Keluaran 13:17-22, menuntun kita untuk memahami tentang Allah yang disingkapkan oleh Alkitab. Bahwa Ia yang telah menuntun umat-Nya keluar dari perbudakan Mesir ternyata bukan Allah yang gampangan sehingga penuh kasih tanpa membentuk umat-Nya tetapi Allah yang serius yang mengasihi mereka dengan cara-Nya yang agung. Allah tidak menuntun mereka dengan cara yang mudah tetapi juga bukan Allah yang juga sengaja dan senang mempersulit umat-Nya. Namun tentu disetiap langkah yang dikerjakan-Nya yang baik bagi hidup umat-Nya. Ia sengaja membawa bangsa Israel berjalan di jalan yang sulit, jalan di mana mereka harus bergumul berhadapan dengan masalah dan peperangan. Allah tidak mau umat-Nya menjadi lembek dan cengeng sehingga mengasihi diri sendiri lalu kembali lagi menatap kepada kehidupan di Mesir. Memang jalan yang paling dekat adalah jalan yang paling menggoda karena melaluinya kita meniti jalan pintas dan mudah. Namun Allah menuntun mereka dengan jalan yang berputar-putar bahkan jalan yang harus berhadapan dengan laut Teberau dan di mana mereka harus bergumul menghadapi peperangan. Namun yang membuat luar biasa mereka harus siap sedia menghadapi suatu tantangan yang ada di depan sana sehingga tidak tidur dan terlena.
Tuhan berjalan di depan menunjukkan bahwa ia adalah penolong, pemimpin dan pemandu kehidupan kita yang terpecaya. Yang menarik adalah Dia tidak berada di belakang, di tengah tetapi Ia ada di depan mereka. Menjadi suatu hal yang istimewa kalau Ia berjalan di depan berarti Ia tahu bahaya dan siap menghadapi bahaya itu. Dengan kata lain, dengan Ia berjalan di depan artinya Ia mempertaruhkan diri-Nya untuk keselamatan kita. Dan itu terwujud di dalam Kristus yang mati di kayu salib menebus dan menyucikan kita. Pemimpin yang agung adalah pemimpin yang rela memberikan nyawanya bagi orang dipimpinnya dan bukan pemimpin yang melarikan diri. Dulu waktu kerusuhan di Poso, menurut kisah Jemaat banyak pendeta yang menyelamatkan diri dan lari meninggalkan Jemaat sehingga sulit bagi mereka memahami, pendeta kok melarikan diri harusnya mereka berada dengan Jemaatnya dan menjaga mereka dalam susah dan senang. Namun memang Alkitab menunjukkan tentang keagungan Allah yang rela memberikan diri-Nya sebagai pemimpin yang ada di depan. Selalu ada dan selalu berjaga siang malam. Saat situasi tergelap sekalipun atau saat dunia kita terasa begitu terang dan penuh cahaya. Kasih-Nya dan tuntunan-Nya tidak pernah beralih. Dia ada di depan itu juga menunjukkan kepada kita bahwa Ia ada seorang yang bertanggungjawab penuh terhadap umat-Nya. Itu sebab kita di selamatkan-Nya dan kita selalu dijaga-Nya bahkan menerima kasih-Nya yang baru itu setiap hari. Itu sebab ingat! Allah selalu ada di depan. Sebelum kita bertemu dengan masalah dan pergi ke suatu tempat Ia pasti sudah ada di sana.
Komentar
Posting Komentar