Masa siksaan
(tribulasi) diakhiri dengan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (the Second Coming). Kedatangan-Nya yang pertama kalinya dahulu membawa
pengampunan dan keselamatan. Kedatangan-Nya yang kedua kalinya kelak hanya membawa penghukuman dan murka.
Tidak ada lagi
anugerah, tidak ada lagi belas kasihan.
Yesaya 13:9-10
(TB)
“Sungguh, hari
TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas, dan dengan
murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk
memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. Sebab bintang-bintang dan
gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan
menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.”
Yoel 3:15-16 (TB)
“Matahari dan
bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya. TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan
langit dan bumi bergoncang...”
Zakharia 14:3-4
(TB)
“Kemudian TUHAN
akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari
pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang
terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun
itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat
besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke
selatan.”
Maleakhi 3:2
(TB)
“Siapakah yang
dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri,
apabila ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang
pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.”
Matius 24:29-30
(TB)
“Segera sesudah
siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya
dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan
goncang.
Pada waktu itu
akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap
dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas
awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.”
Saat itu,
surga akan terbuka dan tampak seekor kuda putih. Yesus, yang duduk di atasnya,
yang bernama Setia dan Benar, akan menghakimi dan berperang dalam kebenaran.
Mata-Nya
seperti nyala api. Di kepala-Nya ada banyak mahkota. Ia memiliki nama yang
tertulis, yang tidak diketahui seorang pun, kecuali diri-Nya sendiri.
Ia memakai
jubah yang telah dicelupkan ke dalam darah, dan nama-Nya adalah Firman Allah.
Dari mulut-Nya, keluar sebuah pedang tajam yang digunakan untuk memukul
bangsa-bangsa.
Ia akan
memerintah atas mereka dengan tongkat besi. Ia akan memeras anggur dalam batu kilangan,
yang adalah murka Allah Yang Mahakuasa. Pada jubah dan paha-Nya tertulis nama
ini: Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan.
Mazmur 2:9-12
(AYT)
“Engkau akan
menghancurkan mereka dengan tongkat besi. Engkau akan
menyerakkan mereka seperti bejana tukang periuk! Oleh karena itu
sekarang, hai raja-raja, jadilah bijaksana, hai para penguasa dunia, tunduklah
pada ajaran. Layani TUHAN dengan takut dan bersukacitalah dengan gemetar.
Ciumlah Anak itu,
atau Tuhan akan marah dan kamu akan binasa di jalan. Sebab, kemarahan-Nya cepat
menyala. Diberkatilah semua orang yang mencari perlindungan di dalam-Nya.”
Yesaya 11:4-5
(AYT)
“...dengan
kebenaran, Ia akan menghakimi orang miskin. Ia memutuskan dengan adil bagi
orang-orang di bumi. Ia akan memukul bumi dengan tongkat
yang keluar dari mulut-Nya dan dengan napas yang keluar dari bibir-Nya, Ia akan
membunuh orang fasik. Kebenaran akan menjadi sabuk di pinggang-Nya dan kesetiaan adalah ikat
pinggang-Nya.”
Seluruh
pasukan yang ada di surga mengikuti-Nya dengan menunggang kuda putih dan
berpakaian kain linen halus yang putih dan bersih.[1] Itu adalah Saudara. Itu adalah saya. Itu
adalah kita.
Setelah diangkat
ke angkasa, dihakimi di takhta pengadilan Kristus, bersukacita di jamuan
pernikahan Anak Domba, kita semua akan kembali ke bumi bersama dengan Kristus. Dengan
tubuh kemuliaan kita. Dengan mahkota kita. Dengan menunggang kuda putih. Dengan
memakai kain linen halus yang putih dan bersih.
Dengan
tubuh kemuliaan yang dibalut kain linen halus yang putih dan bersih, mengenakan
mahkota, sambil menunggang kuda putih, semua orang yang diangkat di hari
Pengangkatan Gereja akan maju berperang bersama-sama Kristus.
Jangan
kaget kalau orang di sebelah kananmu saat itu adalah Petrus. Di sebelah kirimu
adalah Paulus. Di depanmu Yohanes Pembaptis. Di belakangmu mungkin saja
Yakobus.
Sementara
itu, di hadapanmu berkumpul musuh Kristus dalam jumlah yang besar. Si binatang[2]
itu dan para raja di bumi serta pasukan mereka berkumpul untuk berperang
melawan kita.
