Langsung ke konten utama

Kekristenan dan Kekayaan

Banyak orang bertanya apakah orang Kristen boleh kaya atau tidak? Bagaimana seharusnya bersikap terhadap harta kekayaan yang Tuhan percayakan? Dan mengapa Yesus mengatakan bahwa orang kaya tidak mudah masuk ke dalam kerajaan surga? Serta bagaimana seharusnya orang kristen bersikap terhadap harta kekayaan? Semua pertanyaan itu tentu sudah sangat klasik dan membutuhkan pemahaman yang utuh berdasarkan prinsip firman Tuhan untuk mengerti bagian tersebut.  Suatu hal yang sangat menarik untuk diperhatikan bahwa selama Yesus berada di dalam dunia ini, Ia tidak pernah memperlakukan harta milik menjadi pusat perhatian utama dan dicari-cari sedemikian rupa meskipun Ia memerlukan materi untuk mendukung pelayanannya semasa Ia dan murid-murid-Nya ada di dunia sehingga mereka mempunyai seorang bendahara untuk mengelola uang kas yang ada.  Alkitab mencatat bahwa Yesus tidak mempunyai tempat tinggal yang permanen, ia tidak mencari nafkah dan tempat untuk kepala-Nya pun tidak ada (Mat. 8:20).  Bahkan mengenai kebutuhan hari-hari Ia berkata bahwa Bapa di surga akan memberikan yang diperlukan (Mat. 6:25-34).  Meskipun Ia tidak berhasrat untuk mengejar materi namun tidak berarti Ia tidak memerlukannya dan tidak mengundang orang lain untuk peduli terhadap pelayanan yang dikerjakan.  Kepada orang muda yang kaya Yesus menganjurkannya untuk menjual harta miliknya dan membagikannya kepada orang yang miskin dan yang memerlukan.  Yesus bukan seorang yang anti materi yang banyak namun yang Ia ingin perlihatkan bahwa dirinya tidak mau diperbudak dan mengikat diri pada barang milik.  Sikap yang salah terhadap harta milik menjadikan seseorang dicela oleh Tuhan (Luk 6:24).

Memang seseorang bisa senang karena kaya tetapi kesenangan itu terbatas adanya. Hari ini mereka tertawa namun suatu saat mereka akan menangis. Apa yang perlu dilakukan seseorang terhadap kekayaan? Jangan jadikan kekayaan sebagai Allah yang mengikat hidupmu dan menjadi fokus yang utama karena harta hanya pelengkap dalam kehidupan ini. Banyak orang gila bekerja hingga menjadikan kerja sebagai tuan atas hidupnya agar dapat meraup penghasilan yang berlimpah-limpah akhirnya setelah mendapatkan harta kekayaan mereka merasa kurang dan kurang tanpa mensyukuri berkat yang Tuhan beri lalu mencari-dan mencari hingga ajal tiba.  Sebetulnya apa yang mereka cari?  Mereka mencari status sosial, kehormatan, kejayaan dan penghargaan dari orang-orang disekitarnya bahwa dirinya hebat dan berhasil meraih sukses.  Tanpa disadari inilah yang sedang terjadi pada dunia dimana kita berada, kita digiring pada hidup yang menjadikan harta segala-galanya. Mereka bersukaria luar bisa hingga tidak peduli kepada mereka yang miskin. Entah karena lupa atau disengaja yang pasti harta sudah membuat mereka tergila dan terpana.  Keserakahan terkadang menutup akal manusia sehingga tidak lagi peduli dengan sesama.  Bila mereka menumpuk harta paling untuk kepuasannya saja.  Keserakahan menjadi pemicu ketidakadilan dan memunculkan kejahatan yang besar.  Kaya itu sesungguhnya tidak salah, namun bila seseorang menjadi tamak dan serakah maka itu penyebab kekacauan dan dosa bekerja baik di dalam diri orang itu maupun di dalam diri orang lain sehingga memunculkan iri hati, kejahatan perampokan, pembunuhan dan kekerasan lainya. Di dalam kitab suci banyak orang kaya yang diterima dengan baik oleh Tuhan Yesus seperti Zakheus, Matius, dll karena mereka tahu menempatkan harta mereka pada tempat yang seharusnya.  Bagi mereka hidup bagi Yesus itu utama namun harta yang dimiliki hanya sekedar alat yang mestinya dipakai untuk mendukung pekerjaan-Nya dan dibagikan kepada orang miskin. Tidak lebih dan tidak kurang. Orang-orang PL pun mereka tidak menggeserkan Tuhan dan sesama karena kekayaan yang ada.  Dalam hal ini sikap manusia terhadap kekayaan yang diterima itu sangat penting. Jangan sampai menjadi ilah baru apalagi penyebab munculnya dosa.  Kiranya kita semakin dibuat bijak untuk mengelola dan bersikap dengan harta kekayaan yang Tuhan percayakan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...