Langsung ke konten utama

Kapan Anda Benar-benar Merdeka?


 
Merdeka adalah hak semua orang, itu sebab di sana sini orang meneriakkan dengan lantang tentang haknya. Kaum LGBT di Eropa telah berhasil memperjuangkan hak mereka. Meski dunia menjadi gempar namun banyak pro dan kontra. Apapun itu sepertinya merdeka untuk saat ini diartikan lebih jauh daripada perjuangan fisik. Orang modern berjuang dengan logika, retorika dan suara lantang. Kini merdeka dipahami dari banyak segi dan sisi, sangat dipengaruhi dengan suara mayoritas; itu sebab yang mayoritas cenderung "bebas" atau "merdeka" untuk menekan bahkan membinasakan yang minoritas. Kini, mereka yang berkuasa dan berjaya seakan merdeka mempergunakan hak dan otoritasnya sehingga tak segan mereka mempergunakan hak dan jabatan untuk menguasai proyek-proyek hijau yang menjadi lahan empuk untuk mencari kepuasan diri, tak peduli rakyat jelata yang menderita. Ketika ada orang benar memimpin kemerdekaan mereka seakan menjadi hilang. Itu sebab, segala sesuatu yang manusia berdosa pahami tentang arti sebuah kemerdekaan cenderung mengarahkan kepada kepuasan diri saja.
Saya sangat senang dengan Alkitab, " Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka. (Yoh 8:36)." Semua arti merdeka yang berteberan di dalam dunia adalah merdeka semu. Merdeka belum tentu benar-benar merdeka. Mungkin secara emosional sudah terpenuhi, sosial sudah tercukupi, material sudah mumpuni, kerohanian tak perlu dipertanyakan lagi, namun bagaimana dengan kemerdekaan sejati? Yang benar-benar merdeka itu? Dalam hal inilah kita dibawa untuk masuk ke dalam sikap hati yang jujur, ternyata kita memang belum merdeka penuh.
Bagaimana agar kita merdeka? Jawabannya adalah Kristus harus memerdekakan kita. Wanita yang berbuat zinah mengalami kemerdekaan karena menerima pengampunan-Nya. Zakheus yang kaya itu, merdeka karena ia berani melepaskan diri dari nafsu perbudakan materi. Wanita Samaria merdeka karena tidak ditemukannya kepuasaan pada ke-lima laki-laki yang bukan suaminya. Paulus merdeka bukan karena ia keturunan suku Benyamin-Lewi (Imam), bukan karena ia pintar dalam menjalankan Taurat tetapi karena berjumpa dengan TUHAN. Dengan kata lain, perjumpaan dengan Tuhan membawa seseorang untuk mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya. Perjumpaan itulah yang membawa kita untuk memahami tentang karya kemerdekaan yang telah Yesus kerjakan di kayu salib. Penebusan dan pengampunan yang Ia kerjakan lebih dari cukup. Itu sebab tangan-Nya selalu terbuka bagi mereka yang rindu mengalami kemerdekaan di dalam Dia. Maukah ada mengalami kemerdekaan itu? Datanglah pada-Nya dan nikmatilah kemerdekaan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Murid yang Radikal

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 Perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan sepenuh hati, pikiran dan kekuatan hidup.  Sekali mengikut-Nya berarti siap berjalan dalam hidup-Nya. Diri menjadi tak terlalu penting tetapi Yesus yang diikuti menjadi keinginan dan pembakar semangat hidup yang ditapaki.  Memang Yesus juga secara ketat dalam hal pemilihan dan pernyataan bahwa barang siapa yang mau mengikut-Nya harus berani mengabaikan diri dan mengutamakan Tuhan.  Sehingga ada yang menawarkan diri mendapat tolakkan dari-Nya sebab mengikut Yesus bukan berbicara tentang aku mendapat apa tetapi berbicara tentang aku memberi apa? Menjadi menarik saat kita tahu bahwa menjadi pengikut Yesus bukan sekedar banyak orang tetapi berbicara tentang kualitas hidup seseorang.  Artinya hidup tanpa kompromi dengan keinginan-keinginan yang selalu menjadi iming-iming ...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...