Langsung ke konten utama

NASIB GEREJA DI AKHIR ZAMAN (bagian 2)


Masa siksaan (tribulasi) diakhiri dengan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (the Second Coming). Kedatangan-Nya yang pertama kalinya dahulu membawa pengampunan dan keselamatan. Kedatangan-Nya yang kedua kalinya kelak hanya membawa penghukuman dan murka.
Tidak ada lagi anugerah, tidak ada lagi belas kasihan.
Yesaya 13:9-10 (TB)
“Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas, dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.”

Yoel 3:15-16 (TB)
“Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya. TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit dan bumi bergoncang...”

Zakharia 14:3-4 (TB)
“Kemudian TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan.”

Maleakhi 3:2 (TB) 
“Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

Matius 24:29-30 (TB)
“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.”
Saat itu, surga akan terbuka dan tampak seekor kuda putih. Yesus, yang duduk di atasnya, yang bernama Setia dan Benar, akan menghakimi dan berperang dalam kebenaran.
Mata-Nya seperti nyala api. Di kepala-Nya ada banyak mahkota. Ia memiliki nama yang tertulis, yang tidak diketahui seorang pun, kecuali diri-Nya sendiri.
Ia memakai jubah yang telah dicelupkan ke dalam darah, dan nama-Nya adalah Firman Allah. Dari mulut-Nya, keluar sebuah pedang tajam yang digunakan untuk memukul bangsa-bangsa.
Ia akan memerintah atas mereka dengan tongkat besi. Ia akan memeras anggur dalam batu kilangan, yang adalah murka Allah Yang Mahakuasa. Pada jubah dan paha-Nya tertulis nama ini: Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan.
Mazmur 2:9-12 (AYT)
“Engkau akan menghancurkan mereka dengan tongkat besi. Engkau akan menyerakkan mereka seperti bejana tukang periuk! Oleh karena itu sekarang, hai raja-raja, jadilah bijaksana, hai para penguasa dunia, tunduklah pada ajaran. Layani TUHAN dengan takut dan bersukacitalah dengan gemetar.

Ciumlah Anak itu, atau Tuhan akan marah dan kamu akan binasa di jalan. Sebab, kemarahan-Nya cepat menyala. Diberkatilah semua orang yang mencari perlindungan di dalam-Nya.”

