Apakah Saudara sedang bersusah hati?
Oleh sakit-penyakitmu? Merasa depresi pergi pagi pulang pegel-pegel, tapi
penghasilan pas-pasan? Oleh berbagai pergumulan dalam hidupmu?
Bersukacitalah
senantiasa. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah![1]
Mengapa kita harus senantiasa
bersukacita, apapun situasi kondisi kita saat ini? Karena Allah tidak
menetapkan Saudara untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita.[2] Alkitab berulangkali
memerintahkan orang yang sudah di-lahirbaru-kan untuk tidak merasa takut dan
khawatir atas apapun lagi.
Hal-hal yang paling menakutkan sudah
pasti tidak akan pernah Saudara alami lagi. Api neraka, siksaan yang tiada henti
siang malam, ataupun masa siksaan selama tujuh tahun (tribulasi): tidak akan pernah
Saudara alami.
Sebaliknya, yang sedang menanti
Saudara adalah hari pengangkatan Gereja, tubuh kemuliaan, kesempatan memerintah
bersama Kristus selama seribu tahun, dan tentunya hidup kekal di langit yang
baru dan bumi yang baru.
Jika Saudara sudah di-lahirbaru-kan,
berikut adalah jadwal yang menantimu menurut "kalender"
Kerajaan Allah:
1) Hari
Pengangkatan Gereja (The Rapture)
Ini adalah peristiwa penting berikutnya yang segera akan terjadi. Tidak ada tanda-tanda yang akan mendahului. Peristiwa ini akan berlangsung dengan cepat dan tiba-tiba.
Ini adalah peristiwa penting berikutnya yang segera akan terjadi. Tidak ada tanda-tanda yang akan mendahului. Peristiwa ini akan berlangsung dengan cepat dan tiba-tiba.
Kristus datang dalam awan untuk
“mengangkat” Gereja-Nya, yaitu mereka yang sungguh-sungguh sudah beriman-percaya
kepada-Nya.[3] Pada saat bersamaan,
mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan dan ikut dibawa ke surga.
Memahami janji ini hendaknya membuat kita berdiri teguh, tidak goyah, dan giat
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kita tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita
tidak akan sia-sia.[4] Tuhan menginginkan kita
menghibur satu dengan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.[5]
1 Tesalonika 4:16-17 (AYT)
“Tuhan sendiri akan turun dari surga dengan seruan, suara dari penghulu
malaikat, dan dengan suara trompet Allah, dan orang-orang yang mati dalam
Kristus akan bangkit lebih dahulu. Kemudian, kita yang masih hidup, yang masih
tinggal, akan diangkat bersama-sama dalam awan-awan dengan mereka untuk bertemu
dengan Tuhan di udara, dan demikianlah kita akan selalu bersama Tuhan.”
Jika saat ini Saudara sudah di-lahirbaru-kan,[6] maka Saudara akan ikut dalam
peristiwa Pengangkatan di "kloter pertama" ini, baik dalam kondisi masih
hidup ataupun sudah meninggal. Saudara kemudian akan langsung dianugerahi tubuh
kemuliaan.
Karena itu, bagi Saudara yang saat
ini sedang menderita sakit-penyakit, janganlah tawar dan kecut hatimu. Selama
Saudara benar-benar yakin sudah lahir-baru, maka tubuh
kemuliaan sedang menantimu.[7]
1 Korintus 15:51-52 (AYT)
“Dengarlah! Aku mengatakan kepadamu suatu rahasia, kita tidak akan mati
semuanya, tetapi kita semua akan diubah, seketika itu, dalam sekejap mata
saja, saat trompet terakhir: karena trompet akan berbunyi, dan orang mati
akan dibangkitkan tanpa kebinasaan, dan kita akan diubahkan.”
Memahami soal tubuh kemuliaan mungkin
bisa memberikan sukacita yang meluap-luap bagi Saudara yang sedang bergumul dengan
sakit-penyakit saat ini. Nikmat di dunia ini cuma sementara. Begitu juga dengan
sakit-penyakitnya, cuma sementara saja.
