Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Korintus 5:17
Pada hari ini, salah seorang teman bertanya kepada saya tentang sesuatu yang sangat luar biasa dan pertanyaan tersebut sungguh mengejutkan saya, "Pak bagaimana caranya saya bisa mempunyai kedewasaan rohani?". Saya tentu memahami dan mengerti bahwa teman saya menanyakan pertanyaan tersebut karena dia sangat rindu bertumbuh secara rohani di dalam Kristus. Karena keseriusannya dan kerinduannya mendapatkan jawaban, maka berdasarkan 2 Korintus 5:17 saya menjelaskan bahwa kedewasaan rohani kita tidak diukur dari berapa usia yang kita miliki. Dan tidak juga diukur dari berapa banyak kita beribadah, berdoa, membacara Alkitab dan memahami Firman Tuhan, bahkan juga tidak diukur dari isi khotbah kita (seberapa hebat kita memberikan penjelasan Firman Tuhan kepada orang lain). Tetapi berdasarkan Firman Tuhan saya menjelaskan bahwa kedewasaan rohani diperoleh dari dua hal berikut, yaitu:
1. Seseorang harus berada/tinggal di dalam Kristus (ay.17a).
Kata "ada" secara sederhana saya artikan bahwa seseorang telah menaruh dirinya kepada Kristus dan telah menerima penebusan darah Kristus serta percaya dengan iman bahwa Tuhan Yesus hidup dan tinggal dalam hidupnya. Bukan hanya dirinya yang "ada" dan tinggal di dalam Kristus tetapi seluruh kehidupannya menampakkan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dengan kata lain "kelakukan" dan apa yang ia perbuat menjadi sesuatu yang didasari dan disadari penuh oleh dirinya menjadi sesuatu hal yang bisa dipertanggung jawabkan di hadapan Kristus, untuk kemuliaan nama-Nya.
2. Seseorang harus hidup baru (ay.17b)
Hidup baru artinya meninggalkan cara hidupnya yang lama dan menghadirkan hidup yang baru di dalam hidupnya. Hidup yang baru dimulai ketika dia mengijinkan Tuhan Yesus hidup dalam hidupnya. Menjadi pemimpin bagi kehidupannya. Menjadi Gembala. Namun disisi yang lain, hidup yang baru dimulai ketika seseorang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan yang lama, cara-cara yang lama (yang tidak berkenan kepada Tuhan Yesus). Di sinilah kita berjumpa dengan seseorang yang dewasa secara rohani, ia bisa memilih kehidupan yang benar, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Dan orang yang sudah dewasa rohani ia tidak terus menerus makan makanan yang lembut karena kalau demikian ia masih bayi rohani, tetapi ia perlu makan makanan yang keras. Namun lebih dari pada itu, orang yang sudah dewasa secara rohani harus menjadikan buah Roh sebagai penuntun dalam hidupnya dan selalu memohon kepada Tuhan agar dia dimampukan untuk mempraktikan buah roh dalam kehidupannya sehari-hari.
Akhirnya selamat menjadi ciptaan yang baru dan selamat bertumbuh dewasa secara rohani.
Oleh: Nikodemus Rindin
Komentar
Posting Komentar