Mengikut Yesus adalah bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Namun untuk dapat mengikut-Nya ternyata bukan karena kecakapan kita untuk melobinya sehingga kita dipilih oleh-Nya. Namun semua tergantung penuh pada kemauan dan kehendak-Nya belaka. Itu sebab saat kita membaca Markus 3:13-19, maka kita bertemu dengan ayat yang sangat agung yaitu "Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya." Dalam bagian ini maka Alkitab mengingatkan kita bahwa pilihan kita sebagai pengikut-Nya, sejatinya adalah murni karena kemuan-Nya sendiri tanpa pengaruh dari apa pun dan siapa pun. Ia bahkan sangat berhak untuk menetapkan siapa yang dipilih-Nya dan berapa jumlah orang yang dipilih-Nya. Jadi penetapan itu menunjukkan tentang otoritas Yesus yang dalam kedaulatan-Nya memilih dan menentukan pengikut-Nya. Itu sebab kalau kita dipilih-Nya harusnya kita bersyukur dan memuliakan Dia dan melayani-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan pernah bermain-main dengan pemilihan itu, sebab ternyata tidak semua orang dipilih-Nya. Aku dipilih-Nya bukan karena aku hebat, kuat dan penuh dengan talenta tetapi aku dipilih-Nya karena Ia mempercayaiku dalam memberikan kepadaku suatu kesempatan.
Ternyata aku dipilih-Nya bukan hanya sekedar jadi pengikut biasa tetapi pengikut yang mau memberitakan Injil, menyampaikan kabar baik kepada manusia yang berdosa - terhilang serta untuk menekuk kuasa kegelapan yang ada di dalam dunia. Sehingga tidak ada kompromi dengan kuasa itu bahkan kuasa itu harus di usir. Ini bukan masalah radikalisme namun ini masalah mandat yang sangat jelas. Dan kita dipanggil secara serius untuk mengabarkan Injilnya namun harus diingat bahwa secara serius menolak praktik kuasa kegelapan. Itu sebab menjadi murid bukanlah suatu hal yang gampangan. Kita boleh ikut Yesus dan boleh ikut Iblis juga. Dalam hal ini seseorang harus mempunyai pilihan yang sangat jelas, ikut Yesus atau ikut setan. Kalau ikut setan maka jangan ikut Yesus karena kalau itu yang terjadi pasti engkau tidak akan pernah berkenan kepada-Nya dan mencintai-Nya dengan sungguh-sungguh. Itu sebab pelayanan bukan bicara saya dapat apa namun berbicara tentang saya ikut siapa? Kalau ikut Yesus maka saya mau mengikut-Nya sampai akhir kehidupan dan tidak setengah-setengah.
Siapa yang dipilih-Nya? Pertama adalah orang-orang yang tersisihkan. Mereka dari kalangan kelas bawah, tidak dipandang oleh dunia, mereka orang yang tidak terpelajar namun Tuhan mau memakai mereka. Kenapa demikian, itu kedaulatan Allah. Namun yang lebih penting adalah hal ini sebetulnya ingin menunjukkan kepada kita bahwa Allah bisa memilih siapa saja sesuai dengan kehendak dan kerelaan-Nya, tidak usah kita mendikte Allah seakan-akan orang ini lebih layak dan orang ini tidak. Tuhan lebih tahu dan Ia sangat tahu apa yang harus Ia kerjakan. Pada jaman dan generasi yang berbeda tidak usah heran bahwa Tuhan lebih sering memakai orang yang tersisihkan namun hatinya jujur, murni dan tulus, Ia mau memakai orang yang demikian. Jangan lihat paras dan kecakapan dalam pemandangan manusiawi kita saja namun terwanglah lebih jauh bagaimana Allah mau memakai mereka dengan cara-Nya. Kedua, ternyata ada orang yang dipilih oleh Allah sebagai Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Ia menjadi alat Tuhan untuk menjadi seorang pengikut dan dipilih-Nya, namun ternyata Yudas membuang kesempatan yang istimewa itu justru untuk memperkaya dirinya dan mencari keuntungan. Itu sebab jangan pernah heran kalau ada orang yang terlihat sangat mencintai pelayanan dan sangat terlihat rohani namun ujung-ujungnya mereka tampil sebagai Yudas yang menghianati-Nya. Pohon dikenal dari buahnya. Itu sebab kita harus selalu berhati-hati, termasuk terhadap mereka yang sudah melayani Tuhan sebagai pendeta sekalipun. Bila jalannya bengkok maka kita harus segera sadar dan jangan pernah tertipu. Yudas bisa menjadi contoh bahwa sedekat apa pun orang dengan Tuhan bukan berarti dia adalah pilihan yang berkenan kepada Tuhan. Yudas tetaplah Yudas yang terus tertarik menghidupi keinginan dagingnya ketimbang menghidupi kemauan Tuhan dalam hidupnya.
Siapa yang dipilih-Nya? Pertama adalah orang-orang yang tersisihkan. Mereka dari kalangan kelas bawah, tidak dipandang oleh dunia, mereka orang yang tidak terpelajar namun Tuhan mau memakai mereka. Kenapa demikian, itu kedaulatan Allah. Namun yang lebih penting adalah hal ini sebetulnya ingin menunjukkan kepada kita bahwa Allah bisa memilih siapa saja sesuai dengan kehendak dan kerelaan-Nya, tidak usah kita mendikte Allah seakan-akan orang ini lebih layak dan orang ini tidak. Tuhan lebih tahu dan Ia sangat tahu apa yang harus Ia kerjakan. Pada jaman dan generasi yang berbeda tidak usah heran bahwa Tuhan lebih sering memakai orang yang tersisihkan namun hatinya jujur, murni dan tulus, Ia mau memakai orang yang demikian. Jangan lihat paras dan kecakapan dalam pemandangan manusiawi kita saja namun terwanglah lebih jauh bagaimana Allah mau memakai mereka dengan cara-Nya. Kedua, ternyata ada orang yang dipilih oleh Allah sebagai Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Ia menjadi alat Tuhan untuk menjadi seorang pengikut dan dipilih-Nya, namun ternyata Yudas membuang kesempatan yang istimewa itu justru untuk memperkaya dirinya dan mencari keuntungan. Itu sebab jangan pernah heran kalau ada orang yang terlihat sangat mencintai pelayanan dan sangat terlihat rohani namun ujung-ujungnya mereka tampil sebagai Yudas yang menghianati-Nya. Pohon dikenal dari buahnya. Itu sebab kita harus selalu berhati-hati, termasuk terhadap mereka yang sudah melayani Tuhan sebagai pendeta sekalipun. Bila jalannya bengkok maka kita harus segera sadar dan jangan pernah tertipu. Yudas bisa menjadi contoh bahwa sedekat apa pun orang dengan Tuhan bukan berarti dia adalah pilihan yang berkenan kepada Tuhan. Yudas tetaplah Yudas yang terus tertarik menghidupi keinginan dagingnya ketimbang menghidupi kemauan Tuhan dalam hidupnya.

Komentar
Posting Komentar