pikul adalah merupakan bagian kecil dari salib yang seharusnya
kita tanggung.
Jika seseorang ingin
mengikut Yesus, hendaklah ia belajar untuk berkata “tidak” pada diri sendiri
dan “iya” kepada Kristus. Berkata dengan
tegas tidak pada dosa dan iya pada kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah memang terasa “sulit”
namun terasa enak bila dijalani dengan ketaatan. Melakukan dosa memang terasa “manis” namun
berujuk pada rasa pahit yang mendalam.
Dalam hal ini Paulus
telah memikul salibnya dengan baik dan berkata, “bukan lagi dia yang hidup
melainkan Kristuslah yang hidup dalamnya.
Dan ia pun berkata bahwa “ia telah mengakhiri pertandingan dengan baik.”
Memikul salib dan mengikut kehendak Kristus, itulah panggilan hidup orang
percaya. Memang tak selalu mudah namun itulah jalan hidup yang sesungguhnya.
Komentar
Posting Komentar