Aku
heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia
Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau
seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang
berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti
yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada
orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang
telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari
kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?
Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah
hamba Kristus. Galatia 1:6-10.
Jemaat di Galatia
mengalami goncangan iman karena adanya guru-guru palsu yang memberitakan ajaran
yang berbeda dengan Injil yang seutuhnya.
Mereka menyatakan bahwa kalau keselamatan bukan hanya didasarkan pada
percaya pada Kristus saja tetapi juga karena melakukan tindakan keagamaan
seperti disunat, mengikuti hukum Taurat dan melakukan perayaan menurut adat
istiadat Yahudi. Dengan kata lain,
tidak cukup selamat karena percaya pada Yesus tetapi diperlukan tambahan yang
lainnya. Beberapa jemaat yang sudah lama
mendengar tentang Injil yang utuh berbalik dari pada Dia dan mengikuti ajaran
guru palsu. Memang sangat disayangkan
ternyata godaan pengajaran dari para guru palsu itu begitu melemahkan iman
mereka. Mereka tidak hanya berbalik
tetapi secara aktif mengikuti suatu injil yang lain itu. Paulus dengan keras memperingatkan bahwa
terkutuklah mereka yang memberitakan ajaran yang menyesatkan jemaat karena
mereka melakukannya bukan untuk kemuliaan Allah tetapi hanya untuk kepuasaan
jasmani manusia saja. Bagi guru palsu
mereka puas kalau bisa melayani manusia dan memuaskan mereka namun bagi Paulus,
dia lebih senang bila Allah dipuaskan dalam pelayanan-Nya. Dia menolak untuk dikagumi dan dihormati oleh
manusia karena dia adalah hamba Kristus.
Seorang hamba Kristus,
tidak melayani hanya karena untuk menyenangkan orang lain dan juga tidak hanya
berhenti melayani hanya karena tidak ada pujian dari manusia. Pujian dari manusia sangat relatif dan bisa
jadi hanya karena perasaan suka saja tetapi belum tentu karena memahami
kebenaran yang diberitakan itu. Bukankah
isi kebenaran yang diberitakan itu sangat penting? Karena di dalamnya kita
mendapatkan keutuhan dari kebenaran yang sesungguhnya. Jangan pernah terkesan
dengan fenomenanya saja karena semuanya itu bisa menipu. Kepuasan seorang hamba Kristus adalah apabila
banyak orang yang memahami kebenaran firman Tuhan dan melihat jemaat hidup
sehat dalam kerohanian dan bertumbuh di dalam Dia. Dan inilah yang menjadi panggilan Paulus,
dalam hal ini Paulus menulis surat nasihat kepada jemaat bukan karena dia takut
kehilangan mereka karena sejatinya dia tidak butuh pengikut atau siapa pun
tetapi karena beban moralnya di hadapan Allah dalam tanggungjawabnya sebagai
hamba Tuhan maka dia begitu kerasa memberikan nasihat dan bahkan menegur
guru-guru palsu itu.
Siapa yang tidak mau
dikagumi? Pastinya semua orang mau kalau boleh lebih dari itu. Tetapi berhati-hatilah karena karena
keinginan untuk dikagumilah banyak orang pada akhirnya jatuh dalam
berbagai-bagai pencobaan. Dunia menawarkan
kepada kita agar kita hidup menyenangkan sebanyak mungkin orang, dihargai oleh
sebanyak mungkin orang dan kalau boleh kitalah yang menjadi “Tuhannya.” Tetapi Paulus memilih untuk menundukan diri
dibawah kaki Kristus karena dia tahu banyak Kristuslah Tuhannya. Dan hanya Kristus saja yang layak
ditinggikan.
Komentar
Posting Komentar