Si
binatang akhirnya ditangkap, bersama nabi palsunya yang telah mengadakan
tanda-tanda ajaib di hadapan binatang itu. Setiap orang yang menerima tanda
binatang itu dan menyembah patungnya akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam
lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
Sisanya
akan dibunuh dengan pedang yang keluar dari mulut Yesus Kristus. Semua burung
akan dikenyangkan oleh jenazah mereka.[3]
Terjadi pembantaian massal secara besar-besaran.
Tidak
ada lagi anugerah, hanya ada penghukuman. Tidak ada lagi pengampunan, hanya ada
pembantaian.
Orang-orang
ini telah diberi kesempatan bertobat. Ketika di masa tribulasi, malaikat telah
diutus kepada mereka untuk memberi peringatan. "Siapa saja menyembah
binatang itu dan patungnya, yang menerima satu tanda pada dahi atau tangannya,
orang itu akan minum anggur murka Allah, yang dituangkan dengan kekuatan penuh
ke dalam cawan murka-Nya.
Ia
akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat kudus dan
Anak Domba. Asap siksaan mereka naik selama-lamanya. Mereka tidak punya waktu untuk
istirahat, baik siang atau malam, yaitu mereka yang menyembah binatang itu dan
patungnya, atau siapa pun yang menerima tanda namanya."[4]
4)
Kerajaan
Seribu Tahun
Setelah para pengikut si binatang dan nabi palsu habis dibantai, akan ada malaikat yang turun dari surga. Ia membawa kunci jurang maut dan sebuah rantai besar di tangannya.
Setelah para pengikut si binatang dan nabi palsu habis dibantai, akan ada malaikat yang turun dari surga. Ia membawa kunci jurang maut dan sebuah rantai besar di tangannya.
Malaikat
ini yang akan menangkap naga itu, si Ular Tua, yang adalah Setan dan Iblis. Ia
akan mengikatnya selama seribu tahun, melemparkannya ke dalam jurang maut,
menutupnya, dan menyegelnya supaya ia tidak bisa menyesatkan bangsa-bangsa lagi,
sampai masa seribu tahun berakhir.
Dalam
arti yang harfiah, Kristus akan mendirikan Kerajaan yg berkuasa di atas seluruh
bumi selama seribu
tahun. Doa Bapa Kami yang kita panjatkan
selama ini (...datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu) akan terkabul di momen
ini.
Selama
masa seribu tahun itu, kita akan memerintah bersama Kristus. Kita akan menjadi
imam-imam Allah dan imam-imam Kristus.[5]
Selain kita, ada dua entitas/grup yang dibangkitkan di masa ini untuk ikut
memerintah bersama Kristus.
Grup
pertama adalah mereka yang mati syahid di masa tribulasi (the
Tribulation's saints). Mereka adalah orang-orang
yang tidak mau menyembah si binatang itu atau patungnya. Mereka tidak mau
menerima tanda binatang itu pada dahi atau tangan mereka.[6]
Karena iman-percayanya kepada Kristus, mereka mati syahid.[7]
Grup
kedua adalah orang-orang kudus dari masa Perjanjian Lama (the Old Testament's saints). Itu berarti termasuk Nuh, Ayub,
Abraham, Yakub, Yusuf, Daud maupun Daniel.[8]
Yesaya 26:19 (AYT)
“Orang-orang mati-Mu akan hidup lagi; mayat mereka akan
bangkit. Hai orang-orang yang terbaring di dalam debu, bangunlah dan
bersukacitalah! Sebab, embun-Mu seperti embun pagi hari; dan bumi akan
melahirkan roh orang mati.”
Daniel 12:13 (AYT)
“Akan tetapi,
engkau, Daniel, pergilah sampai akhir zaman tiba. Engkau akan beristirahat dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada akhir zaman.”
Baik
kita (the New Testament’s saints), the Tribulation’s saints maupun the Old Testament's saints sama-sama
akan disebut sebagai orang yang mengalami “kebangkitan
pertama,” karena kita semua dibangkitkan untuk
hidup kekal.[9]
Sementara
itu, mereka yang dibangkitkan untuk dihakimi dan dihukum disebut sebagai orang
yang mengalami “kematian yang kedua.” Mereka inilah yang kelak akan diadili di
penghakiman Takhta Putih.[10]
Daniel 12:2-3
(AYT)
“Banyak dari
antara orang-orang yang tidur di dalam debu tanah akan bangun, beberapa untuk memperoleh hidup yang kekal, dan sebagian untuk mendapat
cela dan kehinaan yang kekal. Orang-orang yang bijaksana akan bersinar seperti
cahaya cakrawala. Mereka mengajar dan menuntun banyak orang kepada kebenaran,
seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.”
