Langsung ke konten utama

Pengampunan Dosa



Efesus 1:7-8

Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh. 3:4).  Alkitab dengan tegas memberitahukan bahwa upah dosa ialah maut.  Sebab dosa mendatangkan murka Allah bagi orang-orang durhaka.  Di dalam Kristus manusia yang berdosa memperoleh berita penebusan dan pengampunan.  Ini adalah berita sukacita yang besar bagi dunia.  Tak ada berita lain yang paling menyenangkan selain dari berita tentang pengampunan dosa.  Sebab menurut Paulus, sebetulnya tanpa Kristus kita ada dalam keadaan mati karena dosa dan pelanggaran, tetapi Allah di dalam kasih dan karunia-Nya membuat kita hidup kembali dalam Kristus.  Dalam kasih-Nya,  Bapa rela menganugerahkan Anak-Nya yang Tunggal untuk menanggung dosa supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Pengampunan dosa yang Ia berikan memimpin kita ke dalam hidup yang baru di dalam Yesus Kristus dan ke dalam hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10).  Dosa mendatangkan pemisahan antara Allah dan manusia serta kebinasaan.  Tetapi kasih Kristus mendatangkan persekutuan antara Allah dengan manusia terjalin kembali.  Terutama bagi mereka yang percaya kepada-Nya.  Dosa menutup pintu perjumpaan dengan Allah tetapi karena Kristus pintu menuju hadirat Allah terbuka bagi kita.  Itu sebab ketika menjalani hidup sebagai orang tebusan, marilah kita menjalaninya dengan rasa takut dan gentar serta hormat kepada Dia.  

Perlu kita sadari bahwa pengampunan dosa adalah murni inisiatif Allah dalam kesadaran dan kerelaan-Nya menjangkau manusia yang berdosa.  Hanya di dalam Kristus dan oleh darah-Nya sendiri kita mendapatkan penebusan.  Menebus berarti “membeli dan membebaskan dengan membayar sejumlah harga.”  Ada kira-kira enam juta budak dalam Kekaisaran Romawi, dan mereka sering diperjualbelikan seperti perabot rumah tangga.  Tetapi orang dapat membeli budak dan membebaskannya, dan inilah yang dilakukan Yesus bagi kita.  Harganya adalah darah-Nya sendiri (1 Ptr 1:18-19).  Yesus jelas membayar dosa kita kepada Allah, bukan kepada setan.  Banyak orang Kristen yang salah pemahaman dalam hal ini.  Sehingga mereka menganggap kematian Kristus menembus kita dari setan, yang benar adalah menebus kita dari Allah Bapa, sehingga melalui kematian Anak-Nya murka Allah dihentikan. Di dalam Dia kita juga  mendapat pengampunan.  Diampuni berarti “diangkut.”  Kristus mati untuk mengangkut dosa-dosa kita agar dosa-dosa kita tidak akan terlihat lagi ( Yoh 1:29, Mzm 103:12).  Tidak ada lagi tuduhan terhadap kita karena dosa-dosa kita telah dihapuskan!  Dosa yang tadinya menjadikan seseorang menjadi miskin tetapi karena kasih karunia itu telah dilimpahkan maka mereka yang meneriman-Nya menjadi kaya dalam segala hikmat dan pengertian.  Melaluinya mereka dapat memahami betapa agungnya kasih Kristus yang diberikan kepada orang percaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara