Ibrani 13:3
Gereja di dalam PB
memandang orang-orang percaya dan menyapa satu sama lain sebagai
saudara-saudara seiman di dalam Kristus (bd. 1Tes 4:9-10;
1Pet 1:22;
2Pet 1:7).
Persaudaraan Kristen merupakan akibat dari hubungan bersama dengan Bapa dan
Putra tunggal-Nya (Ibr 1:2) Pada waktu kita mengambil bagian dalam kasih
karunia Kristus, kita semua menjadi anak-anak bersama Dia dan ahli waris
bersama dari berkat-berkat Bapa (Ibr 1:2;
Yoh 1:12-13;
Rom 8:14-17;
Ef 1:5-7).
Sebagai akibat persaudaraan ini, kita diajarkan oleh Bapa untuk saling
mengasihi (1Tes 4:9;
1Yoh 4:11).
Surat Ibrani ditulis
ketika Jemaat Kristen dicurigai oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Sebab Jemaat Kristen pada umumnya tidak mau
bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan setempat yang mengikrarkan sumpah-sumpah
rahasia dan menjalankan berbagai upacara yang bertentangan dengan iman
Kristen. Oleh karena itu, mereka
mendapatkan perlakukan yang tidak menyenangkan dan tidak adil. Ada yang harta bendanya dirampas, dan ada pula
yang ditindas oleh pemerintah Romawi karena menolak bersumpah setia kepada Kaisar
atau menyembahnya sebagai dewa. Bahkan
ada yang dimasukan ke dalam penjara.
Dalam hubungan antara sesama orang percaya, kita diminta untuk mengingat
mereka yang telah diperlakukan dengan sewenang-wenang sebagai tawanan (13:3).
Bila ini diperluas maka mencakup juga orang-orang di penjara, yakni orang-orang
hukuman. Ungkapan kamu sendiri juga mengandung arti
adanya persamaan antara kita dan mereka yang dipenjara. Dulu kita juga
terhitung sebagai orang hukuman karena dosa tetapi karena Kasih Kristus kita
terbebas dari hukuman yang seharusnya kita tanggung. Karena itu, orang-orang percaya diperintahkan
untuk berbagi dengan orang-orang hukuman seakan-akan mereka sendiri adalah
orang hukuman. Selama orang-orang percaya masih ada di dalam dunia ini, maka setiap
orang mungkin saja menderita karena permusuhan, penganiayaan atau dipenjarakan
karena iman mereka. Namun kasih yang
terikat satu sama lain memampukan setiap orang untuk bertahan dan mengalami
kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian yang ada. Mereka yang berada dipenjara tidak merasa
dilupakan dan diabaikan namun mereka merasa diperhatikan dan dikasihi.
Di dalam dunia yang bersifat
individualis, dimana setiap orang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau
peduli dengan kehidupan orang lain tentu bagian yang disampaikan oleh penulis
Ibrani ini sangat penting dan berarti bagi kita sekaligus menantang kita untuk
menerapkan iman percaya kita kepada sesama.
Iman yang hidup tak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri tetapi
memperhatikan kepentingan dan kehidupan orang lain juga. Ketika kita hanya terjebak untuk
memperhatikan diri saja maka ingatlah akan pesan firman Tuhan bahwa masih
banyak saudara-saudara kita yang berada di luar sana yang membutuhkan
pertolongan termasuk mereka yang ada di dalam penjara. Tak semua mereka yang ada di dalam penjara
karena harus menanggung konsekuensi logis dari apa yang selayaknya mereka
terima. Namun tak jarang juga dari
mereka harus berada di sana karena iman percaya mereka kepada Tuhan Yesus. Yang kita kenal di Indonesia Pdt. Jusuf Roni
misalnya, yang harus mendekam dipenjara karena iman percayanya. Yang menarik adalah ketika ia dipenjara di
tahun 1979, Jusuf Roni berkata, “Dan juga salah-lah pendapat bahwa dengan
menahan saya berlarut-larut bisa mengubah iman Kristen saya, karena iman
percaya itu datangnya dari Tuhan, maka justru iman Kristen saya bertambah-tambah!,”
tandasnya. Saat berada di dalam penjara, ia mendapatkan banyak kunjungan dari
orang-orang percaya, termasuk para pendeta.
Namun tak sedikit juga para pendeta dan orang percaya yang dulunya
dengan semangat mengundangnya untuk memberikan kesaksian di gereja tentang iman
percayanya kepada Yesus, kini tak peduli kepadanya saat ia berada di dalam
penjara. Kepedulian kepada sesama dalam
keberimanan kita kepada Tuhan harusnya bisa diwujud nyatakan dalam tindakan
nyata dan bukan hanya angan-angan semata.
Kiranya semakin lama kita percaya dan mengikut Tuhan, maka semakin besar
pula kasih kita kepada sesama.
Komentar
Posting Komentar