Siapapun
yang baru lahir sekali, maka pasti akan mati dua kali. Siapapun yang sudah
lahir dua kali, maka ia cukup mati sekali.[11]
Di
masa Kerajaan seribu tahun ini, kita bisa bertatap muka langsung dan
bercengkerama bersama Yesus. Saudara bisa menatap-Nya. Memegang-Nya. Memeluk-Nya.
Jika
para rasul dahulu menghabiskan tiga setengah tahun bersama-Nya, kita
semua kebagian seribu tahun. Saudara bisa
bersandar pada-Nya seperti Rasul Yohanes dahulu.[12]
Saudara bisa duduk di dekat kaki-Nya, mendengarkan-Nya berbicara seperti Maria
dahulu.[13]
Kita bisa membakar ikan bersama-Nya di tepi pantai, seperti halnya Petrus
dahulu.[14]
Saat
itu, sudah tidak ada pemerintahan lain. Cuma ada satu Kerajaan di atas muka
bumi ini. Kristus sebagai Rajanya. Ia akan memerintah di Yerusalem.
Yesaya 2:3-4 (AYT)
“Banyak orang akan
datang dan berkata,’Mari kita naik ke gunung TUHAN, ke kediaman Allah Yakub,
supaya Ia mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada kita, sehingga kita akan berjalan
di jalan-jalan-Nya.’ Sebab hukum akan keluar dari Sion dan
firman TUHAN dari Yerusalem.
Ia akan menghakimi
bangsa-bangsa dan menyelesaikan perselisihan-perselisihan bagi banyak orang.
Mereka akan menempa pedang-pedang menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka
menjadi sabit. Bangsa takkan mengangkat pedang melawan bangsa, bahkan mereka tidak pernah lagi belajar untuk berperang.”
Daniel 7:14 (AYT)
Lalu, kepada-Nya
dikaruniakan kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan sehingga orang-orang dari
segala suku, bangsa, dan bahasa menyembah kepada-Nya. Kekuasaan-Nya
adalah kekuasaan yang kekal, yang takkan lenyap, dan kerajaan-Nya adalah
kerajaan yang takkan binasa.”
Zakharia 14:9 (TB)
“Maka TUHAN akan
menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN
adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.”
Wahyu 19:16 (AYT)
“Pada jubah dan paha-Nya tertulis nama ini: RAJA ATAS SEGALA RAJA
dan TUAN ATAS SEGALA TUAN.”
Saat
itu, kita akan menjalani hidup di bumi dengan tubuh kemuliaan. Tak ada hawa
nafsu, tak bisa berdosa lagi. Tak ada perkawinan, tak ada reproduksi lagi. Kita
akan hidup seperti malaikat di surga.[15]
Saat itu, tetangga sebelah kiri rumah Saudara mungkin Abraham. Sebelah kanan mungkin
Nuh. Depan rumah Saudara mungkin Petrus.
Orang-orang
kudus dari zaman Perjanjian Baru, Perjanjian Lama dan Tribulasi inilah yang akan
tinggal dan memerintah bersama-sama Kristus di atas bumi ini selama seribu
tahun.[16]
Kalau yang akan memerintah sudah jelas siapa, lantas siapa yang akan diperintah?
Mereka adalah orang-orang
yang bertahan hidup melewati masa tribulasi. Mereka akan diadili di "Penghakiman
Domba dan Kambing."[17]
Para "kambing" akan dibinasakan dan langsung dilemparkan ke tempat
siksaan yang kekal. Kelak mereka akan dibangkitkan kembali, lalu diberi tubuh kebinasaan
untuk diadili di penghakiman Takhta Putih.
Matius 25:41
“...Enyahlah dari
hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”
Sementara itu,
para "domba" akan dianugerahi hidup yang kekal. Mereka inilah yang
akan menjadi warga yang diperintah kita di Kerajaan seribu tahun. Bedanya, mereka
belum dianugerahi tubuh kemuliaan ketika menjalani hidupnya di masa seribu
tahun ini.
Matius 25:34
“Mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”
Seperti anugerah
yang kita terima saat ini, keselamatan mereka juga sudah dipastikan. Anugerah
ini bersifat sepihak (unilateral),
tidak bersyarat (unconditional), dan
tidak bisa dibatalkan (irrevocable), yang
berasal dari Allah yang berdaulat penuh (sovereign)
atas segala sesuatu.