"Tuhan sudah menyiapkan tubuh yang
memang khusus dianugerahi kepada kita untuk menjalani kekekalan di surga. Tubuh
ini akan memancarkan kemuliaan Allah. Tubuh ini dipenuhi dengan kuasa. Tubuh
ini tidak dibatasi oleh dimensi waktu ataupun ruang lagi.
Tubuh kemuliaan ini bisa dipakai untuk
makan, walaupun kita sudah tidak harus makan-minum lagi saat itu.[8] Tubuh ini bisa dipakai untuk
melayang-layang, terbang ke sana sini dan bebas berpindah tempat.[9] Tubuh ini tidak bisa menua
karena tidak lagi terikat oleh dimensi waktu.
Tubuh ini hanya digunakan untuk
menikmati sukacita dan damai sejahtera yang datang dari Tuhan. Tubuh ini tidak lagi
akan mengingat-ingat masa lalu,[10] maupun mereka-reka masa
depan. Tubuh ini hanya tertarik menikmati sukacita dan damai sejahtera yang
kekal itu.
Tubuh ini akan diperlengkapi
sedemikian rupa sehingga mampu melakukan apapun yang diperintahkan Allah bagi
manusia.[11] Tubuh ini akan melampaui
semua imajinasi kita.
Tubuh kemuliaan ini hanya tahu untuk
berbahagia, berkecukupan, merasa damai sejahtera, dan benar-benar terpuaskan dalam
segala sesuatu. Apalagi, saat itu sudah tidak ada lagi sakit-penyakit, air
mata, dukacita, ratap tangis, dan kematian.[12]
Tubuh kemuliaan ini akan terlihat
berkilauan; akan terlihat tembus pandang; akan memancarkan cahaya seperti bulan
dan bintang, tapi terangnya akan seperti matahari;[13] akan seperti tubuh
kebangkitan Yesus Kristus,”[14] deskripsi John MacArthur.
Lukas 20:36-38 (TB)
“Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti
malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah
dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya
dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak,
dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup,
sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
Jika Saudara sudah di-lahirbaru-kan,
maka tubuh kemuliaan ini yang sedang menantimu. Sebaliknya, jika Saudara belum
di-lahirbaru-kan, maka tubuh kebinasaan yang akan menantimu.
2) Takhta pengadilan
Kristus
Setelah diangkat ke angkasa dan dianugerahi tubuh kemuliaan, setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan akan segera dihadapkan pada takhta pengadilan Kristus.[15] Mereka harus memberi pertanggungjawaban terkait pengudusan dan pelayanannya kepada Kristus selama di bumi.
Setelah diangkat ke angkasa dan dianugerahi tubuh kemuliaan, setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan akan segera dihadapkan pada takhta pengadilan Kristus.[15] Mereka harus memberi pertanggungjawaban terkait pengudusan dan pelayanannya kepada Kristus selama di bumi.
1 Korintus 3:5-8
“Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing
akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.”
2 Korintus 5:10
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”
Perlu dipahami kalau penghakiman ini tidak menentukan
keselamatan seseorang. Tidak ada penghukuman. Hanya ada upah.
Posisi kita dalam Kristus adalah
"dasar" yang dimaksud Paulus di surat 1 Korintus 3:11-15. Kita
membangun di atas dasar ini dengan "emas, perak, dan batu permata"
atau "kayu, rumput kering dan jerami." Takhta pengadilan Kristus akan
menguji semua ini.
Pelayanan Jim Elliot mungkin terlihat bodoh dan konyol bagi kita. Charles
Spurgeon mungkin terlihat lebih awesome dan hebat bagi kita. Tapi, bagi
Allah mungkin malah sebaliknya. Hati kita yang senantiasa diuji-Nya.
