Langsung ke konten utama

NASIB GEREJA DI AKHIR ZAMAN (bagian 1)


Apakah Saudara sedang bersusah hati? Oleh sakit-penyakitmu? Merasa depresi pergi pagi pulang pegel-pegel, tapi penghasilan pas-pasan? Oleh berbagai pergumulan dalam hidupmu?
Bersukacitalah senantiasa. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah![1]
Mengapa kita harus senantiasa bersukacita, apapun situasi kondisi kita saat ini? Karena Allah tidak menetapkan Saudara untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.[2] Alkitab berulangkali memerintahkan orang yang sudah di-lahirbaru-kan untuk tidak merasa takut dan khawatir atas apapun lagi. 
Hal-hal yang paling menakutkan sudah pasti tidak akan pernah Saudara alami lagi. Api neraka, siksaan yang tiada henti siang malam, ataupun masa siksaan selama tujuh tahun (tribulasi): tidak akan pernah Saudara alami.
Sebaliknya, yang sedang menanti Saudara adalah hari pengangkatan Gereja, tubuh kemuliaan, kesempatan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun, dan tentunya hidup kekal di langit yang baru dan bumi yang baru.
Jika Saudara sudah di-lahirbaru-kan, berikut adalah jadwal yang menantimu menurut "kalender" Kerajaan Allah:
1) Hari Pengangkatan Gereja (The Rapture)
Ini adalah peristiwa penting berikutnya yang segera akan terjadi. Tidak ada tanda-tanda yang akan mendahului. Peristiwa ini akan berlangsung dengan cepat dan tiba-tiba.
Kristus datang dalam awan untuk “mengangkat” Gereja-Nya, yaitu mereka yang sungguh-sungguh sudah beriman-percaya kepada-Nya.[3] Pada saat bersamaan, mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan dan ikut dibawa ke surga.
Memahami janji ini hendaknya membuat kita berdiri teguh, tidak goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kita tahu bahwa dalam  persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia.[4] Tuhan menginginkan kita menghibur satu dengan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.[5]
1 Tesalonika 4:16-17 (AYT)
“Tuhan sendiri akan turun dari surga dengan seruan, suara dari penghulu malaikat, dan dengan suara trompet Allah, dan orang-orang yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dahulu. Kemudian, kita yang masih hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dalam awan-awan dengan mereka untuk bertemu dengan Tuhan di udara, dan demikianlah kita akan selalu bersama Tuhan.
Jika saat ini Saudara sudah di-lahirbaru-kan,[6] maka Saudara akan ikut dalam peristiwa Pengangkatan di "kloter pertama" ini, baik dalam kondisi masih hidup ataupun sudah meninggal. Saudara kemudian akan langsung dianugerahi tubuh kemuliaan.
Karena itu, bagi Saudara yang saat ini sedang menderita sakit-penyakit, janganlah tawar dan kecut hatimu. Selama Saudara benar-benar yakin sudah lahir-baru, maka tubuh kemuliaan sedang menantimu.[7]
1 Korintus 15:51-52 (AYT)
“Dengarlah! Aku mengatakan kepadamu suatu rahasia, kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua akan diubah, seketika itu, dalam sekejap mata saja, saat trompet terakhir: karena trompet akan berbunyi, dan orang mati akan dibangkitkan tanpa kebinasaan, dan kita akan diubahkan.” 
Memahami soal tubuh kemuliaan mungkin bisa memberikan sukacita yang meluap-luap bagi Saudara yang sedang bergumul dengan sakit-penyakit saat ini. Nikmat di dunia ini cuma sementara. Begitu juga dengan sakit-penyakitnya, cuma sementara saja.
"Tuhan sudah menyiapkan tubuh yang memang khusus dianugerahi kepada kita untuk menjalani kekekalan di surga. Tubuh ini akan memancarkan kemuliaan Allah. Tubuh ini dipenuhi dengan kuasa. Tubuh ini tidak dibatasi oleh dimensi waktu ataupun ruang lagi.
Tubuh kemuliaan ini bisa dipakai untuk makan, walaupun kita sudah tidak harus makan-minum lagi saat itu.[8] Tubuh ini bisa dipakai untuk melayang-layang, terbang ke sana sini dan bebas berpindah tempat.[9] Tubuh ini tidak bisa menua karena tidak lagi terikat oleh dimensi waktu.
Tubuh ini hanya digunakan untuk menikmati sukacita dan damai sejahtera yang datang dari Tuhan. Tubuh ini tidak lagi akan mengingat-ingat masa lalu,[10] maupun mereka-reka masa depan. Tubuh ini hanya tertarik menikmati sukacita dan damai sejahtera yang kekal itu.
Tubuh ini akan diperlengkapi sedemikian rupa sehingga mampu melakukan apapun yang diperintahkan Allah bagi manusia.[11] Tubuh ini akan melampaui semua imajinasi kita.
Tubuh kemuliaan ini hanya tahu untuk berbahagia, berkecukupan, merasa damai sejahtera, dan benar-benar terpuaskan dalam segala sesuatu. Apalagi, saat itu sudah tidak ada lagi sakit-penyakit, air mata, dukacita, ratap tangis, dan kematian.[12]
Tubuh kemuliaan ini akan terlihat berkilauan; akan terlihat tembus pandang; akan memancarkan cahaya seperti bulan dan bintang, tapi terangnya akan seperti matahari;[13] akan seperti tubuh kebangkitan Yesus Kristus,”[14] deskripsi John MacArthur.
Lukas 20:36-38 (TB)
“Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.
Jika Saudara sudah di-lahirbaru-kan, maka tubuh kemuliaan ini yang sedang menantimu. Sebaliknya, jika Saudara belum di-lahirbaru-kan, maka tubuh kebinasaan yang akan menantimu.
2) Takhta pengadilan Kristus
Setelah diangkat ke angkasa dan dianugerahi tubuh kemuliaan, setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan akan segera dihadapkan pada takhta pengadilan Kristus.[15] Mereka harus memberi pertanggungjawaban terkait pengudusan dan pelayanannya kepada Kristus selama di bumi.