Mereka menjalani
kehidupannya di masa ini dengan tubuh duniawinya, seperti kita saat ini. Karena
itu, mereka masih akan menikah dan beranak cucu selama masa seribu tahun ke
depan. Mereka bisa sakit dan mati, walaupun Alkitab mengindikasikan kalau umur
mereka rata-rata di atas seratus tahun.[18]
Mereka hidup
seperti layaknya kita di zaman kita, tapi di bumi yang lingkungannya berbeda
sekali dengan kita di zaman ini. Sebagai contoh, semua pulau saat itu hilang
lenyap dari bumi. Tidak ditemukan lagi gunung-gunung.[19]
Yesaya 11:6-9
(AYT)
“Serigala akan
tinggal bersama domba, macan tutul akan berbaring bersama anak kambing. Anak
sapi, singa muda, dan anak-anak binatang akan bersama-sama, dan seorang anak
kecil akan memimpin mereka.
Sapi dan beruang
akan merumput bersama, anak-anak mereka akan berbaring bersama, dan singa akan
memakan jerami seperti sapi. Anak yang masih menyusu akan bermain di dekat
lubang ular kobra, dan anak yang sedang disapih akan mengulurkan tangannya ke
sarang ular berbisa.
Mereka takkan
menyakiti, ataupun merusak di seluruh gunung-Ku yang kudus karena bumi akan penuh dengan pengetahuan akan TUHAN, seperti air yang
menutupi dasar laut.”
Lingkungan
tempat kita hidup saat itu sungguh tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.
Kita cuma bisa memegang janji Tuhan dan meyakini kalau persis seperti itu yang
akan terjadi kelak.
Apakah mereka yang
meninggal di masa ini akan langsung dianugerahi tubuh kemuliaan sesaat setelah
meninggal atau harus menunggu sampai selesainya Kerajaan seribu tahun ini?
Alkitab tidak menyatakannya dengan jelas. Yang pasti, cepat atau lambat mereka
akan tetap dianugerahi tubuh kemuliaan mengingat daging dan darah tidak dapat
mewarisi Kerajaan Allah. Begitu juga yang dapat binasa tidak dapat mewarisi
yang tidak dapat binasa.[20]
Akan tetapi,
anak cucu mereka selama masa seribu tahun itu tidak otomatis diselamatkan.
Tidak semua orang-orang yang lahir di masa seribu tahun ini akan
beriman-percaya kepada Kristus. Setelah masa seribu tahun ini berakhir, Iblis
akan dilepaskan dari penjaranya. Ia akan pergi untuk menyesatkan bangsa-bangsa
pada keempat penjuru bumi, Gog dan Magog, dan mengumpulkan orang-orang untuk
berperang melawan Kristus.[21]
Jika Saudara belum
memahami seberapa besar kuasa dosa merusak segala aspek dari manusia (baik
kehendak, pikiran, perkataan, maupun perbuatannya), maka Saudara tidak akan
mengerti kok bisa-bisanya ada yang tetap menolak beriman-percaya kepada Kristus
di masa Kerajaan seribu tahun ini. Tapi, itulah faktanya.
Mereka memang
masih hidup dengan tubuh duniawinya, tapi selama seribu tahun itu sama sekali
tidak ada sistem dunia, yang dikendalikan Iblis, yang menggoda kedagingan
mereka. Mereka tidak menghadapi pencobaan seperti yang kita alami hari ini.
Sistem dunia
selalu dirancang untuk menggoda keinginan daging, keinginan mata, dan
keangkuhan hidup kita.[22]
Kita yang hidup di zaman ini mungkin sulit membayangkan seperti apa dunia tanpa
kehadiran sistem dunia yang dikendalikan Iblis sama sekali, mengingat kita
dikepung dari sana-sini oleh berbagai pencobaan dan penyesatan dari sistem
dunia ini.
Apapun yang begitu
menggoda kedagingan, mata, dan keangkuhan hidup Saudara saat ini, yang membuat
Saudara lebih mengasihi dunia ini ketimbang Kristus, saat itu sudah tidak mungkin
ada lagi. Tidak ada pornografi. Tidak ada narkoba dan miras. Tidak ada kasino. Hanya
ada Kristus. Kristus adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya bagi seluruh penduduk
bumi saat itu.[23]
Mereka
melihat, tapi tidak memahami. Mereka mendengar, tapi tidak menanggapi.[24]
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.[25]
Yesaya 65:12 (AYT)
“... Sebab, ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu
tidak mendengarkan, melainkan melakukan yang jahat di depan mata-Ku dan memilih apa yang
tidak Aku kenan.”