1 Samuel 16:7 (TB)
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’"
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’"
Lukas 16:15 (TB)
"...Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.”
"...Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.”
Kemungkinan besar, kita akan dihakimi
terkait ketaatan dan kesetiaan kita dalam menjalankan Amanat Agung,[16] mematikan dosa,[17] penguasaan diri,[18] dan yang sejenisnya.
Alkitab menyinggung mengenai berbagai
jenis mahkota yang disediakan bagi setiap orang-percaya berdasarkan
kesetiaan mereka melayani Kristus.[19] Menurut penafsiran saya,
di takhta pengadilan Kristus inilah mahkota itu akan ditentukan dan
dianugerahkan.
Karena itu, hendaklah setiap orang
Kristen adu setia, bukan adu besar. Apa yang kita anggap "emas, perak, dan
batu permata" mungkin hanyalah "kayu, rumput kering, dan jerami"
di hadapan Tuhan. Menjadi kaya, besar, dan terkenal bukan yang Allah inginkan
dalam hidup kita. Hamba yang menghasilkan lima talenta maupun dua talenta mendapatkan
pujian yang sama dari Allah.
Mat 25:23 (TB)
“...Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia,
engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawaba dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Seorang pendeta akhir-akhir ini suka
berkhotbah di mimbar gereja dengan jubah doktornya. Ia membanggakan diri
mengenai berapa orang yang sudah bertobat karena mendengar khotbahnya. Ia
membanggakan diri mengenai berapa orang yang menjadi pendeta karena mendengar
khotbahnya. Ia membanggakan diri sudah diundang berkhotbah ke berapa negara dan
kota. Ia menyatakan kalau dibutuhkan setidaknya gabungan karunia rohani 10
pendeta supaya bisa menyamai karunianya. Kelakuannya jadi mirip-mirip dengan
kelakuan Daud di kitab 1 Tawarikh 21:1-17.
Saya pribadi berharap ia sungguh-sungguh
sudah di-lahirbaru-kan. Jika belum, inilah contoh orang yang kelak akan
bertanya, "Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?"[20] Jawaban Tuhan saat itu
akan sangat mengejutkannya.
Jika sudah di-lahirbaru-kan, maka dia
hanya akan dihakimi di takhta pengadilan Kristus. Setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan
harus menghadap takhta pengadilan Kristus. Mereka akan memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik
ataupun jahat.[21]
Setiap orang yang sudah
di-lahirbaru-kan harus memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada
Allah.[22]
Kelak, pekerjaan masing-masing orang
akan nampak. Hari Tuhan akan menyatakannya dengan api. Api itu sendiri yang
akan menguji bagaimana pekerjaan setiap orang.
Jika pekerjaan yang dibangunnya tahan
uji, maka ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, maka ia akan
menderita kerugian. Ia sendiri akan diselamatkan, walaupun seperti dari dalam
api.[23]
Sejak masih hidup di dunia ini, Tuhan
sudah menguji dan memurnikan kita. Ikut Tuhan tidak berarti semua akan berjalan
lancar-lancar saja. Setiap ujian dan penderitaan yang kita alami di dunia ini
harus dipandang sebagai cara Tuhan memurnikan dan menyiapkan kita menuju
kekekalan.
Salib memang harus mendahului
mahkota. Api memang diperlukan untuk memurnikan emas dan perak. Perak yang
teruji adalah perak yang sudah dimurnikan tujuh kali dalam dapur peleburan di
tanah.[24]
Ayub 23:10 (AYT)
“...Ia tahu jalan yang aku ambil. Ketika Ia telah menguji aku, aku
akan keluar seperti emas.”
Mazmur 66:10 (AYT)
“Sebab, Engkau, ya Allah, menguji kami. Engkau memurnikan kami
seperti perak dimurnikan.”
Zakharia 13:9 (AYT)
“Aku menaruh sepertiganya itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti
orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka seperti orang menguji
emas...”