1 Korintus 3:5-8
“Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.”

2 Korintus 5:10
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

Perlu dipahami kalau penghakiman ini tidak menentukan keselamatan seseorang. Tidak ada penghukuman. Hanya ada upah.
Posisi kita dalam Kristus adalah "dasar" yang dimaksud Paulus di surat 1 Korintus 3:11-15. Kita membangun di atas dasar ini dengan "emas, perak, dan batu permata" atau "kayu, rumput kering dan jerami." Takhta pengadilan Kristus akan menguji semua ini.
Pelayanan Jim Elliot mungkin terlihat bodoh dan konyol bagi kita. Charles Spurgeon mungkin terlihat lebih awesome dan hebat bagi kita. Tapi, bagi Allah mungkin malah sebaliknya. Hati kita yang senantiasa diuji-Nya.
1 Samuel 16:7 (TB)
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’"
Lukas 16:15 (TB)
"...Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
Kemungkinan besar, kita akan dihakimi terkait ketaatan dan kesetiaan kita dalam menjalankan Amanat Agung,[16] mematikan dosa,[17] penguasaan diri,[18] dan yang sejenisnya.
Alkitab menyinggung mengenai berbagai jenis mahkota yang disediakan bagi setiap orang-percaya berdasarkan kesetiaan mereka melayani Kristus.[19] Menurut penafsiran saya, di takhta pengadilan Kristus inilah mahkota itu akan ditentukan dan dianugerahkan. 
Karena itu, hendaklah setiap orang Kristen adu setia, bukan adu besar. Apa yang kita anggap "emas, perak, dan batu permata" mungkin hanyalah "kayu, rumput kering, dan jerami" di hadapan Tuhan. Menjadi kaya, besar, dan terkenal bukan yang Allah inginkan dalam hidup kita. Hamba yang menghasilkan lima talenta maupun dua talenta mendapatkan pujian yang sama dari Allah.  
Mat 25:23 (TB)
“...Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawaba dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Seorang pendeta akhir-akhir ini suka berkhotbah di mimbar gereja dengan jubah doktornya. Ia membanggakan diri mengenai berapa orang yang sudah bertobat karena mendengar khotbahnya. Ia membanggakan diri mengenai berapa orang yang menjadi pendeta karena mendengar khotbahnya. Ia membanggakan diri sudah diundang berkhotbah ke berapa negara dan kota. Ia menyatakan kalau dibutuhkan setidaknya gabungan karunia rohani 10 pendeta supaya bisa menyamai karunianya. Kelakuannya jadi mirip-mirip dengan kelakuan Daud di kitab 1 Tawarikh 21:1-17.
Saya pribadi berharap ia sungguh-sungguh sudah di-lahirbaru-kan. Jika belum, inilah contoh orang yang kelak akan bertanya, "Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?"[20] Jawaban Tuhan saat itu akan sangat mengejutkannya.
Jika sudah di-lahirbaru-kan, maka dia hanya akan dihakimi di takhta pengadilan Kristus. Setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan harus menghadap takhta pengadilan Kristus. Mereka akan memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.[21]
Setiap orang yang sudah di-lahirbaru-kan harus memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah.[22]
 