Mereka yang
tertipu oleh Iblis di masa itu sangatlah banyak. Jumlah mereka akan seperti
pasir di laut. Mereka lalu akan naik ke dataran bumi dan mengepung perkemahan
dan kota Yerusalem kita yang terkasih.
Alkitab
tentunya tidak basa-basi ketika mendeskripsikan jumlah mereka "seperti
pasir di laut." Ketika Allah berjanji pada Abraham kalau keturunannya akan
sangat banyak "seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,"[26]
kita tahu kalau pernyataan itu tidak basa-basi. Itu benar adanya dan terbukti
adanya.
Pengalaman
kita hidup secara intim bersama Kristus selama seribu tahun terakhir tentunya
akan sangat membantu di situasi genting seperti ini. Saat itu, saya yakin kalau
tidak akan ada rasa takut dan khawatir sedikit pun di antara kita semua.
Jika
orang di sebelahmu kebetulan adalah Gideon, Saudara boleh bertanya padanya.
"Bagaimana perasaanmu dahulu waktu disuruh menyerbu perkemahan orang
Midian?"
Ia
mungkin akan mengingatkanmu tentang apa yang dikatakan Allah padanya dulu.
"Rakyat yang menyertaimu terlalu banyak (tiga puluh dua ribu orang)
bagi-Ku untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka. Jangan sampai
orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku sambil berkata, 'Tanganku
sendiri yang menyelamatkan aku.'"[27]
Seperti
yang kita ketahui, Gideon akhirnya hanya menggunakan tiga ratus orang untuk
memenangkan perang melawan orang Midian. Saudara segera tahu kalau perang di
hadapanmu saat ini akan mirip-mirip dengan peperangan yang dihadapi Gideon
dahulu. Ini bukan perangmu, tapi perangnya Tuhan.
Di
mana ada kegelapan paling pekat, di situ bintang bersinar paling terang. Di
mana ada pasukan Setan terbesar, di sanalah saat terbaik untuk memahami kuasa
Allah.
Maka,
segera di depan matamu terlihat api turun dari langit dan menghanguskan pasukan
Setan di hadapanmu.
Lalu,
Setan yang telah menyesatkan orang-orang ini akan dilemparkan ke dalam lautan
api dan belerang. Tempat di mana si binatang dan nabi palsu itu juga
dilemparkan. Mereka akan disiksa siang dan malam, untuk selama-lamanya.[28]
5) Penghakiman
Takhta Putih
Setelah peperangan terakhir dalam sejarah umat manusia berakhir, maka penghakiman terakhir dalam sejarah umat manusia akan segera berlangsung.
Setelah peperangan terakhir dalam sejarah umat manusia berakhir, maka penghakiman terakhir dalam sejarah umat manusia akan segera berlangsung.
Tuhan Yesus akan
duduk di atas Takhta Putih ini.[29]
Dari hadapan-Nya, bumi dan langit lenyap. Tidak ditemukan lagi tempat bagi mereka.
Orang-orang mati, baik besar dan kecil,
berdiri di hadapan takhta itu.
Lalu, dibukalah
kitab-kitab. Juga sebuah kitab yang lain, yaitu Kitab Kehidupan. Orang-orang
mati itu dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab itu, sesuai
perbuatan mereka.
Laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya. Maut dan Hades juga menyerahkan orang-orang
mati yang ada di dalamnya. Mereka akan dihakimi masing-masing menurut
perbuatannya.
Allah mengetahui
segala sesuatu yang pernah dikatakan, diperbuat, atau dipikirkan seseorang. Dia
akan memberi hukuman kepada setiap orang sesuai dengan apa yang patut baginya.[30]
Penghakiman ini
akan berlangsung dengan bukti-bukti yang tidak terbantahkan. Pertama, Allah itu
adil dan tak memihak.[31]
Kedua, Allah tidak bisa ditipu.[32]
Ketiga, Allah tidak bisa dikelabui dengan prasangka, alasan, dan dusta.[33]
Lalu, Maut dan
Hades dilemparkan ke dalam lautan api. Inilah kematian yg kedua -- lautan api.
Setiap orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan
ke dalam lautan api itu.