Yesaya 11:4-5 (AYT)
“...dengan kebenaran, Ia akan menghakimi orang miskin. Ia memutuskan dengan adil bagi orang-orang di bumi. Ia akan memukul bumi dengan tongkat yang keluar dari mulut-Nya dan dengan napas yang keluar dari bibir-Nya, Ia akan membunuh orang fasik. Kebenaran akan menjadi sabuk di pinggang-Nya dan kesetiaan adalah ikat pinggang-Nya.”
Seluruh pasukan yang ada di surga mengikuti-Nya dengan menunggang kuda putih dan berpakaian kain linen halus yang putih dan bersih.[1]  Itu adalah Saudara. Itu adalah saya. Itu adalah kita.
Setelah diangkat ke angkasa, dihakimi di takhta pengadilan Kristus, bersukacita di jamuan pernikahan Anak Domba, kita semua akan kembali ke bumi bersama dengan Kristus. Dengan tubuh kemuliaan kita. Dengan mahkota kita. Dengan menunggang kuda putih. Dengan memakai kain linen halus yang putih dan bersih.
Dengan tubuh kemuliaan yang dibalut kain linen halus yang putih dan bersih, mengenakan mahkota, sambil menunggang kuda putih, semua orang yang diangkat di hari Pengangkatan Gereja akan maju berperang bersama-sama Kristus.
Jangan kaget kalau orang di sebelah kananmu saat itu adalah Petrus. Di sebelah kirimu adalah Paulus. Di depanmu Yohanes Pembaptis. Di belakangmu mungkin saja Yakobus.
Sementara itu, di hadapanmu berkumpul musuh Kristus dalam jumlah yang besar. Si binatang[2] itu dan para raja di bumi serta pasukan mereka berkumpul untuk berperang melawan kita.
Si binatang akhirnya ditangkap, bersama nabi palsunya yang telah mengadakan tanda-tanda ajaib di hadapan binatang itu. Setiap orang yang menerima tanda binatang itu dan menyembah patungnya akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
Sisanya akan dibunuh dengan pedang yang keluar dari mulut Yesus Kristus. Semua burung akan dikenyangkan oleh jenazah mereka.[3] Terjadi pembantaian massal secara besar-besaran.
Tidak ada lagi anugerah, hanya ada penghukuman. Tidak ada lagi pengampunan, hanya ada pembantaian.
Orang-orang ini telah diberi kesempatan bertobat. Ketika di masa tribulasi, malaikat telah diutus kepada mereka untuk memberi peringatan. "Siapa saja menyembah binatang itu dan patungnya, yang menerima satu tanda pada dahi atau tangannya, orang itu akan minum anggur murka Allah, yang dituangkan dengan kekuatan penuh ke dalam cawan murka-Nya.
Ia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat kudus dan Anak Domba. Asap siksaan mereka naik selama-lamanya. Mereka tidak punya waktu untuk istirahat, baik siang atau malam, yaitu mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya, atau siapa pun yang menerima tanda namanya."[4]
4) Kerajaan Seribu Tahun
Setelah para pengikut si binatang dan nabi palsu habis dibantai, akan ada malaikat yang turun dari surga. Ia membawa kunci jurang maut dan sebuah rantai besar di tangannya.
Malaikat ini yang akan menangkap naga itu, si Ular Tua, yang adalah Setan dan Iblis. Ia akan mengikatnya selama seribu tahun, melemparkannya ke dalam jurang maut, menutupnya, dan menyegelnya supaya ia tidak bisa menyesatkan bangsa-bangsa lagi, sampai masa seribu tahun berakhir.
Dalam arti yang harfiah, Kristus akan mendirikan Kerajaan yg berkuasa di atas seluruh bumi selama seribu tahun. Doa Bapa Kami yang kita panjatkan selama ini (...datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu) akan terkabul di momen ini.
Selama masa seribu tahun itu, kita akan memerintah bersama Kristus. Kita akan menjadi imam-imam Allah dan imam-imam Kristus.[5] Selain kita, ada dua entitas/grup yang dibangkitkan di masa ini untuk ikut memerintah bersama Kristus.
Grup pertama adalah mereka yang mati syahid di masa tribulasi (the Tribulation's saints). Mereka adalah orang-orang yang tidak mau menyembah si binatang itu atau patungnya. Mereka tidak mau menerima tanda binatang itu pada dahi atau tangan mereka.[6] Karena iman-percayanya kepada Kristus, mereka mati syahid.[7] 
Grup kedua adalah orang-orang kudus dari masa Perjanjian Lama (the Old Testament's saints). Itu berarti termasuk Nuh, Ayub, Abraham, Yakub, Yusuf, Daud maupun Daniel.[8]
Yesaya 26:19 (AYT)
Orang-orang mati-Mu akan hidup lagi; mayat mereka akan bangkit. Hai orang-orang yang terbaring di dalam debu, bangunlah dan bersukacitalah! Sebab, embun-Mu seperti embun pagi hari; dan bumi akan melahirkan roh orang mati.”

Daniel 12:13 (AYT)
“Akan tetapi, engkau, Daniel, pergilah sampai akhir zaman tiba. Engkau akan beristirahat dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada akhir zaman.”

Baik kita (the New Testament’s saints), the Tribulation’s saints maupun the Old Testament's saints sama-sama akan disebut sebagai orang yang mengalami “kebangkitan pertama,” karena kita semua dibangkitkan untuk hidup kekal.[9]
Sementara itu, mereka yang dibangkitkan untuk dihakimi dan dihukum disebut sebagai orang yang mengalami “kematian yang kedua.” Mereka inilah yang kelak akan diadili di penghakiman Takhta Putih.[10]
Daniel 12:2-3 (AYT)
“Banyak dari antara orang-orang yang tidur di dalam debu tanah akan bangun, beberapa untuk memperoleh hidup yang kekal, dan sebagian untuk mendapat cela dan kehinaan yang kekal. Orang-orang yang bijaksana akan bersinar seperti cahaya cakrawala. Mereka mengajar dan menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.”

Siapapun yang baru lahir sekali, maka pasti akan mati dua kali. Siapapun yang sudah lahir dua kali, maka ia cukup mati sekali.[11]
Di masa Kerajaan seribu tahun ini, kita bisa bertatap muka langsung dan bercengkerama bersama Yesus. Saudara bisa menatap-Nya. Memegang-Nya. Memeluk-Nya.
Jika para rasul dahulu menghabiskan tiga setengah tahun bersama-Nya, kita semua kebagian seribu tahun. Saudara bisa bersandar pada-Nya seperti Rasul Yohanes dahulu.[12] Saudara bisa duduk di dekat kaki-Nya, mendengarkan-Nya berbicara seperti Maria dahulu.[13] Kita bisa membakar ikan bersama-Nya di tepi pantai, seperti halnya Petrus dahulu.[14]
Saat itu, sudah tidak ada pemerintahan lain. Cuma ada satu Kerajaan di atas muka bumi ini. Kristus sebagai Rajanya. Ia akan memerintah di Yerusalem.
Yesaya 2:3-4 (AYT)
“Banyak orang akan datang dan berkata,’Mari kita naik ke gunung TUHAN, ke kediaman Allah Yakub, supaya Ia mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada kita, sehingga kita akan berjalan di jalan-jalan-Nya.’ Sebab hukum akan keluar dari Sion dan firman TUHAN dari Yerusalem.