Kelak, pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Hari Tuhan akan menyatakannya dengan api. Api itu sendiri yang akan menguji bagaimana pekerjaan setiap orang.
Jika pekerjaan yang dibangunnya tahan uji, maka ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, maka ia akan menderita kerugian. Ia sendiri akan diselamatkan, walaupun seperti dari dalam api.[23]
 
Sejak masih hidup di dunia ini, Tuhan sudah menguji dan memurnikan kita. Ikut Tuhan tidak berarti semua akan berjalan lancar-lancar saja. Setiap ujian dan penderitaan yang kita alami di dunia ini harus dipandang sebagai cara Tuhan memurnikan dan menyiapkan kita menuju kekekalan. 
Salib memang harus mendahului mahkota. Api memang diperlukan untuk memurnikan emas dan perak. Perak yang teruji adalah perak yang sudah dimurnikan tujuh kali dalam dapur peleburan di tanah.[24]
Ayub 23:10 (AYT)
“...Ia tahu jalan yang aku ambil. Ketika Ia telah menguji aku, aku akan keluar seperti emas.

Mazmur 66:10 (AYT)
“Sebab, Engkau, ya Allah, menguji kami. Engkau memurnikan kami seperti perak dimurnikan.”

Zakharia 13:9 (AYT)
“Aku menaruh sepertiganya itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka seperti orang menguji emas...”

Maleakhi 3:3 (AYT)
“Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan membersihkan perak, lalu Ia akan membersihkan orang Lewi dan menyucikan mereka seperti emas dan perak...”

Orang Kristen tidak seharusnya alergi dengan penderitaan dan penganiayaan. Ini adalah hal yang tidak bisa tidak ada selama kita hidup di dunia ini. Kita terima saja ini sebagai cara Tuhan memurnikan hidup kita. Kita jalani dan hadapi saja semua ini dengan iman. 
2 Korintus 12:9-10 (TB)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Penderitaan dan penganiayaan adalah “api” yang digunakan Tuhan untuk menguji, membersihkan, dan menyucikan setiap orang-percaya. Petrus menekankan soal ini di surat penggembalaannya, yang memang ditujukan pada orang-orang Kristen yang sedang dianiaya dan menderita dengan hebat saat itu.
1 Petrus 1:3-7 (AYT)
“Terpujilah Allah dan Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang sesuai dengan anugerah-Nya yang sangat besar, telah melahirkan kita kembali ke dalam pengharapan yang hidup melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, dan untuk mewarisi harta pusaka yang tidak dapat binasa, tidak dapat rusak, dan tidak dapat layu; yang tersimpan di surga untuk kamu, yaitu kamu yang dilindungi oleh kuasa Allah melalui iman keselamatan yang siap dinyatakan pada akhir zaman.

Dalam inilah kamu sangat bersukacita, sekalipun untuk sementara waktu, jika diperlukan, kamu harus menderita berbagai macam pencobaan sehingga imanmu yang lebih berharga daripada emas yang fana, sekalipun telah teruji oleh api, terbukti murni dan menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat penyataan Yesus Kristus.

