Langsung ke konten utama

Kelaparan Rohani

Seringkali kelaparan jasmani mendominasi kehidupan kita sehingga kita tak segan-segan untuk berbondong-bondong datang kepada Kristus untuk mengeyangkan rasa lapar kita dengan mujizat-mujizat yang Ia buat.  Kagum akan pemberian-Nya seakan menjadi suatu fenomena yang merajalela di dalam gereja.  Yang sakit ingin sembuh, yang miskin ingin kaya, yang berkhotbah ingin urapan dan kuasa yang luar biasa.  Namun tampaknya ingin itu masih berada di luar, kita ingin apa yang dia berikan tetapi tidak ingin sang pemberi-Nya.  Kita ingin kuasa-Nya tetapi tidak ingin sang Kuasa itu.  Sehingga apa yang disebut lapar rohani sebetulnya suatu lapar yang kering.  Tampak di luar begitu bersemangat ikut Tuhan namun sebetulnya di dalam tak pernah ada sikap mengikuti-Nya. Tidak heran ibadah-ibadah tentang kuasa ilahi, kesembuhan, tentang urapan, dan tentang suatu yang mendatangkan berkat ramai didatangi orang.  Karena mereka pergi ke sana bukan unutk menjemput berkat rohani-Nya tetapi sebetulnya berkat jasmaninya.  Itu juga yang dialami Yesus, ketika Dia melakukan mujizat memberi makan banyak orang, maka mereka yang telah makan itu selalu mengikuti-Nya dengan harapan mereka bisa makan lagi dan jasmani mereka terpenuhi kebutuhannya. Disadari atau tidak, mujizat menjadi suatu magnet tersendiri bagi banyak orang.  Namun sebetulnya harusnya yang menjadi magnetnya adalah Yesus sendiri.

Mengapa manusia mengalami kelaparan rohani?  Karena mereka tidak pernah memberi makan rohani mereka. Yang mereka suapi adalah keinginan dagingnya saja sehingga rohani mereka menjadi kurus kering.  Firman Tuhan tidak menjadi daya tarik kalau pun mereka mendengarkannya maka mereka tidak suka perkataan yang keras, yang menegor, menyatakan kesalahan dan memimpin orang dalam kebenaran.  Yang mereka suka adalah perkataan yang penuh lelucon, yang bisa membuat tertawa terbahak-bahak sampai tidak memahami arah dan tujuan firman itu. Baginya yang penting aku happy karena firman yang diberikan itu sangat lucu dan aku puas.  Tidak heran akhirnya pulang dari gereja dan persekutuan dengan hati yang kosong, tidak ada aliran hidup, dan sungai sukacita dari Tuhan.  Dengan demikian dia terus terikat dengan kedagingan dan tidak mengalami kemerdekaan sejati di dalam diri.  Padahal Yesus berkata bahwa Ia datang untuk memberi hidup yang kekal di dalam hati mereka (Yoh.10:10). Namun karena mereka membiarkan sang pencuri berkeliaran secara bebas, pembunuh mereka secara diam-diam dan pembinasa itu bergerak sebebas-bebasnya maka kelimpahan hidup itu mereka tidak alami.  Itu sebab mereka lapar dan terus lapar tetapi tidak menemukan makanan yang sejati yang sanggup menyenangkan diri mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...