Ia akan menghakimi bangsa-bangsa dan menyelesaikan perselisihan-perselisihan bagi banyak orang. Mereka akan menempa pedang-pedang menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi sabit. Bangsa takkan mengangkat pedang melawan bangsa, bahkan mereka tidak pernah lagi belajar untuk berperang.


Daniel 7:14 (AYT)
Lalu, kepada-Nya dikaruniakan kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan sehingga orang-orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa menyembah kepada-Nya. Kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal, yang takkan lenyap, dan kerajaan-Nya adalah kerajaan yang takkan binasa.

Zakharia 14:9 (TB)
“Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.”

Wahyu 19:16 (AYT)
“Pada jubah dan paha-Nya tertulis nama ini: RAJA ATAS SEGALA RAJA dan TUAN ATAS SEGALA TUAN.”

Saat itu, kita akan menjalani hidup di bumi dengan tubuh kemuliaan. Tak ada hawa nafsu, tak bisa berdosa lagi. Tak ada perkawinan, tak ada reproduksi lagi. Kita akan hidup seperti malaikat di surga.[15] Saat itu, tetangga sebelah kiri rumah Saudara mungkin Abraham. Sebelah kanan mungkin Nuh. Depan rumah Saudara mungkin Petrus. 
Orang-orang kudus dari zaman Perjanjian Baru, Perjanjian Lama dan Tribulasi inilah yang akan tinggal dan memerintah bersama-sama Kristus di atas bumi ini selama seribu tahun.[16] Kalau yang akan memerintah sudah jelas siapa, lantas siapa yang akan diperintah?
Mereka adalah orang-orang yang bertahan hidup melewati masa tribulasi. Mereka akan diadili di "Penghakiman Domba dan Kambing."[17] Para "kambing" akan dibinasakan dan langsung dilemparkan ke tempat siksaan yang kekal. Kelak mereka akan dibangkitkan kembali, lalu diberi tubuh kebinasaan untuk diadili di penghakiman Takhta Putih.

Matius 25:41
“...Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

Sementara itu, para "domba" akan dianugerahi hidup yang kekal. Mereka inilah yang akan menjadi warga yang diperintah kita di Kerajaan seribu tahun. Bedanya, mereka belum dianugerahi tubuh kemuliaan ketika menjalani hidupnya di masa seribu tahun ini.


Matius 25:34
“Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”

Seperti anugerah yang kita terima saat ini, keselamatan mereka juga sudah dipastikan. Anugerah ini bersifat sepihak (unilateral), tidak bersyarat (unconditional), dan tidak bisa dibatalkan (irrevocable), yang berasal dari Allah yang berdaulat penuh (sovereign) atas segala sesuatu.

Mereka menjalani kehidupannya di masa ini dengan tubuh duniawinya, seperti kita saat ini. Karena itu, mereka masih akan menikah dan beranak cucu selama masa seribu tahun ke depan. Mereka bisa sakit dan mati, walaupun Alkitab mengindikasikan kalau umur mereka rata-rata di atas seratus tahun.[18]

Mereka hidup seperti layaknya kita di zaman kita, tapi di bumi yang lingkungannya berbeda sekali dengan kita di zaman ini. Sebagai contoh, semua pulau saat itu hilang lenyap dari bumi. Tidak ditemukan lagi gunung-gunung.[19]

Yesaya 11:6-9 (AYT)
“Serigala akan tinggal bersama domba, macan tutul akan berbaring bersama anak kambing. Anak sapi, singa muda, dan anak-anak binatang akan bersama-sama, dan seorang anak kecil akan memimpin mereka.

Sapi dan beruang akan merumput bersama, anak-anak mereka akan berbaring bersama, dan singa akan memakan jerami seperti sapi. Anak yang masih menyusu akan bermain di dekat lubang ular kobra, dan anak yang sedang disapih akan mengulurkan tangannya ke sarang ular berbisa.