Maleakhi 3:3 (AYT)
“Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan membersihkan perak,
lalu Ia akan membersihkan orang Lewi dan menyucikan mereka seperti emas dan
perak...”
Orang Kristen tidak seharusnya alergi
dengan penderitaan dan penganiayaan. Ini adalah hal yang tidak bisa tidak ada
selama kita hidup di dunia ini. Kita terima saja ini sebagai cara Tuhan
memurnikan hidup kita. Kita jalani dan hadapi saja semua ini dengan iman.
2 Korintus 12:9-10 (TB)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka
aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab
jika aku lemah, maka aku kuat.”
Penderitaan dan penganiayaan adalah “api” yang digunakan Tuhan
untuk menguji, membersihkan, dan menyucikan setiap orang-percaya. Petrus
menekankan soal ini di surat penggembalaannya, yang memang ditujukan pada
orang-orang Kristen yang sedang dianiaya dan menderita dengan hebat saat itu.
1 Petrus 1:3-7 (AYT)
“Terpujilah Allah dan Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang sesuai
dengan anugerah-Nya yang sangat besar, telah melahirkan kita kembali ke dalam
pengharapan yang hidup melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati, dan untuk mewarisi harta pusaka yang tidak dapat binasa, tidak dapat
rusak, dan tidak dapat layu; yang tersimpan di surga untuk kamu, yaitu kamu
yang dilindungi oleh kuasa Allah melalui iman keselamatan yang siap dinyatakan
pada akhir zaman.
Dalam inilah kamu sangat bersukacita, sekalipun untuk sementara waktu,
jika diperlukan, kamu harus menderita berbagai macam pencobaan sehingga imanmu
yang lebih berharga daripada emas yang fana, sekalipun telah teruji oleh api,
terbukti murni dan menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat
penyataan Yesus Kristus.”
Karena itu, setiap orang yang sudah dimurnikan seharusnya tidak
lagi concern dengan hal yang sia-sia
seperti berapa jumlah followernya.
Orang yang sudah dimurnikan tidak seharusnya mementingkan hal-hal seperti ini
lagi. Ia tidak akan sibuk mencari-cari pujian dan sanjungan manusia lagi.
Dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang.
Menjadi besar dan terkenal bukan
tujuannya melayani. Dia hanya ingin menjadi hamba yang setia. Buat apa
terkenal, tapi berakhir di neraka? Buat apa besar, tapi menjadi hangus?
Seorang pendeta belum tentu adalah
hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan belum tentu harus jadi pendeta. Mengaku hamba tapi
mengapa kelakuannya malah mirip dengan majikan?
"Sebab bukan orang yang memuji
diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan,"[25] peringat Paulus.
3) Perjamuan
nikah Anak Domba
Setelah setiap orang yang diangkat ini dihakimi di takhta pengadilan Kristus, maka apa yang dinubuatkan di kitab Wahyu 19:6-10 akan segera tergenapi. Kita semua akan menjadi "mempelai perempuan" bagi Anak Domba Allah (Yesus Kristus).
Setelah setiap orang yang diangkat ini dihakimi di takhta pengadilan Kristus, maka apa yang dinubuatkan di kitab Wahyu 19:6-10 akan segera tergenapi. Kita semua akan menjadi "mempelai perempuan" bagi Anak Domba Allah (Yesus Kristus).
Dengan kain linen halus yang bersih
dan cemerlang, setiap dari kita menjadi "mempelai perempuan" di
perjamuan nikah ini. Dengan tubuh kemuliaan kita. Dengan mahkota kita.
Saudara yang pernah menghadiri
perjamuan nikah para konglomerat mungkin terpesona dengan kemegahan dan keagungan
pestanya. Maka, sungguh tidak mungkin bisa dideskripsikan dengan kata-kata akan
semegah dan seagung apa perjamuan nikahnya Pencipta alam semesta ini; Raja di
atas segala raja; Tuan atas segala tuan.