Apapun pemahaman
kita mengenai akhir jaman, kita tetap ditentukan untuk mati hanya satu kali
saja, dan sesudah itu dihakimi.[34]
Di mana jiwa kita menghabiskan kekekalan hanya akan berada di dua tempat: surga
yang kekal atau neraka yang kekal.[35]
Saudara harus sudah
bertobat, sebelum meninggal. Setelah meninggal, nasib Saudara di kekekalan sudah
tak bisa berubah lagi. Cepat atau lambat, Saudara pasti akan berdiri di hadapan
takhta Allah, di mana semua orang akan terbuka dan telanjang di hadapan-Nya.[36]
Saat itu, Allah akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya."[37]
Lantas, bagaimana
dengan dosa kita yang namanya ada di Kitab Kehidupan? Yang termasuk kelompok yang
mengalami "kebangkitan pertama"? Kok Allah tidak menghukum dosa-dosa
kita? Katanya Allah itu Mahaadil, kok pilih kasih?
Bukannya tidak
ada hukuman, tapi ada yang memasang badan bagi Saudara. Di kayu saliblah Yesus
Kristus menanggung hukuman yang seharusnya Saudara terima. Dosamu ditimpakan pada-Nya.
Kebenaran-Nya ditimpakan padamu.[38]
Ia mati, supaya
Saudara hidup. Sebelum Saudara mengenal-Nya, Ia sudah rela mati bagimu. Sebelum
Saudara menyembah-Nya, Ia sudah mengasihimu.
Saudara telah
ditebus. Bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.[39]
Karena itu,
penulis surat Ibrani mengingatkan Saudara jangan macam-macam dengan keselamatan
yang sudah dianugerahkan padamu. Karena karya salib, Saudara tidak perlu
diadili di Pengadilan Takhta Putih.
Sayangnya, tidak
semua yang ada di gereja hari ini adalah orang Kristen. Domba bercampur dengan
kambing. Gandum bercampur dengan lalang.
Orang Kristen bercampur dengan pengunjung
gereja.
"Kambing,
lalang, dan pengunjung gereja" tetap akan diadili di penghakiman Takhta
Putih, walaupun mereka rajin ke gereja setiap hari Minggu. Seperti Yudas Iskariot,
mereka tidak pernah sungguh-sungguh bertobat. Dengan mulut mereka memang
percaya, tapi dengan hati mereka tidak pernah percaya.[40]
Ibrani 6:4-8 (AYT)
“Sebab, tidak
mungkin mempertobatkan kembali orang-orang yang sebelumnya telah mendapatkan
pencerahan, telah merasakan karunia surgawi, telah mengambil bagian bersama Roh
Kudus, mencicipi kebaikan firman Allah, dan merasakan kuasa dari dunia yang
akan datang.
Jika mereka
meninggalkan jalan Kristus, maka mustahil untuk memperbarui kembali pertobatan
mereka karena mereka sedang menyalibkan Anak Allah untuk
yang kedua kalinya dan mempermalukan-Nya secara terbuka.
Sebab, tanah yang
menyerap banyak air hujan yang jatuh di atasnya, serta menghasilkan panenan
yang bermanfaat bagi mereka yang menggarapnya, akan menerima berkat dari Allah.
Namun, jika tanah itu hanya menumbuhkan duri dan semak-semak, maka tanah itu
tidak berguna dan dekat dengan kutuk, dan pada akhirnya
dibakar.”
Janganlah
Saudara sebodoh Lippo Group, yang mengira bisa menipu dan memperdaya Tuhan. Mereka
punya jaringan sekolah dan RS Kristen di Indonesia, tapi juga punya kasino di
Korea Selatan. Mereka bermitra dengan para pendeta untuk membangun gereja, tapi
juga bermitra dengan Caesars untuk membangun kasino.
Inilah jalan orang
yang bodoh seperti yang dimaksud di kitab Mazmur pasal 49. Mereka adalah
orang-orang yang sedang menimbun murka Allah. Maut yang akan menjadi gembalanya
kelak, bukan Kristus. Di hadapan Tuhan kelak, deretan pengacara kondang yang
biasanya memasang badan dan bersilat lidah baginya pun sudah tak berdaya. Mereka
mungkin juga ada di sampingnya; sama-sama sedang dihakimi. Siapa lagi yang bisa
menolongnya saat itu?