Mereka takkan menyakiti, ataupun merusak di seluruh gunung-Ku yang kudus karena bumi akan penuh dengan pengetahuan akan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.”

Lingkungan tempat kita hidup saat itu sungguh tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Kita cuma bisa memegang janji Tuhan dan meyakini kalau persis seperti itu yang akan terjadi kelak.

Apakah mereka yang meninggal di masa ini akan langsung dianugerahi tubuh kemuliaan sesaat setelah meninggal atau harus menunggu sampai selesainya Kerajaan seribu tahun ini? Alkitab tidak menyatakannya dengan jelas. Yang pasti, cepat atau lambat mereka akan tetap dianugerahi tubuh kemuliaan mengingat daging dan darah tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah. Begitu juga yang dapat binasa tidak dapat mewarisi yang tidak dapat binasa.[20]

Akan tetapi, anak cucu mereka selama masa seribu tahun itu tidak otomatis diselamatkan. Tidak semua orang-orang yang lahir di masa seribu tahun ini akan beriman-percaya kepada Kristus. Setelah masa seribu tahun ini berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya. Ia akan pergi untuk menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, Gog dan Magog, dan mengumpulkan orang-orang untuk berperang melawan Kristus.[21]

Jika Saudara belum memahami seberapa besar kuasa dosa merusak segala aspek dari manusia (baik kehendak, pikiran, perkataan, maupun perbuatannya), maka Saudara tidak akan mengerti kok bisa-bisanya ada yang tetap menolak beriman-percaya kepada Kristus di masa Kerajaan seribu tahun ini. Tapi, itulah faktanya.

Mereka memang masih hidup dengan tubuh duniawinya, tapi selama seribu tahun itu sama sekali tidak ada sistem dunia, yang dikendalikan Iblis, yang menggoda kedagingan mereka. Mereka tidak menghadapi pencobaan seperti yang kita alami hari ini.

Sistem dunia selalu dirancang untuk menggoda keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup kita.[22] Kita yang hidup di zaman ini mungkin sulit membayangkan seperti apa dunia tanpa kehadiran sistem dunia yang dikendalikan Iblis sama sekali, mengingat kita dikepung dari sana-sini oleh berbagai pencobaan dan penyesatan dari sistem dunia ini.

Apapun yang begitu menggoda kedagingan, mata, dan keangkuhan hidup Saudara saat ini, yang membuat Saudara lebih mengasihi dunia ini ketimbang Kristus, saat itu sudah tidak mungkin ada lagi. Tidak ada pornografi. Tidak ada narkoba dan miras. Tidak ada kasino. Hanya ada Kristus. Kristus adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya bagi seluruh penduduk bumi saat itu.[23]

Mereka melihat, tapi tidak memahami. Mereka mendengar, tapi tidak menanggapi.[24] Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.[25]
Yesaya 65:12 (AYT)
“... Sebab, ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengarkan, melainkan melakukan yang jahat di depan mata-Ku dan memilih apa yang tidak Aku kenan.”

Mereka yang tertipu oleh Iblis di masa itu sangatlah banyak. Jumlah mereka akan seperti pasir di laut. Mereka lalu akan naik ke dataran bumi dan mengepung perkemahan dan kota Yerusalem kita yang terkasih.
Alkitab tentunya tidak basa-basi ketika mendeskripsikan jumlah mereka "seperti pasir di laut." Ketika Allah berjanji pada Abraham kalau keturunannya akan sangat banyak "seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,"[26] kita tahu kalau pernyataan itu tidak basa-basi. Itu benar adanya dan terbukti adanya.
Pengalaman kita hidup secara intim bersama Kristus selama seribu tahun terakhir tentunya akan sangat membantu di situasi genting seperti ini. Saat itu, saya yakin kalau tidak akan ada rasa takut dan khawatir sedikit pun di antara kita semua.
Jika orang di sebelahmu kebetulan adalah Gideon, Saudara boleh bertanya padanya. "Bagaimana perasaanmu dahulu waktu disuruh menyerbu perkemahan orang Midian?"
Ia mungkin akan mengingatkanmu tentang apa yang dikatakan Allah padanya dulu. "Rakyat yang menyertaimu terlalu banyak (tiga puluh dua ribu orang) bagi-Ku untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka. Jangan sampai orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku sambil berkata, 'Tanganku sendiri yang menyelamatkan aku.'"[27]
Seperti yang kita ketahui, Gideon akhirnya hanya menggunakan tiga ratus orang untuk memenangkan perang melawan orang Midian. Saudara segera tahu kalau perang di hadapanmu saat ini akan mirip-mirip dengan peperangan yang dihadapi Gideon dahulu. Ini bukan perangmu, tapi perangnya Tuhan.
Di mana ada kegelapan paling pekat, di situ bintang bersinar paling terang. Di mana ada pasukan Setan terbesar, di sanalah saat terbaik untuk memahami kuasa Allah.
Maka, segera di depan matamu terlihat api turun dari langit dan menghanguskan pasukan Setan di hadapanmu.
Lalu, Setan yang telah menyesatkan orang-orang ini akan dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Tempat di mana si binatang dan nabi palsu itu juga dilemparkan. Mereka akan disiksa siang dan malam, untuk selama-lamanya.[28]
5) Penghakiman Takhta Putih
Setelah peperangan terakhir dalam sejarah umat manusia berakhir, maka penghakiman terakhir dalam sejarah umat manusia akan segera berlangsung.  

