Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Yohanes 13:4-5.
Meskipun Yesus telah tahu, bahwa saatnya sudah tiba bagi-Nya untuk kembali kepada Bapa di Surga. Namun hatinya tetap berkobar-kobar dalam mengasihi dan melayani murid-murid-Nya. Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Dengan hati yang penuh kasih Ia menanggalkan jubah-Nya. Dengan sukacita Ia mengambil kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Dan dengan tangan yang penuh kuasa Ia menuangkan air serta membasuh kaki murid-murid-Nya.
Siapa yang tidak heran dan takjub dengan perbuatan-Nya yang Agung itu. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang lain, termasuk pemimpin agama. Sampai-sampai Petrus heran dan berkata, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Tuhan Yesus menjawab, "Apa yang Aku perbuat engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." dengan kata lain Yesus sedang berkata, "Ya, Aku melakukannya Petrus, hal itu memang aneh bagimu tapi suatu saat kamu akan mengerti apa yang sebenarnya Aku lakukan kepadamu."
Dalam buku renungan hariannya yang berjudul Leadership: Promises for Every Day, John C. Maxwell mengatakan bahwa para pemimpin terbaik ingin melayani orang-orang lain bukan dirinya sendiri. Menurutnya pemimpin yang suka melayani biasanya memiliki hati:
1. Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri
2. Mempunyai rasa percaya diri untuk melayani
3. Memulai pelayanan terhadap orang-orang lain
4. Tidak mempedulikan kedudukan
5. Melayani karena kasih
Dari teladan yang telah Tuhan Yesus lakukan, maka marilah kita belajar untuk melayani dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita. Yesus tidak pernah malu melayani meski harus "membasuh kaki murid-murid-Nya". Jadi tidak ada pelayanan yang terlalu "hina" sehingga kita tidak mengerjakannya. Karena semua pelayanan yang kita lakukan dengan hati, mulia di matanya.
Karena itu, mari kita melayani dengan mendahulukan orang lain, dengan rasa syukur, dengan rasa percaya diri, dengan tidak mempedulikan kedudukan dan yang lebih utama adalah dengan kasih yang menyala-nyala kepada Tuhan dan sesama.
Meskipun Yesus telah tahu, bahwa saatnya sudah tiba bagi-Nya untuk kembali kepada Bapa di Surga. Namun hatinya tetap berkobar-kobar dalam mengasihi dan melayani murid-murid-Nya. Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Dengan hati yang penuh kasih Ia menanggalkan jubah-Nya. Dengan sukacita Ia mengambil kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Dan dengan tangan yang penuh kuasa Ia menuangkan air serta membasuh kaki murid-murid-Nya.
Siapa yang tidak heran dan takjub dengan perbuatan-Nya yang Agung itu. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang lain, termasuk pemimpin agama. Sampai-sampai Petrus heran dan berkata, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Tuhan Yesus menjawab, "Apa yang Aku perbuat engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." dengan kata lain Yesus sedang berkata, "Ya, Aku melakukannya Petrus, hal itu memang aneh bagimu tapi suatu saat kamu akan mengerti apa yang sebenarnya Aku lakukan kepadamu."
Dalam buku renungan hariannya yang berjudul Leadership: Promises for Every Day, John C. Maxwell mengatakan bahwa para pemimpin terbaik ingin melayani orang-orang lain bukan dirinya sendiri. Menurutnya pemimpin yang suka melayani biasanya memiliki hati:
1. Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri
2. Mempunyai rasa percaya diri untuk melayani
3. Memulai pelayanan terhadap orang-orang lain
4. Tidak mempedulikan kedudukan
5. Melayani karena kasih
Dari teladan yang telah Tuhan Yesus lakukan, maka marilah kita belajar untuk melayani dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita. Yesus tidak pernah malu melayani meski harus "membasuh kaki murid-murid-Nya". Jadi tidak ada pelayanan yang terlalu "hina" sehingga kita tidak mengerjakannya. Karena semua pelayanan yang kita lakukan dengan hati, mulia di matanya.
Karena itu, mari kita melayani dengan mendahulukan orang lain, dengan rasa syukur, dengan rasa percaya diri, dengan tidak mempedulikan kedudukan dan yang lebih utama adalah dengan kasih yang menyala-nyala kepada Tuhan dan sesama.
Komentar
Posting Komentar