Pernahkah anda tersesat ketika menuju ke suatu alamat? Pernahkah anda salah langkah dan arah dalam menapaki hidup? atau pernahkah anda merasa diri anda telah jauh jatuh dan terpuruk dalam kehidupan? Kadang satu hal yang terpikirkan, kita merasa telah berada dijalan yang salah. Memahami di mana kita berjalan dan apa yang sedang kita jalani tentu saja menjadi suatu hal yang penting. Agar kita tidak bergerak dalam kesia-siaan dan kerugian semata. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Dia adalah jalan yang benar itu. Jalan yang memimpin kepada kehidupan, keselamatan dan kepastian dalam hidup ini. Sandaran iman dan hidup kita hanya pada-Nya. Ia telah merintis jalan yang benar dan Dialah kebenaran itu sesungguhnya. Ia pemilik jalan hidup manusia. Itu sebab, Ia sangat berhak untuk memimpin semua orang agar hidup dalam kebenaran.
Dalam Matius 7:14, Yesus memberikan suatu penjelasan bahwa semua orang yang hidup benar harus terlebih dahulu berada di jalan yang dianggap benar itu. Artinya ketika seseorang berkata kepada orang lain jalan ini baik, maka pertanyaan yang sangat tepat adalah sudahkah anda berada dijalan yang dianggap baik itu. Jika kita berkata memberi kepada orang yang membutuhkan itu baik, maka sudahkan kita memberi kepada orang lain. Kecenderungan kita adalah mengajarkan kepada orang lain tentang sesuatu yang kita anggap benar dan baik namun kita belum tentu ada disana. Yesus berkata bahwa kitalah yang harus menjadi seorang pencetus utama dari sesuatu. Kita tidak boleh pasif dan berharap sesuatu terjadi dan datang dengan sendirinya. Sehingga jelas bahwa bila kita ingin orang berbuat baik kepada kita, maka perbuatan baik itu harus didahului melalui kita. Jadi sikap melakukan terlebih dahulu lebih penting daripada menuntut seseorang melakukannya.
Tampaknya apa yang Yesus ajarkan memang tak sejalan dengan selera kita. Ia memberikan suatu ruang yang membuat kita kadang tak sanggup dan tak ingin menjalankannya. Namun itulah yang terjadi. Ia ingin memastikan bahwa setiap orang percaya berjalan di jalan yang benar. Hidup dengan benar. Jalan yang benar bukanlah jalan yang mulus dan lancar tanpa kesulitan dan krikil. Di sana banyak tantangan dan air mata. Namun di sana ada jalan yang mendatangkan kehidupan. Jadi sumber hidup tidak anda peroleh di jalan yang mudah. Anda dan saya perlu berjuang dan hidup benar. Jalan itu sempit tidak mengapa karena memang jalan itu adalah jalan yang memberikan saringan kualitas terhadap karakter dan iman kita. Meski jalan itu sempit tetapi jalan itu menuju kepada kehidupan.

Komentar
Posting Komentar