Tuhan Yesus akan duduk di atas Takhta Putih ini.[29] Dari hadapan-Nya, bumi dan langit lenyap. Tidak ditemukan lagi tempat bagi mereka. Orang-orang  mati, baik besar dan kecil, berdiri di hadapan takhta itu.

Lalu, dibukalah kitab-kitab. Juga sebuah kitab yang lain, yaitu Kitab Kehidupan. Orang-orang mati itu dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab itu, sesuai perbuatan mereka. 

Laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Maut dan Hades juga menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Mereka akan dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

Allah mengetahui segala sesuatu yang pernah dikatakan, diperbuat, atau dipikirkan seseorang. Dia akan memberi hukuman kepada setiap orang sesuai dengan apa yang patut baginya.[30]

Penghakiman ini akan berlangsung dengan bukti-bukti yang tidak terbantahkan. Pertama, Allah itu adil dan tak memihak.[31] Kedua, Allah tidak bisa ditipu.[32] Ketiga, Allah tidak bisa dikelabui dengan prasangka, alasan, dan dusta.[33]

Lalu, Maut dan Hades dilemparkan ke dalam lautan api. Inilah kematian yg kedua -- lautan api. Setiap orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Apapun pemahaman kita mengenai akhir jaman, kita tetap ditentukan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.[34] Di mana jiwa kita menghabiskan kekekalan hanya akan berada di dua tempat: surga yang kekal atau neraka yang kekal.[35]

Saudara harus sudah bertobat, sebelum meninggal. Setelah meninggal, nasib Saudara di kekekalan sudah tak bisa berubah lagi. Cepat atau lambat, Saudara pasti akan berdiri di hadapan takhta Allah, di mana semua orang akan terbuka dan telanjang di hadapan-Nya.[36]  Saat itu, Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya."[37]

Lantas, bagaimana dengan dosa kita yang namanya ada di Kitab Kehidupan? Yang termasuk kelompok yang mengalami "kebangkitan pertama"? Kok Allah tidak menghukum dosa-dosa kita? Katanya Allah itu Mahaadil, kok pilih kasih?

Bukannya tidak ada hukuman, tapi ada yang memasang badan bagi Saudara. Di kayu saliblah Yesus Kristus menanggung hukuman yang seharusnya Saudara terima. Dosamu ditimpakan pada-Nya. Kebenaran-Nya ditimpakan padamu.[38]

Ia mati, supaya Saudara hidup. Sebelum Saudara mengenal-Nya, Ia sudah rela mati bagimu. Sebelum Saudara menyembah-Nya, Ia sudah mengasihimu.

Saudara telah ditebus. Bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.[39]

Karena itu, penulis surat Ibrani mengingatkan Saudara jangan macam-macam dengan keselamatan yang sudah dianugerahkan padamu. Karena karya salib, Saudara tidak perlu diadili di Pengadilan Takhta Putih.

Sayangnya, tidak semua yang ada di gereja hari ini adalah orang Kristen. Domba bercampur dengan kambing. Gandum bercampur dengan lalang. Orang Kristen bercampur dengan pengunjung gereja.

"Kambing, lalang, dan pengunjung gereja" tetap akan diadili di penghakiman Takhta Putih, walaupun mereka rajin ke gereja setiap hari Minggu. Seperti Yudas Iskariot, mereka tidak pernah sungguh-sungguh bertobat. Dengan mulut mereka memang percaya, tapi dengan hati mereka tidak pernah percaya.[40]

Ibrani 6:4-8 (AYT)
“Sebab, tidak mungkin mempertobatkan kembali orang-orang yang sebelumnya telah mendapatkan pencerahan, telah merasakan karunia surgawi, telah mengambil bagian bersama Roh Kudus, mencicipi kebaikan firman Allah, dan merasakan kuasa dari dunia yang akan datang.

