Langsung ke konten utama

Kekristenan yang Berakar



Menjadi Kristen tentu tidak cukup hanya sekedar datang ke gereja, beribadah, mendengarkan khotbah, memuji Tuhan melalui puji-pujian atau melakukan aktivitas gereja lainnya sehingga kita merasa sudah cukup puas dan nyaman di sana. Namun pertanyaannya adalah apakah kita sudah menjadi orang Kristen yang berakar kuat, sehingga tak kala berbagai masalah, tantangan dan aniaya serta pengajar sesat itu datang kita sudah siap untuk menghadapinya.

Berbicara tentang berakar berarti berbicara tentang kedalam persekutuan pribadi kita dengan Tuhan yang kita percaya. Kita betul-betul mengenal Dia, mengerti firman-Nya dan berjalan seturut kehendak-Nya. Jadi bukan soal berapa banyak aktivitas rohani yang kita ikuti tetapi berbicara seberapa kuatkah kita menikmati persekutuan dengan-Nya di hari-hari hidup kita. Semakin dalam persekutuan kita dengan-Nya itu menjadi semakin lebih baik dan sehat. Iman kita tak sekedar iman yang recehan, di dasarnya saja, namun masuk sampai pada titik yang terdalam.

Kata kunci yang sangat penting sebagai murid adalah, kita berjalan bersama dengan Dia disetiap hari, tantangan pergumulan menjadi pembentuk dan penyebab untuk kita semakin berakar dan bersandar pada kekuatan tangan-Nya. Sehingga hempasan angin yang keras sekalipun tidak akan pernah bisa merobohkan persekutuan kita dengan-Nya. Itu sebab Yesus berkata bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya, termasuk kematian sekalipun karena akar itu begitu kuat dan dalam sehingga kekuatan akar yang dalam itulah yang menjadi penyatuan yang kuat itu. Itu sebab Paulus berkata, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." Kolose 2:7. Akar yang sejadi tentu dibangun di atas iman yang sehat karena berita injil yang telah diterima dan tolak ukurnya bukan pada kekuatan diri namun di bangun di atas Kristus Yesus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Murid yang Radikal

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 Perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan sepenuh hati, pikiran dan kekuatan hidup.  Sekali mengikut-Nya berarti siap berjalan dalam hidup-Nya. Diri menjadi tak terlalu penting tetapi Yesus yang diikuti menjadi keinginan dan pembakar semangat hidup yang ditapaki.  Memang Yesus juga secara ketat dalam hal pemilihan dan pernyataan bahwa barang siapa yang mau mengikut-Nya harus berani mengabaikan diri dan mengutamakan Tuhan.  Sehingga ada yang menawarkan diri mendapat tolakkan dari-Nya sebab mengikut Yesus bukan berbicara tentang aku mendapat apa tetapi berbicara tentang aku memberi apa? Menjadi menarik saat kita tahu bahwa menjadi pengikut Yesus bukan sekedar banyak orang tetapi berbicara tentang kualitas hidup seseorang.  Artinya hidup tanpa kompromi dengan keinginan-keinginan yang selalu menjadi iming-iming ...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...