Jika saat ini Saudara tidak pernah
diundang ke pesta para pembesar, jangan berkecil hati. The best is yet to come. Your best life absolutely is not now.
Jika saat ini Saudara tidak dipandang
orang-orang karena status sosialmu dan harta bendamu, jangan tawar hatimu.
Saudara adalah "mempelai perempuan-"nya Raja di atas segala raja. Ya,
benar...kamu!
Malaikat menegaskan soal ini kepada
Rasul Yohanes. "Tuliskanlah ini: 'Diberkatilah orang yang diundang ke
jamuan pernikahan Anak Domba!' Ini adalah kata-kata yang benar dari
Allah.'"[26]
Apalagi, perjamuan nikah Anak Domba
ini kemungkinan besar berbarengan dengan berlangsungnya masa siksaan (tribulasi) selama tujuh tahun di bumi.
Sementara Saudara sedang
bersenang-senang dan bersukacita bersama Kristus, seluruh penduduk bumi sedang
hidup di masa siksaan yang
dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi dari
sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.[27]
Wahyu 6:12-17 (AYT)
“...terjadilah gempa bumi yang dahsyat; matahari menjadi hitam seperti
kain karung yang terbuat dari rambut dan seluruh bulan menjadi seperti darah.
Bintang-bintang di langit berjatuhan ke bumi seperti pohon ara menggugurkan
buah-buahnya yang mentah saat diguncangkan oleh angin yang sangat kencang. Dan,
terbelahlah langit bagaikan kitab yang digulung, dan setiap gunung dan pulau
dipindahkan dari tempatnya.
Maka, raja-raja di bumi, dan para pembesar, dan perwira-perwira, dan
orang-orang kaya dan berkuasa, dan semua budak, dan orang bebas bersembunyi di
gua-gua dan di antara batu-batu di pegunungan.
Mereka berkata kepada gunung-gunung dan batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah
menimpa kami dan sembunyikan kami dari hadapan Dia yang duduk di atas takhta,
dan dari murka Anak Domba!’
Sebab, hari besar bagi murka mereka telah tiba dan siapakah yang dapat
bertahan?”
Setiap nubuat mengenai penghakiman
Allah di kitab Wahyu pasal 6 -19:5 akan menimpa penduduk bumi secara harfiah. Tujuh
meterai,[28] tujuh sangkakala,[29] dan tujuh cawan[30] merupakan tiga bentuk penghakiman
Allah yang akan terjadi secara susul menyusul.
Bahkan, ada masa ketika orang akan
mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya. Mereka ingin mati, tetapi
maut lari dari mereka.[31] Saudara mulai paham
mengapa kita harus senantiasa bersukacita dalam Tuhan?[32]
Kekerasan hati manusia memang tidak pernah
bisa dipahami. Bahkan setelah Allah Tritunggal terang-terangan menyatakan murka
dan kuasa-Nya di masa tribulasi ini, tetap saja ada manusia yang tidak mau
bertobat. Ketika ketujuh cawan murka Allah ditumpahkan ke bumi, kita bisa
melihat kekerasan hati dan kebodohan manusia.
Wahyu 9:20-21 (AYT)
“Namun, manusia yang selamat, yang tidak terbunuh oleh bencana itu, tetap
tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan tangan mereka... Mereka tidak
bertobat dari pembunuhan, sihir, percabulan, dan pencurian.”
Wahyu 16:9 (AYT)
“Manusia dihanguskan oleh panas yang luar biasa, tetapi mereka menghujat nama Allah yang memiliki kuasa atas semua bencana ini. Mereka tidak mau bertobat dan memuliakan Allah.”
“Manusia dihanguskan oleh panas yang luar biasa, tetapi mereka menghujat nama Allah yang memiliki kuasa atas semua bencana ini. Mereka tidak mau bertobat dan memuliakan Allah.”
Wahyu 16:10-11 (AYT)
“...mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan menghujat Allah yang di surga karena rasa sakit dan bisul-bisul mereka; tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.”