Jika mereka meninggalkan jalan Kristus, maka mustahil untuk memperbarui kembali pertobatan mereka karena mereka sedang menyalibkan Anak Allah untuk yang kedua kalinya dan mempermalukan-Nya secara terbuka.

Sebab, tanah yang menyerap banyak air hujan yang jatuh di atasnya, serta menghasilkan panenan yang bermanfaat bagi mereka yang menggarapnya, akan menerima berkat dari Allah. Namun, jika tanah itu hanya menumbuhkan duri dan semak-semak, maka tanah itu tidak berguna dan dekat dengan kutuk, dan pada akhirnya dibakar.”

Janganlah Saudara sebodoh Lippo Group, yang mengira bisa menipu dan memperdaya Tuhan. Mereka punya jaringan sekolah dan RS Kristen di Indonesia, tapi juga punya kasino di Korea Selatan. Mereka bermitra dengan para pendeta untuk membangun gereja, tapi juga bermitra dengan Caesars untuk membangun kasino.

Inilah jalan orang yang bodoh seperti yang dimaksud di kitab Mazmur pasal 49. Mereka adalah orang-orang yang sedang menimbun murka Allah. Maut yang akan menjadi gembalanya kelak, bukan Kristus. Di hadapan Tuhan kelak, deretan pengacara kondang yang biasanya memasang badan dan bersilat lidah baginya pun sudah tak berdaya. Mereka mungkin juga ada di sampingnya; sama-sama sedang dihakimi. Siapa lagi yang bisa menolongnya saat itu?
Terkait mereka yang sejenis Lippo Group, setiap Gereja milik Kristus haruslah mengambil posisi yang tegas dan jelas. Entitas yang mempermalukan nama Tuhan di depan umum seperti ini janganlah dijadikan mitra pelayanan.
Janganlah memberikan batu sandungan kepada siapa pun supaya pelayanan Saudara tidak dicela. Mereka adalah "pasangan yang tidak seimbang" (unequal yoke) dengan Saudara. Sebab, persamaan apakah yang ada antara kebenaran dan kejahatan?
Atau, persamaan apakah yang terdapat antara terang dengan gelap? Kesepakatan apakah yang dimiliki Kristus dengan Belial?[41]
Tidak semua orang kaya memberi karena mengasihi Tuhan. Ada yang memberi karena kasihan pada Tuhan. Ada yang memberi supaya bisa "membeli" pelayananmu. Sebelum Saudara yakin mereka memberi karena mengasihi Tuhan, janganlah diterima uangnya.
Saudara "dibeli" supaya ia bisa membenarkan dirinya. Supaya ia bisa memegahkan dirinya. Saudara adalah intangible asset baginya.
Kisah Para Rasul 8:18-21 (AYT)
“Ketika Simon melihat bahwa Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul, Simon menawarkan uang kepada rasul-rasul itu, dengan berkata, ‘Berikan juga kepadaku kuasa ini supaya setiap orang yang kepadanya aku menumpangkan tanganku akan menerima Roh Kudus.’

Akan tetapi, Petrus berkata kepada Simon, ‘Semoga uangmu itu binasa bersamamu karena kamu berpikir kamu dapat memperoleh karunia Allah dengan uang! Kamu tidak mempunya bagian atau hak dalam hal ini karena hatimu tidak lurus di hadapan Allah.’”

Dia buka kasino. Profit dari kejahatannya itu, “uang receh”nya yang diberikan padamu. Setelah menerima “uang receh”nya, Saudara mulai ewuh pakewuh (sungkan) padanya. Dari sungkan, Saudara mulai “mengeong;” tidak lagi “mengaum.” Kelamaan mengeong, Saudara mulai diam. Kelamaan diam, Saudara mulai membisu.
Kelamaan membisu, Saudara akhirnya sama-sama diadili di penghakiman Takhta Putih bersamanya. Saudara bukan lagi hamba Tuhan, tapi hamba Cukong. Dia sudah menjadi “lembu emas-”mu. Mendiamkan kejahatannya menjadi bukti kalau Saudara belum pernah di-lahirbaru-kan. Inikah yang Saudara inginkan?


Yehezkiel 33:8-9 (AYT)
"Ketika Aku berfirman kepada orang jahat, 'Hai orang jahat, kamu pasti akan mati,' dan kamu tidak berbicara untuk memperingatkan dia dari jalannya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darahnya akan Aku tuntut dari tanganmu. Akan tetapi, jika kamu memperingatkan orang jahat itu untuk berbalik dari jalannya, tetapi ia tidak berbalik dari jalannya, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi kamu telah menyelamatkan hidupmu."