Terkait mereka
yang sejenis Lippo Group, setiap Gereja milik Kristus haruslah mengambil posisi
yang tegas dan jelas. Entitas yang mempermalukan nama Tuhan di depan umum seperti
ini janganlah dijadikan mitra pelayanan.
Janganlah memberikan
batu sandungan kepada siapa pun supaya pelayanan Saudara tidak dicela. Mereka
adalah "pasangan yang tidak seimbang" (unequal yoke) dengan Saudara. Sebab, persamaan apakah yang ada
antara kebenaran dan kejahatan?
Atau,
persamaan apakah yang terdapat antara terang dengan gelap? Kesepakatan apakah yang
dimiliki Kristus dengan Belial?[41]
Tidak semua
orang kaya memberi karena mengasihi Tuhan. Ada yang memberi karena kasihan pada
Tuhan. Ada yang memberi supaya bisa "membeli" pelayananmu. Sebelum
Saudara yakin mereka memberi karena mengasihi Tuhan, janganlah diterima uangnya.
Saudara
"dibeli" supaya ia bisa membenarkan dirinya. Supaya ia bisa
memegahkan dirinya. Saudara adalah intangible
asset baginya.
Kisah Para Rasul
8:18-21 (AYT)
“Ketika Simon
melihat bahwa Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul, Simon
menawarkan uang kepada rasul-rasul itu, dengan berkata, ‘Berikan juga kepadaku
kuasa ini supaya setiap orang yang kepadanya aku menumpangkan tanganku akan
menerima Roh Kudus.’
Akan tetapi,
Petrus berkata kepada Simon, ‘Semoga uangmu itu binasa bersamamu karena kamu
berpikir kamu dapat memperoleh karunia Allah dengan uang! Kamu tidak mempunya
bagian atau hak dalam hal ini karena hatimu tidak lurus di
hadapan Allah.’”
Dia buka kasino. Profit dari kejahatannya itu, “uang receh”nya yang
diberikan padamu. Setelah menerima “uang receh”nya, Saudara mulai ewuh pakewuh (sungkan) padanya. Dari
sungkan, Saudara mulai “mengeong;” tidak lagi “mengaum.” Kelamaan mengeong,
Saudara mulai diam. Kelamaan diam, Saudara mulai membisu.
Kelamaan
membisu, Saudara akhirnya sama-sama diadili di penghakiman Takhta Putih
bersamanya. Saudara bukan lagi hamba Tuhan, tapi hamba
Cukong. Dia sudah menjadi “lembu emas-”mu. Mendiamkan
kejahatannya menjadi bukti kalau Saudara belum pernah di-lahirbaru-kan. Inikah
yang Saudara inginkan?
Yehezkiel 33:8-9
(AYT)
"Ketika Aku
berfirman kepada orang jahat, 'Hai orang jahat, kamu pasti akan mati,' dan kamu
tidak berbicara untuk memperingatkan dia dari jalannya, orang
jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darahnya akan Aku tuntut dari
tanganmu. Akan tetapi, jika kamu memperingatkan orang jahat itu untuk berbalik dari
jalannya, tetapi ia tidak berbalik dari jalannya, ia akan
mati dalam kesalahannya, tetapi kamu telah menyelamatkan hidupmu."
Buat apa menjadi besar dan terkenal di dunia ini, tapi kelak harus
bertemu Tuhan di penghakiman Takhta Putih?
"Jika
seseorang datang kepada-Ku tetapi tidak membenci ayah dan ibunya, istri dan
anak-anaknya, saudara laki-laki dan saudara perempuannya, bahkan hidupnya
sendiri, ia tidak bisa menjadi murid-Ku,"[42] tegas Yesus
Christ-centered berarti Saudara bersedia menempatkan-Nya di
tempat khusus; tersendiri. Spesial. Saudara bersedia mengasihi-Nya secara khusus.
Secara kualitatif, tak boleh ada hal lain di hidup ini yang Saudara anggap cukup
penting untuk disejajarkan dengan Kristus. John Piper menyatakannya dengan
indah, “Radical
obedience to Jesus relativizes natural relationships.”
Itu berarti
termasuk pekerjaanmu. Bisnismu. Pendetamu. Jabatan rohanimu. Gelar teologimu.
Pelayananmu. Donatur terbesarmu. Jumlah followermu.
Jika
Saudara tidak waspada, hal-hal seperti ini bisa menjadi ilah bagimu. Bisa menjadi
"lembu emas" yang diam-diam Saudara puja dan sembah. Bukan lagi
Kristus.
