Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Efesus 4:3-6
Menjadi
suatu hal yang sangat penting ketika berbicara tentang kesatuan.
Persatuan adalah kekuatan sementara perpisahan atau perceraian adalah
kelemahannya. Namun yang menarik adalah kesatuan orang percaya bukan
dilakukan dengan kekuatan usaha manusia namun semata karena karya
Kristus di kayu salib. Itu sebab Paulus mengingatkan bahwa perbedaan
karunia tidaklah harus menjadi penyebab kerenggangan atau keterpisahan
namun kuasa Roh yang telah memberikan karunia itu justru harus menjadi
kekuatan yang menyatukan. Memang jebakan yang paling mudah adalah ketika
berbeda kita merasa perlu untuk memisahkan diri. Namun menarik bahwa
Paulus mengingatkan jemaat agar mereka berusaha dengan sungguh untuk
memelihara kesatuan Roh dalam suatu ikatan damai sejahtera. Karena itu,
apa yang menjadi kebanggaan di dalam Jemaat Tuhan? Yaitu ketika mereka
bisa bersatu padu saling melengkapi, saling membangun dan memelihara
kesatuan sebagai orang percaya. Tentu hal ini bukan hanya sekedar
tentang kenyamanan dan kenikmatan hidup tetapi ini menyangkut damai
sejahtera sebagai orang percaya yang terikat dalam satu tubuh, satu Roh,
satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan satu Allah.
Yang di dalam semuanya kita hanya memiliki satu tujuan dan semangat
yaitu memuliakan Dia.
Itu
sebab kalau semuanya itu satu maka apakah yang harus memisahkan kita
sebagai orang percaya? Memang lagi-lagi harus diakui seringkali keakuan
dan kedagingan kita merasa bahwa kitalah yang paling hebat dan benar.
Sehingga tidak heran kalau kemudian muncul perpecahan dalam gereja
bahkan perpecahan gereja. Sebagai ilustrasi, saya teringat dengan apa
yang dikatakan oleh John
Wesley, pendiri gereja Metodist, juga bingung karena banyaknya aliran
gereja. Suatu hari ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia dibawa ke pintu
gerbang neraka. Di sana ada seorang malaikat yang menjaga, dan ia lalu
bertanya: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab:
‘Banyak’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’.
Malaikat menjawab: ‘Banyak’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Banyak’.
Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat
menjawab: ‘Juga banyak’.
Lalu John Wesley dibawa ke pintu
gerbang surga. Di sana ada malaikat lain yang menjaga, dan ia bertanya
kepada malaikat itu: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’ Malaikat
menjawab: ‘Tidak ada’. Ia bertanya
lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’ Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’.
‘Apa ada orang Baptist?’ ‘Tidak ada’. Akhirnya John Wesley bertanya:
‘Apakah ada orang Methodist?’ Malaikat menjawab: ‘Juga tidak ada’.
Dengan bingung dan putus asa John Wesley bertanya: ‘Kalau begitu siapa
yang ada di dalam sana?’ Malaikat menjawab: ‘Orang yang percaya kepada Yesus’.
Kata
kuncinya adalah percaya kepada Yesuslah yang menjadi alasan untuk kita
dapat saling memelihara kesatuan. Bukan organisasi gerejanya apa tetapi
apakah gereja itu berjalan seturut dengan kehendak Tuhan atau tidak.
Apakah firman Tuhan sebagai pegangan dan petunjuk hidup mereka atau
tidak. Apakah Yesus sebagai Tuhan mereka atau tidak. Jadi tak perlu
meributkan hal-hal yang tidak prinsip.

Komentar
Posting Komentar