Buat apa menjadi besar dan terkenal di dunia ini, tapi kelak harus bertemu Tuhan di penghakiman Takhta Putih?
"Jika seseorang datang kepada-Ku tetapi tidak membenci ayah dan ibunya, istri dan anak-anaknya, saudara laki-laki dan saudara perempuannya, bahkan hidupnya sendiri, ia tidak bisa menjadi murid-Ku,"[42] tegas Yesus
Christ-centered  berarti Saudara bersedia menempatkan-Nya di tempat khusus; tersendiri. Spesial. Saudara bersedia mengasihi-Nya secara khusus. Secara kualitatif, tak boleh ada hal lain di hidup ini yang Saudara anggap cukup penting untuk disejajarkan dengan Kristus. John Piper menyatakannya dengan indah, “Radical obedience to Jesus relativizes natural relationships.
Itu berarti termasuk pekerjaanmu. Bisnismu. Pendetamu. Jabatan rohanimu. Gelar teologimu. Pelayananmu. Donatur terbesarmu. Jumlah followermu.
Jika Saudara tidak waspada, hal-hal seperti ini bisa menjadi ilah bagimu. Bisa menjadi "lembu emas" yang diam-diam Saudara puja dan sembah. Bukan lagi Kristus.
Apa yang kamu punyai, yang bukan kamu terima?[43] Semua hanyalah karena anugerah. Apa yang perlu dimegahkan sebenarnya?

Yeremia 9:23-24 (AYT)
“Beginilah firman TUHAN, ‘Janganlah orang bijaksana membanggakan diri karena hikmatnya, janganlah orang kuat membanggakan diri karena kekuatannya, janganlah orang kaya membanggakan diri karena kekayaannya.

Akan tetapi, biarlah orang yang berbangga, berbangga akan hal ini: bahwa ia mengerti dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN, yang menunjukkan kasih kekal, keadilan, dan kebenaran di bumi. Sebab, dalam hal-hal itulah Aku senang,’ firman TUHAN”

Jika ada "lembu emas" yang diam-diam Saudara sembah dan puja sampai dengan hari ini, mari kita hancurkan juga hari ini. Mari kita bakar dengan api dan giling sampai halus, kemudian taburkan ke atas air dan meminumnya.[44]
Mumpung masih hidup, Saudara masih sempat bertobat. Kalau sudah meninggal, sudah terlambat bagimu. Tak ada banding. Tak ada kesempatan kedua. Tak ada pengharapan apapun lagi.
Maleakhi 3:16 – 4:1 (AYT)
“...TUHAN memperhatikan dan mendengarnya, sebuah kitab peringatan tertulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan yang menghormati nama-Nya!

‘Mereka akan menjadi milik-Ku, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang telah Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka seperti seorang bapa yang mengasihi anaknya dan yang melayani dia. Kamu akan melihat kembali antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dengan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Sebab, sesungguhnya, hari itu datang menyala-nyala seperti perapian. Semua orang angkuh dan orang yang berbuat fasik akan menjadi seperti tunggul jerami. Kedatangan hari itu akan membakarnya, firman TUHAN semesta alam, tanpa meninggalkan akar-akar dan cabang-cabang mereka.’”

Matius 13:40-43 (AYT)
“...sama seperti lalang yang dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikianlah yang akan terjadi pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan semua batu sandungan serta orang-orang yang melakukan kejahatan dari kerajaan-Nya, dan akan melemparkannya ke dalam tungku api. Di tempat itu akan ada tangisan dan kertak gigi.

Kemudian, orang-orang benar akan bersinar seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa yang bertelinga, biarlah ia mendengar."

Jika Saudara tidak kunjung mau bertobat, maka hanya ada penghakiman Takhta Putih yang sedang menantimu. Setelah itu, Saudara akan disiksa siang dan malam, untuk selama-lamanya.[45]

