Langsung ke konten utama

Campur tangan Allah



Alexander Whyte dalam khotbah sulung pentahbisannya pernah mengatakan bahwa “sepanjang masa Allah telah mempersiapkan seseorang bagi jemaatnya dan jemaat itu bagi seseorang tersebut.  Dan tepat pada saat yang ditentukan keduanya dipertemukan-Nya.”  Ini merupakan kalimat yang sangat luar biasa bahwa Allah mengutus setiap orang ke dalam dunia untuk turut berperan dalam karya-Nya sesuai kehendak-Nya.  Peran itu bisa besar dan bisa juga kecil.  Peranan itu bisa saja sesuatu yang akan diketahui oleh seluruh dunia, tetapi bisa juga sesuatu yang hanya akan diketahui oleh beberapa orang saja.  Tidak penting diketahui oleh banyak orang atau tidak, tetapi penting siapa yang berperan dan apa perannya tetapi yang lebih penting adalah siapa yang menjadikan orang itu berperan.

Galatia 1:11-17, merupakan penegasan dari Rasul Paulus bahwa  injil yang diberitakannya bukanlah injil karangan manusia karena memang ia menerima injil itu murni melalui penyataan Yesus Kristus.  Oleh karena itu Paulus tidak berusaha untuk mencari muka terhadap orang banyak.  Bukanlah manusia yang dilayaninya tetapi Allah.  Itu sebab ia tidak peduli akan apa yang orang katakan atau pikirkan mengenai dia; ia hanya taat kepada Allah.  Campur tangan Allah di dalam dirinya membawa Paulus tersadar bahwa dulu sebagai seorang penganut agama Yahudi, ia sangat fanatik dalam menjalankan hukum Taurat, tetapi kini kehidupannya berpusat pada anugerah Allah semata.  Segala sesuatu yang diperbuatnya demi kesenangan diri telah dihentikannya secara total; sebaliknya ia menikmati sukacita di dalam menjalani kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan dan menghidupi panggilan-Nya.   Dulu ia dengan bangga menjadi penganiaya jemaat Allah.  Namun kini kebanggaannya bila berita  injil tersebar dan melihat umat kokoh dalam iman mereka.  Dulu ia adalah seorang yang jauh lebih maju dari banyak teman sebanyanya dalam hal agama dan ia juga sangat rajin memelihara adat-istiadat nenek moyang.  Tetapi kini ia tersadar bahwa di dalam waktu Allah yang tak terselami oleh hikmat manusia yang berdosa, ia telah dipilih-Nya sejak dalam kandungan dan dipanggil-Nya karena kasih karunia untuk menjadi seorang rasul.  Paulus tahu bahwa  ia terpilih untuk suatu tugas yang mulia.  Panggilannya bukanlah untuk kemegahan dan kehormatan diri tetapi demi kemuliaan nama-Nya dan memberitakan kabar baik diantara bangsa-bangsa bukan Yahudi.  Itu sebab karena panggilannya yang sangat jelas maka ia tidak memerlukan pertimbangan dan persetujuan dari siapa pun.  Bukan karena Paulus sombong tetapi karena penjumpaannya dengan Allah sendiri membawanya memahami kuasa panggilan itu dan memimpinnya untuk segera maju bergerak mentaatinya.

Dalam bagian ini kita sebagai umat Tuhan dibawa untuk memahami bahwa sebetulnya Tuhan di dalam caranya, mengukir tiap-tiap orang dengan tujuan-Nya yang sempurna.  Diketidaktahuan kita akan rencana-Nya seakan membuat kita berpikir bahwa kitalah sang perancang hidup yang bisa menentukan ini dan itu.  Namun, dalam kesadaran yang utuh kita tahu bahwa sungguh perjalanan hidup yang kita jalani ada dalam bingkai anugerah Allah.  Allah yang telah membentuk kita dalam kandungan ibu, Allah yang sama yang menuntun kita disetiap waktu.  Mengukir  kita seturut kehendak-Nya.  Memilih dan memanggil kita dalam kasih-Nya.    Siapakah kita? Kita hanya alat-Nya saja tidak lebih dan tidak kurang.  Pdt. Bigman Sirait pernah berkata, “Kelebihan kita tidak mensukseskan rencana Allah dan kebodohan kita tidak akan pernah mengagalkan rencana-Nya karena rencana Allah sempurna pada diri-Nya. Karena itu, melakukan peran kita seturut dengan kehendak-Nya itulah hal yang menyenangkan.  Untuk itu, apa pun peran kita mari kita lakukan dengan penuh tanggungjawab dan sungguh-sungguh dengan hati yang mengasihi Dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...