di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:14
Setiap kali merayakan Natal, kita di bawa pada suasana dan kondisi Natal. Acara apa pun di dalam gereja dan di luar gereja dilakukan untuk menyemarakkannya. Entah berapa kali kita sudah merayakan acara natal? Namun pastinya yang membuat kebanyakan orang senang merayakannya adalah karena di hari Natal, kita mengharapkan hadiah, mengharapkan baju yang indah, makanan yang enak dan dekorasi yang wah. Semangat Natal, telah menjadi panggung hiburan yang ditunggu dan bagi sebagian orang sebagai tempat untuk mendulang keuntungan. Entah apa yang benar? Namun pesan dari sang Malaikat itu kepada gembala-gembala yang dipadang serasa sudah sangat jelas bahwa sukacita Natal adalah bagi mereka yang menunggu hadirnya kasih Allah di dalam dunia ini melalui kehadiran Kristus sang Juruselamat itu. Karena itu merayakan Natal, tidak sama dengan pesta pora yang luar biasa serta keuntungan yang kita dapatkan. Namun sukacitanya Justru terletak di dalam seorang bayi yang lahir di malam yang sunyi. Yang kelahiran-Nya tidak karena hasil persetubuhan tetapi karena rancangan Allah yang sedang bekerja di dalam dunia melalui Yusuf dan Maria karena Dia dikandung dari Roh Kudus.
Kehadiran bayi suci itu, disambut dengan pujian Malaikat surga dengan menyatakan kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi. Allah adalah sumber kasih, sumber sejahtera dan sumber rahmat telah mendatangkan kasih itu ke dalam dunia. Ketika manusia masih berdosa, masih lemah dan bahkan masih berseteru dengan-Nya, kasih itu hadir dan akan terus datang kepada setiap pribadi yang membuka diri bagi kasih-Nya. Mengapa malaikat-malaikat itu memuji Allah, karena agenda Allah sangat besar bagi dunia ini. Agenda kasih dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia yang diperkenan-Nya. Sehingga tidak ada lain yang dapat mendatangkan sejahtera di bumi, kecuali manusia mau menerima kasih itu dan berdamai dengan Allah Bapa. Yesus Kristus menghadirkan damai sejahtera di dalam dunia, di dalam Dia kita memahami arti sepenuhnya Imanuel - Allah berserta kita. Allah rela meninggalkan tempat yang mulia dan bersama-sama dengan manusia. Itu sebab kita dapat memahami bahwa Allah yang kita percaya bukanlah Dia yang hanya berada di dalam kekekalan tetapi Dia yang rela meninggalkan tahta-Nya untuk berada di kesementaraan. Inilah keindahan Natal, bahwa Allah yang mau datang ke dalam dunia, di mana Dia menjumpai hati manusia yang kosong, yang hancur dan yang mengalami keterasingan di sanalah Dia berada. Sehingga dijumpai-Nya, gembala-gembala, orang majus, dan orang-orang berdosa. Hanya kasih Allah yang dapat serta mau melakukannya. Maukah engkau datang pada kasih itu? Kasih yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang hina. Kasih yang agung yang mau masuk ke dalam hati yang kosong.
Kiranya Natal kali ini membuat kita lebih terbuka kepada kasih Allah yang luar biasa itu. Tak hanya di situ kita mau menyambut-Nya dengan sukacita. Sambut Yesus di dalam hidupmu dan engkau mengalami perjumpaan secara pribadi dengan-Nya. Di sanalah terletak bahagia yang sesungguhnya. Simeon yang tua itu sangat bahagia saat bisa berjumpa dengan Yesus, dan dia merasa itulah bahagia yang lebih dari segalanya sehingga ia merasa tenang bila ia pergi berjumpa dengan Bapa di surga. Tak ada bahagia yang paling menyenangkan selain, memiliki kesempatan untuk berjumpa, membuka hati dan percaya kepada-Nya, dan itulah bahagia sesungguhnya. Selamat Natal dan Tahun baru. Tuhan Yesus memberkati

Komentar
Posting Komentar