“...mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan menghujat Allah yang di surga karena rasa sakit dan bisul-bisul mereka; tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.”
Wahyu 16:21 (AYT)
“Hujan es yang besar, kira-kira seberat 1 talenta (34 kg), jatuh dari langit menimpa manusia; tetapi manusia menghujat Allah karena bencana hujan es itu. Sebab, bencana itu begitu mengerikan.”
“Hujan es yang besar, kira-kira seberat 1 talenta (34 kg), jatuh dari langit menimpa manusia; tetapi manusia menghujat Allah karena bencana hujan es itu. Sebab, bencana itu begitu mengerikan.”
Injil juga mengisahkan kekerasan hati
manusia. Setelah para imam dan orang Farisi mendengar Yesus membangkitkan
Lazarus yang sudah mati empat hari, apa respon mereka? Bertobat dan mengikuti
Yesus? Tidak, mereka malahan bermufakat ingin membunuh Yesus dan Lazarus.[33]
Ketika Tuhan menunjukkan kasih-Nya,
manusia tidak mau bertobat. Ketika Tuhan menunjukkan kuasa-Nya, manusia tidak
mau bertobat. Ketika Tuhan menunjukkan murka-Nya, manusia tetap saja tidak mau
bertobat. Bukankah neraka itu memang harus ada?
Berbahagialah Saudara yang
sungguh-sungguh sudah bertobat. Yang sungguh-sungguh sudah beriman-percaya kepada
Allah Tritunggal. Semua bisa terjadi dalam hidupmu semata-mata hanya karena
anugerah Allah.
Matius 13:11, 16-17 (TB)
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan
Surga, tetapi kepada mereka tidak.
...
Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
...
Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Efesus 2:8-10 (AYT)
“Sebab, oleh anugerah kamu diselamatkan melalui iman dan ini
bukan dari dirimu sendiri, tetapi karunia Allah, bukan hasil usahamu,
supaya tidak ada seorang pun yang menyombongkan diri.”
Bisa
di-lahirbaru-kan adalah anugerah. Bisa bertobat adalah anugerah. Bisa beriman-percaya
pada Yesus Kristus adalah anugerah. Bersedia dikuduskan oleh Roh Kudus adalah
anugerah. Segala sesuatu dalam hidup kita hanyalah karena anugerah.
Bukan
kita yang mencari Tuhan, tapi Tuhan yang telah mencari kita. Kita bisa sampai
di titik ini bukan karena kita yang memilih ingin memegang erat tangan Tuhan,
tapi semata-mata karena Tuhan yang memilih untuk memegang erat-erat tangan
kita. Ia tidak akan pernah membiarkan kita terlepas dari-Nya. Kita semua akan
menjadi mempelai perempuan-Nya di perjamuan nikah Anak Domba kelak.
Penulis,
Yonghan
[1]1Tes 5:16;
Fil 4:4
[2]1 Tes 5:9
[4] 1 Kor 15:58
[5] 1 Tes 4:18
[6] Yoh 3:1-21
[7] 1 Kor 15:35-58
[8] Luk 24:41-43; Yoh 21:5-15
[9] Luk 24:36-51; Yoh 20:19
[10] Yes 65:17
[11] Mat 22:30
[12] Why 21:4
[13] Mat 17:2; Mrk 9:3; Luk 9:29; Why 1:16
[14] Fil 3:20-21
[15] Rom 14:10-12; 2 Kor 5:10
[19] 1 Kor 9:4-27; 2 Tim 2:5; 2 Tim 4:8; Yak 1:12; 1 Pet 5:4 dan Why 2:10
[20] Mat 7:22
[21] 2 Kor 5:10
[22] Rom 14:12
[24] Mzm 12:6
[26] Why 19:9
[28] Why 6:1-17; 8:1-5
[30] Why 16:1-21
[32] Fil 4:4

Komentar
Posting Komentar