Langsung ke konten utama

Modal Berani


Modal berani seakan sudah menjadi aksi trend masa kini. Bahkan seakan siapa yang paling berani dialah pemenangnya. Lihat saja gaya manusia di jalan raya, siapa yang berani duluan marah itulah yang menang tak penting benar atau salah. Yang lebih mengherankan modal berani tak hanya ada di jalanan namun kini masuk ke media sosial entah apa yang ada dalam pikirannya; berani tampil tak senonoh, berani berkata tanpa makna dan berani mengkritik, memaki-maki orang tanpa sadar diri dan inilah dunia kita. Tak usah jauh dunia politik pun sudah diracuni dengan modal berani. Tak perlu disebutkan baik yang pro maupun yang kontra seakan bersikap membabi buta, tak penting benar atau salah, baik atau tidak, yang penting si A, tidak terpilih untuk priode berikutnya. Baju agama pun tak mau kalah, dengan aksinya mengumbar rasis dari tempat sucinya, bersuara lantang dan tak kenal malu. Entah dari mana asal ayatnya itu tak penting, yang penting hasratnya sudah digemakan. Baju agama memang paling gampang digunakan untuk aksi apa pun, asal ada baju, dan mimbar maka menjadi mulus sudah aksinya. Wow salut dengan kata modal berani. Dengan kata itu orang pun "berani membunuh yang lain" bila tidak sejalan. Namun tidaklah bijak bila orang percaya hanya bermodalkan berani karena Alkitab pun berkata, "kita perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Ular digambarkan sebagai suatu sosok yang cepat, ahli taktik, penuh tipu daya dan tangkas serta penuh dengan idealis. Sementara burung merpati adalah sosok yang tulus, tidak melakukan tipu daya, ia lurus jalannya, setia pada kebenaran dan mengetahui jalan yang ia tempuh. Kiranya hal ini menyadarkan diri kita tak asal bermodal berani namun menjalani hidup dengan sikap bijak dan terukur sesuai dengan kebenaran yang hakiki. Peganglah kitab yang benar, supaya tak asal bertindak. Ikutilah pemberita yang arif agak tidak naif dalam beragama. Terlalu banyak kebodohan yang terjadi bila menjalani hidup dengan asal berani. Banyak kerugian dan penyesalan yang tak mungkin ditebus dikemudian hari.

Berani berbuat benar itulah yang masuk akal.  Berani menyuarakan kebenaran tanpa kekerasan fisik dan mental.  Di mana harapan dunia? Harapannya ada pada orang yang bermental emas.  Tak sekedar modal berani namun penuh hikmat dalam bertindak.  Keberanian tanpa hikmat adalah kecerobohan yang tak termaafkan. Itulah yang terjadi dengan Farisi, Saduki dan ahli Taurat.  Berani mempengaruhi orang banyak dan meneriakkan tentang kebencian mereka terhadap Yesus, sehingga dengan sengaja mereka menjebak-Nya, menuduh-Nya dan menyalibkan Dia.  Keberanian mereka yang luar biasa ini membuat kita bertanya, "roh apa yang sedang merasuk mereka?" Dengan rohani kita berkata roh setan yang menggiring mereka untuk berbuat demikian.  Namun menurut saya adalah roh yang bermodalkan keberanian yang membawa mereka ke sana.  Sehingga keberanian itu membawa mereka sampai berani menantang Sang kuasa. Perbuatan mereka telah membabi buta dan bertindak keluar dari petunjuk kitab suci, mereka telah menafsir firman berdasarkan kepentingan mereka sendiri.  Allah dan agama serta kitabnya hanya asesoris saja agar terlihat benar dan yang dikata sesuai kehendak-Nya.  Demikian juga dengan pendeta masa kini karena modal berani, bersuara lantang di atas mimbar ini dan itu.  Tak tahu apa yang dikata, lancar bicara dan banyak kata-kata hanya hiasan dari semua berita namun tak ada isinya.  Entah jemaat mendengar pesan apa? Itu tak penting yang penting mendapat perhatian dan mendulang keuntungan.  Kalau begitu caranya, kemana akan di bawa kekristenan itu? Dapat dipastikan jemaat akan hidup dalam kekeringan rohani, sementara sang pendeta cuci tangan dan berkata, yang penting saya sudah melayani dimengerti atau tidak itu bukan tugas saya yang penting Tuhan yang memberikan pertumbuhan.  Itu sebab panggilan saya sangat kuat untuk mulai memikirkan sesuatu yang penting untuk dipahami oleh semua orang percaya agar hidup tidak tersesat.  Saya berusaha menulis dengan rutin di blogs ini dan mencoba membuat blogs yang lain yang akan menjawab pertanyaan seputar pergumulan iman kristen. Semoga yang saya lakukan bukan asal berani tetapi sungguh dengan ketulusan dalam melayani Tuhan. Mari kita berani karena benar dan untuk kemuliaan Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Murid yang Radikal

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 Perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan sepenuh hati, pikiran dan kekuatan hidup.  Sekali mengikut-Nya berarti siap berjalan dalam hidup-Nya. Diri menjadi tak terlalu penting tetapi Yesus yang diikuti menjadi keinginan dan pembakar semangat hidup yang ditapaki.  Memang Yesus juga secara ketat dalam hal pemilihan dan pernyataan bahwa barang siapa yang mau mengikut-Nya harus berani mengabaikan diri dan mengutamakan Tuhan.  Sehingga ada yang menawarkan diri mendapat tolakkan dari-Nya sebab mengikut Yesus bukan berbicara tentang aku mendapat apa tetapi berbicara tentang aku memberi apa? Menjadi menarik saat kita tahu bahwa menjadi pengikut Yesus bukan sekedar banyak orang tetapi berbicara tentang kualitas hidup seseorang.  Artinya hidup tanpa kompromi dengan keinginan-keinginan yang selalu menjadi iming-iming ...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...