Karena itu, setiap orang yang sudah dimurnikan seharusnya tidak lagi concern dengan hal yang sia-sia seperti berapa jumlah followernya. Orang yang sudah dimurnikan tidak seharusnya mementingkan hal-hal seperti ini lagi. Ia tidak akan sibuk mencari-cari pujian dan sanjungan manusia lagi. Dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang.
Menjadi besar dan terkenal bukan tujuannya melayani. Dia hanya ingin menjadi hamba yang setia. Buat apa terkenal, tapi berakhir di neraka? Buat apa besar, tapi menjadi hangus?
Seorang pendeta belum tentu adalah hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan belum tentu harus jadi pendeta. Mengaku hamba tapi mengapa kelakuannya malah mirip dengan majikan?
"Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan,"[25] peringat Paulus. 
3) Perjamuan nikah Anak Domba
Setelah setiap orang yang diangkat ini dihakimi di takhta pengadilan Kristus, maka apa yang dinubuatkan di kitab Wahyu 19:6-10 akan segera tergenapi. Kita semua akan menjadi "mempelai perempuan" bagi Anak Domba Allah (Yesus Kristus).
Dengan kain linen halus yang bersih dan cemerlang, setiap dari kita menjadi "mempelai perempuan" di perjamuan nikah ini. Dengan tubuh kemuliaan kita. Dengan mahkota kita.
Saudara yang pernah menghadiri perjamuan nikah para konglomerat mungkin terpesona dengan kemegahan dan keagungan pestanya. Maka, sungguh tidak mungkin bisa dideskripsikan dengan kata-kata akan semegah dan seagung apa perjamuan nikahnya Pencipta alam semesta ini; Raja di atas segala raja; Tuan atas segala tuan.
Jika saat ini Saudara tidak pernah diundang ke pesta para pembesar, jangan berkecil hati. The best is yet to come. Your best life absolutely is not now.
Jika saat ini Saudara tidak dipandang orang-orang karena status sosialmu dan harta bendamu, jangan tawar hatimu. Saudara adalah "mempelai perempuan-"nya Raja di atas segala raja. Ya, benar...kamu!
Malaikat menegaskan soal ini kepada Rasul Yohanes. "Tuliskanlah ini: 'Diberkatilah orang yang diundang ke jamuan pernikahan Anak Domba!' Ini adalah kata-kata yang benar dari Allah.'"[26]
Apalagi, perjamuan nikah Anak Domba ini kemungkinan besar berbarengan dengan berlangsungnya masa siksaan (tribulasi) selama tujuh tahun di bumi.
Sementara Saudara sedang bersenang-senang dan bersukacita bersama Kristus, seluruh penduduk bumi sedang hidup di masa siksaan yang dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi dari sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.[27]
Wahyu 6:12-17 (AYT)
“...terjadilah gempa bumi yang dahsyat; matahari menjadi hitam seperti kain karung yang terbuat dari rambut dan seluruh bulan menjadi seperti darah. Bintang-bintang di langit berjatuhan ke bumi seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah saat diguncangkan oleh angin yang sangat kencang. Dan, terbelahlah langit bagaikan kitab yang digulung, dan setiap gunung dan pulau dipindahkan dari tempatnya.

Maka, raja-raja di bumi, dan para pembesar, dan perwira-perwira, dan orang-orang kaya dan berkuasa, dan semua budak, dan orang bebas bersembunyi di gua-gua dan di antara batu-batu di pegunungan.

Mereka berkata kepada gunung-gunung dan batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikan kami dari hadapan Dia yang duduk di atas takhta, dan dari murka Anak Domba!’

Sebab, hari besar bagi murka mereka telah tiba dan siapakah yang dapat bertahan?”

Setiap nubuat mengenai penghakiman Allah di kitab Wahyu pasal 6 -19:5 akan menimpa penduduk bumi secara harfiah. Tujuh meterai,[28] tujuh sangkakala,[29] dan tujuh cawan[30] merupakan tiga bentuk penghakiman Allah yang akan terjadi secara susul menyusul. 
Bahkan, ada masa ketika orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya. Mereka ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.[31] Saudara mulai paham mengapa kita harus senantiasa bersukacita dalam Tuhan?[32]
Kekerasan hati manusia memang tidak pernah bisa dipahami. Bahkan setelah Allah Tritunggal terang-terangan menyatakan murka dan kuasa-Nya di masa tribulasi ini, tetap saja ada manusia yang tidak mau bertobat. Ketika ketujuh cawan murka Allah ditumpahkan ke bumi, kita bisa melihat kekerasan hati dan kebodohan manusia.
Wahyu 9:20-21 (AYT)
“Namun, manusia yang selamat, yang tidak terbunuh oleh bencana itu, tetap tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan tangan mereka... Mereka tidak bertobat dari pembunuhan, sihir, percabulan, dan pencurian.”

