Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Natal & Keluarga

Benang merah rencana Allah dan kehendak-Nya dibangun di dalam suatu lembaga yang Ia sendiri ciptakan yaitu keluarga.  Lembaga pertama itu dibentuk dan diberkati agar bumi terpelihara dan diusahakan kelestariaannya dengan baik.  Tangan yang agung itu bekerja di dalam sejarah hidup manusia dan memakai keluarga untuk mengerjakannya.  Hadirnya keluarga di dalam dunia menjadikannya penuh warna yang indah.  Mereka saling mencintai, menyayangi dan melayani dengan segenap hati. Namun sayang tak berapa lama lembaga yang Tuhan ciptakan itu menjadi kacau dan berujung saling menyalahkan, pasalnya ketika Tuhan meminta pertanggunganjawab mengapa mereka memakan buah yang dilarang oleh-Nya mereka saling mempersalahkan. Yang akhirnya membuat manusia jatuh dalam dosa dan binasa karenanya sehingga mengalami keterputusan hubungan dengan Allah.  Namun yang menarik, Allah memberitakan tentang rencana keselamatan yang akan dikerjakan oleh-Nya melalui keturunan dari perempuan itu karena pada waktunya ke

Natal bukan untuk Semua Orang

Kita terus belajar tentang arti Natal dan dalam era modern kita disuguhkan tentang berita natal seakan-akan diperuntukan bagi semua orang sehingga diberbagai tempat kita bisa melihat orang-orang menghiasi kantor, toko-toko, mal, supermarket dan, rumah, bahkan halaman rumah mereka dengan hiasan natal.  Bisa jadi pertanda bahwa mereka ikut bersukacita karena hari Natal itu tiba dan mereka ikut merayakan suasananya. Tetapi Alkitab dengan tegas memberikan tentang defenisi Natal yang sesungguhnya hanya bagi orang yang berkenan kepada-Nya (Lukas 2:14).  Terus terang saja tidak semua orang bisa memahami defenisi natal tersebut karena bagi kita natal harus dimiliki semua orang dan semua orang harus bergembira karenanya.  Namun bila kita kembali ke dalam Alkitab maka kenyataan pahit yang kita lihat tenyata Allah hanya menghadirkan sukacita Natal untuk para gembala, para majus, Simeon yang telah lama menanti kehadiran Kristus yang dijanjikan, dan Maria serta Yusuf yang rela dipakai menjadi a

Harmony of Christmas

Semangat Natal yang sesungguhnya adalah ketika gema harmoni dimainkan dengan nada-nada yang berbeda tetapi penuh keindahan.  Di istana Herodes dan para ahli kitab sibuk mencari fakta tentang kelahiran seorang raja berdasarkan nubuatan para nabi.  Sementara di padang belantara para gembala sibuk menjaga kawanan dombanya.  Orang majus sibuk mencari tahu tentang bintang yang mereka lihat itu lalu mereka pergi mengunjungi sang bayi yang terbaring di dalam palungan.  Para gembala yang telah mendengar sorak sukacita para malaikat mereka pergi menjumpai anak yang terbungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. Pemilik penginapan sibuk dengan para tamu yang memerlukan tempat untuk mereka menginap karena memang ada sensus di daerah tersebut. Malam yang sunyi memang tak beda dengan malam yang lainnya.  Namun bagi para gembala, para majus dan bagi Yusuf dan Maria, malam itu menjadi malam yang tak terduga. Apalagi bagi Maria dan Yusuf yang sudah menempuh perjalanan yang sangat jauh n

Siapakah Aku Ini?

Sebuah puisi yang indah dikarang Detrich Bonhoeffer selama ia berada di dalam penahanan penjara Nazi menjelaskan tentang perenungannya yang sangat indah: Siapakah aku? Sering orang, mengatakan aku melangkah dari kurungan penjaraku dengan tenang, dengan gembira, dengan tegap, bagaikan pangeran dari istananya. Siapakah aku? Sering orang mengatakan Aku bicara pada sipir-sipirku dengan bebas, dengan ramah, dengan jelas seolah-oleh perintah ada padauk. Siapakah aku? Orang mengatakan juga aku menjalani hari-hari sial dengan teduh, dengan senyum, dengan bangga, bagaikan orang yang biasa menang. Lalu, sungguh benarkah semua yang dikatakan tentang aku? Atau, kebenaran akan aku hanya kuketahui sendiri: resah dan rapuh serta sakit, bagaikan burung dalam sangkar, sukar bernafas, seolah-olah ada tangan mencekikku, rindu pada warna-warni, pada bunga-bunga, pada kicau burung, haus akan sapaan-sapaan manis, akan keramahtamahan, geram pada kelaliman dan pe

Hati Nurani yang Murni

Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. Kisah Rasul 24:16 “Hati nurani adalah inti yang paling rahasia dan tempat suci manusia. Di sana ia berada sendirian dengan Allah, suara Siapa bergema di dalam lubuk hatinya.”    Penjelasan ini diambil dari dokumen resmi Gereja Katolik. Namun penjelasan itu, tentu tidak final karena sebetulnya hati nurani yang benar adalah hati nurani yang   bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan manusia.   Dua hal tersebut terikat satu sama lain dan membawa manusia kepada dua pemahaman yang sangat penting dalam memahami hati nurani itu sendiri.   Kemutlakan hati nurani pertama-tama menunjuk kepada Allah karena penilaian suara hati nurani diadakan di hadapan tahta Allah.   Allah adalah pusat penentuan hati nurani yang sempurna.   Kemutlakan hati nurani bukan berdasarkan perasaan yang ada di dalam nurani diri manusia itu meskipun hal tersebut bisa dipakai oleh Allah untuk men