Apa yang
kamu punyai, yang bukan kamu terima?[43] Semua hanyalah karena
anugerah. Apa yang perlu dimegahkan sebenarnya?
Yeremia 9:23-24
(AYT)
“Beginilah firman
TUHAN, ‘Janganlah orang bijaksana membanggakan diri karena hikmatnya, janganlah
orang kuat membanggakan diri karena kekuatannya, janganlah orang kaya
membanggakan diri karena kekayaannya.
Akan tetapi,
biarlah orang yang berbangga, berbangga akan hal ini: bahwa
ia mengerti dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN, yang menunjukkan kasih kekal,
keadilan, dan kebenaran di bumi. Sebab, dalam hal-hal itulah Aku senang,’
firman TUHAN”
Jika ada "lembu emas" yang diam-diam Saudara sembah
dan puja sampai dengan hari ini, mari kita hancurkan juga hari ini. Mari kita bakar
dengan api dan giling sampai halus, kemudian taburkan ke atas air dan
meminumnya.[44]
Mumpung masih hidup, Saudara masih
sempat bertobat. Kalau sudah meninggal, sudah terlambat bagimu. Tak ada
banding. Tak ada kesempatan kedua. Tak ada pengharapan apapun lagi.
Maleakhi 3:16 –
4:1 (AYT)
“...TUHAN
memperhatikan dan mendengarnya, sebuah kitab peringatan tertulis di hadapan-Nya
bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan yang menghormati nama-Nya!
‘Mereka akan
menjadi milik-Ku, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang telah Kusiapkan.
Aku akan mengasihani mereka seperti seorang bapa yang mengasihi anaknya dan
yang melayani dia. Kamu akan melihat kembali antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dengan orang yang tidak
beribadah kepada-Nya.
Sebab,
sesungguhnya, hari itu datang menyala-nyala seperti
perapian. Semua orang angkuh dan orang yang berbuat fasik akan menjadi seperti
tunggul jerami. Kedatangan hari itu akan membakarnya, firman TUHAN semesta
alam, tanpa meninggalkan akar-akar dan cabang-cabang
mereka.’”
Matius 13:40-43
(AYT)
“...sama seperti
lalang yang dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikianlah yang akan terjadi
pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan semua batu sandungan serta orang-orang yang
melakukan kejahatan dari kerajaan-Nya, dan akan melemparkannya ke dalam tungku
api. Di tempat itu akan ada tangisan dan kertak gigi.
Kemudian,
orang-orang benar akan bersinar seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa yang bertelinga, biarlah ia mendengar."
Jika Saudara tidak kunjung mau bertobat, maka hanya ada penghakiman
Takhta Putih yang sedang menantimu. Setelah itu, Saudara akan disiksa siang dan
malam, untuk selama-lamanya.[45]
Penulis,
Yonghan
[1] Why 19:11-16
[2] Why pasal 13
[3] Why 19:19-21
[4] Why14:9-11
[5] Why 20:1-6
[6] Why 20:4,6
[7] Why 6:9-11; 7:9-17; 13:7, 15-17; 17:6; 19:1-2
[8] Ayb 19:25-27; Yes 26:19; Dan 12:1-2; Hos 13:14
[9] Why 20:5-6
[10] Why 20:6, 11-15
[11] Dan 12:2; Why 20:5-6
[12] Yoh 13:23
[13] Luk 10:39
[14] Yoh 21:1-14
[15] Mat 22:30-32
[16] Why 20:4
[17] Mat 25:31-46
[18] Yes 65:20
[19] Why 16:20
[20] 1 Kor 15:50
[21] Why 20:7-10
[22] 1 Yoh 2:15-17
[23] Zak 14:9
[24] Mat 13:11-17
[25] Yoh 20:29
[26] Kej 22:17
[27] Hkm 7:2, AYT
[28] Why 20:7-10
[29] Yoh 5:22
[30] Mzm 28:4; Mzm 62:13; Rom 2:6; Why 2:23; 18:6; 22:12
[31] Kis 10:34; Gal 3:28
[32] Gal 6:7
[33] Luk 14:16-24
[34] Ibr 9:27
[35] Mat 25:46
[36] Ibr 4:13
[37] Rom 2:6
[38] 2 Kor 5:17-21; Efe 1:3-14
[39] 1 Pet 1:18-19
[40] Rom 10:9-10
[41] 2 Kor 6:3, 14-15a
[42] Luk 14:26
[44] Kel 32:20
[45] Why 20:7-10

Komentar
Posting Komentar