"Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:14
Natal menjadi perayaan
rutin tiap tahunnya. Mulai dari perayaan
di gereja baik yang umum dan tiap-tiap komisi, ditambah natal kantor, natal
satu arisan dan bahkan natal satu suku, belum lagi perayaan natal keluar besar
dan kecil, seakan bulan desember menjadi penuh kegiatan natal. Namun menjadi
pertanyaan penting adalah sebenarnya natal itu milik siapa? Kalau kita bilang
natal itu milik orang Kristen maka dengan segera kita tahu bahwa sebenarnya
tidak semua orang Kristen merayakannya.
Dan ternyata ada juga mereka yang non-Kristen hadir di acara-acara
natal. Kalau begitu natal itu milik
siapa? Tak mudah menjawabnya, namun Alkitab memberikan jawaban yang sangat
jelas dan tuntas serta tak terbantah.
Natal sebenarnya bukanlah
sebuah seremonial atau rutinitas ritual agamawi yang tiap tahun kita rayakan. Natal merupakan agenda Allah yang telah
dirancang-Nya sendiri dalam kekekalan.
Kehadiran Natal di dunia memang merupakan sebuah fakta yang tak masuk
logika manusia. Natal yang didamba penuh
semarak, tawa dan sukacita. Namun yang
terjadi justru linangan air mata, kesakitan dan kesusahan. Mereka yang menjadi “aktor” natal tidak
menerima pujian, tanpa apresiasi dan tanpa bunga, seakan mereka terhina, itulah
yang dialami Maria dan Yusuf. Yang mereka alami bagaikan bintang tamu yang
diundang hanya menjadi pelengkap penderita, bukan bintang utama, dengan
apresiasi dan honor yang tinggi. Saat mereka sedang bertunangan justru Allah seakan
menghempas, mengambil kesenangan dan sukacita mereka. Bukan hanya terhina namun
sengsara mengikuti dan dijalani setiap hari, sampai Maria menyaksikan kematian
anaknya di kayu Salib. Di dalam Natal manusia
tidak mampu melihat ke belakang layar dan menengadah ke atas untuk memperhatikan
wibawa surga yang sedang dipertunjukan secara nyata di bumi ini. Ini
menunjukkan betapa gelapnya hati manusia yang telah dikuasai oleh dosa sampai
tak mampu melihat maksud Ilahi yang membumi.
Pada waktu itu ketika seorang
anak laki-laki lahir, maka para pemain musik lokal berkumpul di rumah yang
bersangkutan untuk menyambut kedatangannya dengan permainan musik yang
sederhana. Berbeda dengan Yesus, karena
Ia lahir dipalungan maka upacara itu tidak dapat terlaksana. Dan para malaikat mengambil alih tempat para
pemain musik itu dan menyanyikan puji-pujian bagi Yesus, “Kemuliaan bagi Allah
di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya.” Pujian ini menggema “di dalam surga dan di bumi.” Kesannya
memang penuh kesederhaan namun penuh makna dan pesan. Allah yang merancang, Ia sutradaranya bahkan
ketua panitianya. Seharusnya megah
meriah karena Dialah penguasa surga dan dunia ini. Meski hadir-Nya sederhana tapi cara-Nya menggugah
dan meresahkan hati manusia.
Karena itu, dapatlah
disimpulkan bahwa Natal adalah milik Allah.
Ia pemerkasa utamanya. Agendanya
sempurna dan terjadi di dalam dunia melalui lahirnya Yesus sang Juruselamat
itu. Allah berlayak menerima kemuliaan
dari Natal. Karena itu malaikat secara
agung menaikan pujian kemuliaan pada-Nya.
Mereka tahu persis memberikan pujian itu. Lalu kalimat selanjutnya bahwa mereka yang
berbahagia, yang memiliki natal itu adalah tiap-tiap orang yang berkenan kepada-Nya. Berkenan kepada Allah adalah sebuah anugerah
bagi mereka yang percaya dan rela menjadi alat di tangan-Nya. Secara manusia memang Maria dan Yusuf seakan
penuh sengsara dan derita karena natal itu, tetapi pada sisi sorga mereka
adalah orang yang paling berbahagia karena mereka adalah orang yang diperkenan
Tuhan untuk ambil bagian dalam agenda natal itu sendiri. Mereka yang berkenan kepada-Nya dengan rela
mengijinkan-Nya memakai mereka sehingga mereka juga sebenarnya adalah pemilik
natal itu. Itu artinya, sebetulnya,
semua orang yang berkenan kepada-Nya, membuka hati untuk-Nya dan merelakan diri
dipakai-Nya, mereka itulah yang memiliki natal itu yang sebenarnya. Kiranya kita semakin bijak dalam memahami
natal dan dipenuhi dengan pemahaman penuh serta utuh.

Komentar
Posting Komentar