Aku tahu segala pekerjaanmu: baik
kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa
pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi Aku
mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya
nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala. Wahyu 2: 19-20
Memahami kehidupan Jemaat tentu tidak
mudah dan masing-masing Jemaat mempunyai ciri khas yang tersendiri. Namun apa yang harus kita perhatikan dari
kehidupan Jemaat. Tentu sangat baik bila
kita melihat kehidupan jemaat yang penuh dengan kasih, sungguh-sungguh dalam
iman dan giat dalam pelayanan. Apalagi
bila mereka semakin hari semakin bertambah dalam dan berakar lebih dari
sebelumnya. Tentu secara manusia kita
perlu memberikan apresiasi kepada mereka yang demikian. Hal ini menjadi bagian yang perlu ditumbuh
kembangkan. Namun apa yang masih kurang?
Tentu di dalam semua hal yang baik yang ada jangan mudah berpuas diri dan
bangga apalagi menepuk dada, sebab ternyata ada satu hal yang masih kurang
yaitu mereka membiarkan ajaran yang salah masuk ke dalam gereja. Bagi banyak orang ajaran di anggap hal yang tidak terlalu penting, yang penting suasana ibadah yang menyenangkan dan khotbah yang penuh dengan humor tanpa arah. Itu sebab gereja menjadi semakin menyimpang dan jauh dari kehendak Tuhan. Apa yang digemakan? Self orientied dan bukan God oriented. Kepuasaan diri dan kesenangan diri sesuatu yang dicari-cari. Kasih, pelayanan dan ketekunan ternyata bukanlah segala-galanya karena bila tanpa ajaran yang kuat maka seseorang bisa saja mengalami cela dari Tuhan.
Bukankah telah dikatakan di dalam Alkitab bahwa mereka menyebut Dia, Tuhan, Tuhan tetapi hidup mereka sesungguhnya jauh daripada-Nya. Terkadang kerohanian yang ditampilkan dalam bentuk pelayanan, kasih dan ketekunan adalah merupakan hal yang semu adanya. Kita menyatakan bahwa kita mengasihi Tuhan, namun Tuhan mengatakan bahwa Dia tidak pernah mengenalnya. Apa yang salah, apakah Tuhan yang memang absen dan sengaja meniadakan mereka yang sungguh-sungguh datang kepada-Nya? Tentu saja tidak! Namun yang terpenting, bukan kita yang menilai tentang diri sendiri, tentang kesungguhan kita, apa kata Tuhan tentang semua aktivitas hari-hari kita, apakah Ia berkenan? Ini menjadi pertanyaan yang penting dan yang sangat perlu. Di hadapan manusia kita bisa saja menjadi orang yang terlihat sangat rohani, namun di mata Tuhan bisa jadi kita dicelanya. Itu sebab kita perlu dengan baik-baik mengawasi diri dan ajaran serta mengawasi setiap ajaran yang berkembang di dalam jemaat. Terkadang tanpa disadari, ada pengajar-pengajar sesat yang mengajarkan ajaran yang berlawan dengan prinsip firman Tuhan. Mereka masuk bagaikan pengajaran yang menyenangkan dan memberi motivasi namun akhirnya kita telah kehilangan sensitif terhadap pengajar-pengajar palsu. Sikap kristis dan dasar doktrinal yang benar itu bisa menjadi pagar yang menjauhkan kita dari kesalahan-kesalahan yang tidak diharapkan. Jangan cepat tergoda dengan ajaran baru yang kedengarannya masuk akal dan menyenangkan namun kembalilah pada firman Tuhan, apakah itu sungguh benar adanya, ini yang perlu menjadi perhatian dalam kehidupan berjemaat
Komentar
Posting Komentar