Ketika tengki cinta menjadi kering, maka sapaan, pujian, hadian, perhatian bisa menjadi sesuatu yang tidak memiliki nilai atau arti apapun baginya. Semakin dibiarkan bocor, maka semakin jauhlah suasana hangat dari hubungan antara mereka. Padang tandus menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan, dalam situasi yang demikian dibutuhkan air segar yang dapat menyejukan. Hasilnya tidak dapat menerima cinta, meskipun diberikan dengan tulus dan jujur. Maka dalam hal ini, solusinya adalah seorang pasangan harus mampu saling peduli, saling berbagi, saling memahami dan saling berkomunikasi. Apa yang disuka dan tidak disuka. Apa yang dirasa perlu untuk diubah atau diperbaiki untuk keutuhan cinta bersama. Membangun pemahaman dan kesadaran bahwa pasangan adalah mitra terbaik kita dalam suka dan duka. Ketika yang satu lemah maka yang kuat harus menjadi penolong yang setia. Kelebihannya disyukuri namun kelemahannya dimaklumi dan diperbaiki. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam semua aspek, tidak hanya membiarkan dan membebankan yang lainnya. Suami mengasihi istri, sebaliknya istri menghormati suami. Menjaga agar cinta tetap hidup dalam perkawinan adalah usaha yang serius dan merupakan peroyek yang sangat penting dalam berumahtangga. Karena itu kurangi pertikaian, kesalahpahaman, perdebatan, dan kecemburuan yang berlebihan agar tengki cinta tetap utuh.
“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1. Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan mati, ayat. 32. 2. Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3. Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu
Komentar
Posting Komentar