Wahyu 16:9 (AYT)
“Manusia dihanguskan oleh panas yang luar biasa, tetapi mereka menghujat nama Allah yang memiliki kuasa atas semua bencana ini. Mereka tidak mau bertobat dan memuliakan Allah.”
Wahyu 16:10-11 (AYT)
“...mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan menghujat Allah yang di surga karena rasa sakit dan bisul-bisul mereka; tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.”
Wahyu 16:21 (AYT)
“Hujan es yang besar, kira-kira seberat 1 talenta (34 kg), jatuh dari langit menimpa manusia; tetapi manusia menghujat Allah karena bencana hujan es itu. Sebab, bencana itu begitu mengerikan.”
Injil juga mengisahkan kekerasan hati manusia. Setelah para imam dan orang Farisi mendengar Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati empat hari, apa respon mereka? Bertobat dan mengikuti Yesus? Tidak, mereka malahan bermufakat ingin membunuh Yesus dan Lazarus.[33]
Ketika Tuhan menunjukkan kasih-Nya, manusia tidak mau bertobat. Ketika Tuhan menunjukkan kuasa-Nya, manusia tidak mau bertobat. Ketika Tuhan menunjukkan murka-Nya, manusia tetap saja tidak mau bertobat. Bukankah neraka itu memang harus ada?
Berbahagialah Saudara yang sungguh-sungguh sudah bertobat. Yang sungguh-sungguh sudah beriman-percaya kepada Allah Tritunggal. Semua bisa terjadi dalam hidupmu semata-mata hanya karena anugerah Allah.
Matius 13:11, 16-17 (TB)
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi kepada mereka tidak.
...
Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak  nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Efesus 2:8-10 (AYT)
“Sebab, oleh anugerah kamu diselamatkan melalui iman dan ini bukan dari dirimu sendiri, tetapi karunia Allah, bukan hasil usahamu, supaya tidak ada seorang pun yang menyombongkan diri.”

Bisa di-lahirbaru-kan adalah anugerah. Bisa bertobat adalah anugerah. Bisa beriman-percaya pada Yesus Kristus adalah anugerah. Bersedia dikuduskan oleh Roh Kudus adalah anugerah. Segala sesuatu dalam hidup kita hanyalah karena anugerah.

Bukan kita yang mencari Tuhan, tapi Tuhan yang telah mencari kita. Kita bisa sampai di titik ini bukan karena kita yang memilih ingin memegang erat tangan Tuhan, tapi semata-mata karena Tuhan yang memilih untuk memegang erat-erat tangan kita. Ia tidak akan pernah membiarkan kita terlepas dari-Nya. Kita semua akan menjadi mempelai perempuan-Nya di perjamuan nikah Anak Domba kelak.

Penulis,

Yonghan

[1]1Tes 5:16; Fil 4:4
[2]1 Tes 5:9
[3] 1 Tes 4:13-17; 1 Kor 15:35-58
[4] 1 Kor 15:58
[5] 1 Tes 4:18
[6] Yoh 3:1-21
[7] 1 Kor 15:35-58
[8] Luk 24:41-43; Yoh 21:5-15
[9] Luk 24:36-51; Yoh 20:19
[10] Yes 65:17
[11] Mat 22:30
[12] Why 21:4
[13] Mat 17:2; Mrk 9:3; Luk 9:29; Why 1:16
[14] Fil 3:20-21
[15] Rom 14:10-12; 2 Kor 5:10
[16] Mat 28:18-20
[17] Rom 6:1-4
[18] Yak 3:1-9
[19] 1 Kor 9:4-27; 2 Tim 2:5; 2 Tim 4:8; Yak 1:12; 1 Pet 5:4 dan Why 2:10

[20] Mat 7:22
[21] 2 Kor 5:10
[22] Rom 14:12
[23] 1 Kor 3:13-15
[24] Mzm 12:6
[25] 2 Kor 10:18
[26] Why 19:9
[27] Mat 24:21
[28] Why 6:1-17; 8:1-5
[29] Why 8:6-21; 11:15-19
[30] Why 16:1-21
[31] Why 9:6
[32] Fil 4:4
[33] Yoh 11:45-57; 12:9-11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...