Efesus 1:3-4
Dalam bagian yang kita
pelajari ini, Paulus membawa kita untuk menatap keagungan pilihan Allah
terhadap orang percaya. Keagungan itu
dimulai dari kesadaran yang dalam akan pemilihan itu. Bahwa pemilihan itu bersumber daripada Allah
sendiri yang di dalam kemutlakan-Nya telah memilih manusia untuk
diselamatkan. Allah memilih manusia, ini
merupakan suatu berita sukacita dan sekaligus keajaiban yang tak terhingga
sehingga hati Paulus langsung mengangkat
pujian kepada Allah dan Bapa kita Yesus Kristus yang telah memilihnya. Pemilihan Allah tentu berdasarkan kehendak
dan kerelaan-Nya sendiri yang tidak terpengaruh oleh sesuatu yang berada di
luar diri-Nya. Fakta bahwa pemilihan-Nya
itu adalah mutlak memang tak bisa dibantah karena Yesus pun pernah berkata,
“bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh.
15:16). Dan Paulus kagum akan pemilihan
Allah atas dirinya.
Pemilihan Allah disertai dengan berkat rohani di surga. Banyak hal yang bisa kita usahakan oleh
manusia; kerampilan, kedudukan, dan sejumlah harta duniawi di dalam dunia ini
namun berkat rohani di surga tidak dapat diraih oleh kekuatan manusia, karena
semuanya itu semata berkat khusus bagi mereka yang dipilih-Nya. Allah memilih kita untuk untuk memberikan
hal-hal yang hanya dapat kita peroleh daripada-Nya.
Tujuan dari pemilihan itu sangat jelas. Allah memilih kita agar kita menjadi kudus
dan tidak bercacat. Kudus artinya
terpisah dan memiliki perbedaan secara kualitas hidup. Orang Kristen berkualitas karena mereka
memiliki kehidupan yang baru di dalam Kristus sehingga bisa menjadi model dalam
kehidupan. Namun kendatipun demikian ia
harus tetap tinggal di dalam dunia dan menjadi garam serta terang bagi
dunia. Keterpisahan ini membawa kita
tahu bahwa kita hidup bagi Allah. Bukan
hidup bagi dunia atau diri sendiri. Pemisahan ini menjadikan kita hidup
berdampak dan berbuah. Tidak bercacat
artinya hanya yang terbaiklah yang dipersembahkan kepada Tuhan. Hal ini menyangkut setiap segi
kehidupan. Baik dalam pekerjaan,
kesenangan, olahraga, rumahtangga, termasuk hubungan antar sesama manusia. Bagaimana kita hidup secara patut sehingga layak
dihadapan Allah. Dan hidup terpandang di
hadapan sesama manusia. Dengan demikian
ada dua tanggungjawab yang memang harus menjadi perhatian bagi orang pilihan,
yakni harus hidup kudus dan tidak bercacat.
Komentar
Posting Komentar