Langsung ke konten utama

Kekayaan orang-orang Pilihan (Seri Eksposisi Kitab Efesus)


Efesus 1:1-14, menjelaskan bahwa Surat Efesus ditulis oleh Paulus pada 62 M., ketika dia sedang berada dalam penjara di Roma karena iman dan ketaatannya dalam melayani Allah. Maksud surat ini adalah untuk menguatkan iman Jemaat agar tidak terpengaruh dengan berbagai praktik penyembahan kepada Dewa Yunani, yaitu dewi Artemis sebab bagi masyarakat Efesus dewi Artemis dipahami sebagai Dewa kesuburan. Dan praktik penyembahan kepada Kaisar. Yang memang lazim dilakukan oleh masyarakat yang ada di Efesus. Banyak yang berpendapat bahwa surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Tikhikus, salah seorang gembala sidang Jemaat di Kolose dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Ef 6:21, 22). Tema kuat yang dimunculkan dalam kitab ini adalah tentang ”Kekayaan orang Kristen di dalam Kristus.” Allah Bapa telah membuat kita kaya di dalam Yesus Kristus!  Di dalam-Nya kita telah menerima segala berkat rohani. Bila diringkas maka ada dua garis besar yang sangat ajaib dari enam pasal yang ada. Pertama, Kekayaan kita di salam Kristus, telah membawa kita untuk memiliki harta rohani dan kedudukan rohani.  Kedua, tanggung jawab kita di dalam Kristus, memampuan kita hidup dalam kesatuan, kesucian, keharmonisan dan hidup penuh kemenangan melawan kuasa si jahat. Kitab Efesus menunjukkan keseimbangan antara doktrin yang benar (pasal 1-3) dan penerapan praktisnya (pasal 4-6), dalam kehidupan Kristiani. Kita mendapat bagain kekayaan dengan iman dan menginvestasikan kekayaan itu  dengan bekerja. Tanpa keseimbangan ini, kekayaan rohani kita tidak berarti apa-apa bagi kita.  Di sini kita menemukan penekanan antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Tentu kita tidak menaati-Nya agar Dia memberi kita anugerah-Nya; karena sebetulnya ketaatan kita hanya merupakan suatu respon kita kepada anugerah yang telah Ia berikan.

Paulus dengan tegas memberitahukan bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri karena, “Keselamatan dari TUHAN asalnya!” Ini sekaligus merupakan kekayaan dan berkat rohani yang tak ternilai harganya bagi orang percaya.  Berkat rohani tersebut diterima dari Bapa, Anak dan Roh Kudus – bukan karena usaha manusia. Anugerah itu diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya dan tidak mungkin meraihnya karena usahanya sendiri. Tuhan menyelamatkan orang berdosa bukan untuk memecahkan masalah mereka, tetapi untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya (6, 12, 14, 3:12). Hal inilah sejatinya yang harus menjadi semangat kita, yakni menyenangkan-Nya di dalam segala dimensi kehidupan.  Di dalam Kristus kita telah di tebus, di kuduskan, dipilih dan diangkat menjadi anak-anak-Nya sebagai keluarga-Nya. Dulu secara mutlak kita ada di bawah kuasa dosa dan kuasa dunia.  Tapi sekarang secara mutlak pula Allah di dalam Yesus Kristus mengangkat kita keluar dari kuasa itu dan menempatkan kita di bawah kuasa-Nya.  Tindakan Allah itu telah menghapuskan segala masa lalu kita dan menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru. Allah bukan hanya kaya dalam kasih karunia-Nya, tetapi juga tuntas dalam pengampunan-Nya.  Dan Roh Kudus  telah menjadi meterai  sebagai wujud jaminan secara penuh bagi mereka yang percaya kepada-Nya.  Dapatlah disimpulkan bahwa ada tiga berkat yang membuat orang percaya mengalami kekayaan rohani di dalam Kristus.  Pertama, berkat rohani yang berhubungan dengan masa lalu adalah pemilihan-Nya (ay. 4,5,11). Kita dipilih untuk diselamatkan.  Kedua, berkat rohani yang berhubungan dengan masa sekarang, yakni kita diangkat menjadi anak-anak Allah (ay. 5) dan mengalami pengampunan-Nya secara total (ay.7), serta jaminan keselamatan.  Ketiga, berkat yang berhubungan dengan masa yang akan datang, yaitu dipersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu (ay.10).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...