Penulis,

Yonghan


[1] Why 19:11-16
[2] Why pasal 13
[3] Why 19:19-21
[4] Why14:9-11
[5] Why 20:1-6
[6] Why 20:4,6
[7] Why 6:9-11; 7:9-17; 13:7, 15-17; 17:6; 19:1-2
[8] Ayb 19:25-27; Yes 26:19; Dan 12:1-2; Hos 13:14
[9] Why 20:5-6
[10] Why 20:6, 11-15
[11] Dan 12:2; Why 20:5-6
[12] Yoh 13:23
[13] Luk 10:39
[14] Yoh 21:1-14
[15] Mat 22:30-32
[16] Why 20:4
[17] Mat 25:31-46
[18] Yes 65:20
[19] Why 16:20
[20] 1 Kor 15:50
[21] Why 20:7-10
[22] 1 Yoh 2:15-17
[23] Zak 14:9
[24] Mat 13:11-17
[25] Yoh 20:29
[26] Kej 22:17
[27] Hkm 7:2, AYT
[28] Why 20:7-10
[29] Yoh 5:22
[30] Mzm 28:4; Mzm 62:13; Rom 2:6; Why 2:23; 18:6; 22:12
[31] Kis 10:34; Gal 3:28
[32] Gal 6:7
[33] Luk 14:16-24
[34] Ibr 9:27
[35] Mat 25:46
[36] Ibr 4:13
[37] Rom 2:6
[38] 2 Kor 5:17-21; Efe 1:3-14
[39] 1 Pet 1:18-19
[40] Rom 10:9-10
[41] 2 Kor 6:3, 14-15a
[42] Luk 14:26
[43] 1 Kor 4:7
[44] Kel 32:20
[45] Why 20:7-10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melayani sesuai dengan Karunia

Jika karunia untuk melayani , baiklah kita melayani ; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Roma 12:7,8 Karunia adalah suatu anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada para pengikut Kristus untuk membangun Jemaat-Nya sehingga mereka boleh menikmati kehidupan yang penuh sukacita, damai sejahtera, serta dapat melakukan peribadatan yang benar kepada Allah dan dapat bertumbuh melaluinya. Di dalam 1 Korintus 12, kita dapat menemukan macam-macam karunia yang Tuhan anugerahkan kepada orang percaya.  Karunia bukanlah menjadi ajang untuk pertunjukan atau ajang pamer kemampuan rohani, tetapi menjadi kesempatan untuk orang percaya memberitakan tentang kemurahan Allah dan kasih-Nya kepada sesama orang percaya dan kepada mereka yang belum percaya. Kita sadar bahwa masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda, karena itu sangatlah baik kalau perbedaan karunia menjadi kesempatan untuk saling memperlangkap...

Kepenuhan Hidup dalam Kristus

Kata kunci yang sangat penting bagi seorang Kristen adalah apakah ia telah penuh hidup dalam Kristus.  Penuh berarti mengalami secara pribadi, secara total dan berjumpa dengan-Nya secara utuh.  Menjadi Kristen tentu tidak sama dengan beragama Kristen, orang beragama Kristen belum tentu mengalami Tuhan dan berjumpa dengan-Nya secara Pribadi tetapi menjadi Kristen dalam arti sesungguhnya harusnya menghantarkan seseorang untuk tahu persis apa yang dimaksud dengan Kristen sejati.  Dan Paulus dalam Kitab Kolose 2:6-7 dengan tegas mengatakan bahwa sebagai seorang pengikut Kristus maka kamu harusnya telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Penerimaan itu mendatangkan aspek-aspek yang sangat penting yaitu, bahwa seseorang itu menaruh hidupnya untuk tetap di dalam Dia.  Kata tetap artinya tidak bergeser, tidak berubah dan tidak pernah menyerah. Ketetapan yang kuat dan keputusan yang bulat tentunya karena pertolongan Roh Kuduslah yang memampukan untuk seseorang tetap di dala...

Anak Panah di Tangan Pahlawan

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,  demikianlah anak-anak pada masa muda. Mazmur 127:4 Pada hari ini saya membaca sebuah buku yang sangat bagus yang berjudul, Pelajaran dari Ayah ditulis dan dikumpulkan oleh Joan Aho Ryan.  Pada halaman 27 dia mengutip kata-kata Will Rogers Jr., yang berbunyi " Warisan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau harta milik, tetapi harta karun yang tak terucapkan, harta karun teladannya sebagai seorang pria dan seorang ayah.  Lebih dari apa pun yang kumiliki, aku berusaha mewariskan itu kepada anak-anakku."     Pahlawan yang sudah mahir memanah tidak akan pernah salah membidik sasarannya.  Anak panah adalah andalan bagi seorang pahlawan. Seorang pahlawan tidak pernah salah memperlakukan anak panah yang dia punyai, ia akan menaruhnya dalam tabung panah dengan baik dan mempergunakannya tepat pada waktunya.  Berbicara tentang anak, bukan hanya berbicara tentang pribadi yang lucu saat ia di...