Langsung ke konten utama

Pesta Pelayanan yang Sejati

Pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 
(1 Korintus 11:23b-26)

Membaca bagian ayat ini membawa kita untuk semakin sadar bahwa sebuah pelayanan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus pun pada saatnya akan "berakhir".  Untuk selanjutnya Ia tidak akan bersama-sama dengan murid-murid lagi.  Dalam Injil Yohanes 14:19, Ia memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa "Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup".  Tidak mudah memang bagi murid-murid ketika mendengar kalimat perpisahan tersebut.  Tetapi bagaimana pun juga Yesus harus meninggalkan mereka untuk maksud ilahi agar karya-karya Allah kepada umat manusia dikerjakan di dalam dan melalui diri-Nya, yaitu karya penebusan.

Namun menariknya adalah Dia yang adalah guru mereka, tidak menyia-nyiakan kesempatan kebersamaan-Nya dengan murid-murid.  Pada puncak pelayanan-Nya, Ia justru  memberikan pelayanan yang maksimal.  Membasuh kaki murid-murid-Nya dan menyampaikan pesan simbolis agar mereka terus mengingat akan pelayanan-Nya.  Dan "Pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."

Sebuah peristiwa yang agung.  Sungguh ini adalah pemandangan yang langka di jaman modern ada seorang yang terus melayani sampai akhir.  Dalam istilah saya, sampai-sampai murid-murid bisa merasakan suasana pesta pelayanan yang sejati dari seorang Raja di atas segala raja. Mereka mengadakan perjamuan makan malam bersama agar suatu saat melaluinya mereka memahami apa yang Yesus kerjakan dan mengapa Dia harus menempuh jalan Salib.

Kiranya melalui apa yang Yesus kerjakan, kita disanggupkan untuk melihat pelayanan Yesus yang begitu sempurna sampai akhir hidup-Nya dan Alkitab menyaksikan sampai Ia akan datang kembali pesta pelayanan itu terus berlangsung, sampai suatu saat kita dijemput oleh-Nya untuk bersekutu dengan-Nya di surga.  Dan biarlah selama kita hidup banyak orang yang kita layani bisa meraskan pesta pelayanan yang kita kerjakan untuk kemuliaan nama Tuhan.Teruslah semangat melayani karena Dia telah melayani kita dengan luar biasa. Amin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara