Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Hati yang siap untuk memuji Tuhan

Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Mazmur 57:8. Konsep pengagungan yang disampaikan oleh seorang pemazmur, yakni Daud. Ia begitu mempersipkan hatinya sedemikian rupa untuk meninggikan nama Tuhan. Meskipun para musuhnya menginginkan kemalangannya tetapi hal tersebut tidak membuatnya, melupakan Tuhan.  Justru di dalam pergumulan yang begitu sulit, dikejar-kejar oleh musuh, ia tetap mempunyai kekuatan dan kerinduan untuk meninggikan Tuhan. Bahkan ia berseru, bahwa hatinya sudah siap untuk bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan.  Tentu dalam situasi yang tidak mudah terkadang, hati kita sulit untuk menjadi siap.  Kegalauan dan kepanikan seringkali membuat hati kita gelisah, dan melupakan Tuhan.  Namun Daud memiliki pengalaman yang berbeda dan sangat luar biasa.  Ia memang berada dalam kejaran musuh, berada di dalam gua, dan terancam.  Tetapi Tuhan ada di dalam hatinya, dan ia sendiri membiarkan hatinya untuk memegang tangan sang pencipta dengan lelua

Jumat yang penuh pengorbanan

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. ... Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" Ketika Pilatus melih

Panggilan menjadi seorang hamba Tuhan

Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya,  adalah orang bebas, milik Tuhan .  Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya . 1 Korintus 7:22. Panggilan menjadi seorang hamba Tuhan adalah merupakan panggilan yang sangat mulia.  Memang tidak banyak orang yang berminat untuk memutuskan menanggapi panggilan Tuhan dengan menyediakan diri dengan melayani-Nya sepenuh waktu.  Banyak alasan yang disampaikan mengapa hanya memilih partime atau paruh waktu saja.  Dan bahkan ada yang dengan terang-terangannya menolaknya dengan tidak melayani sama sekali. Dulu saat ditanya, "apakah kamu mau menjadi hamba Tuhan, seperti papamu?" Maka dengan sengera saya menjawab tidak! Saya mau menjadi pilot, atau kalau tidak mau menjadi polisi.  Tidak ada bayangan sama sekali ingin menjadi seorang hamba Tuhan.  Sebab menurutku menjadi seorang hamba Tuhan tidaklah enak.  Penuh pergumulan dan tantangan, tidak punya uang yang cukup dan tida

Mengasihi Tuhan dengan segenap,.... apakah tidak terlalu berlebihan?

Kasihilah Tuhan , Allahmu , dengan segenap hatimu dan   dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu  dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12:30 Sebuah pertanyaan yang terlintas dalam pikiran saya pada hari ini adalah jawaban Yesus kepada seorang ahli Taurat tentang hukum yang paling utama, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, apakah tidak terlalu berlebihan? Karena bila berbicara tentang kata "segenap" itu artinya seluruhnya, secara total dan dengan sungguh-sungguh.  Bila berbicara tentang hukum maka kita masuk pada sebuah keadaan yang mengikat hati, jiwa, pikiran dan kekuatan. Dan keadaan yang mengikat itu diekspresikan atau dijalankan ke dalam kehidupan sehari-hari.  Jadi menurut saya wajar bila seorang ahli Taurat menanyakan hal ini kepada Yesus. Mengasihi Tuhan adalah pokok hal yang paling penting diantara semua kasih yang ada. Itulah yang harus kita ekspresikan di dalam kehidupan yang kita jalani. Dan