Langsung ke konten utama

Ditebus untuk Pekerjaan Mulia

 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Setelah berbicara tentang manusia berdosa yang mengalami murka Allah dan yang menerima penebusan di dalam Kristus Yesus maka penulis surat Efesus membawa kita untuk masuk pada bagian selanjutnya, yaitu bahwa semua orang yang percaya adalah buatan tangan Allah yang dirancang-Nya untuk melakukan suatu pekerjaan yang baik. Ketika seseorang mengenal Allah, maka pusat perhatiannya sekarang adalah Allah, bukan diri sendiri. Allah telah menjadikan kita tepat seperti yang diinginkan-Nya. Manusia yang dahulu telah tercemar oleh dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Allah tidak dapat menerima dan memakai manusia lama kita yang tercemar itu, dosa telah menawan kehendak dan kehidupan kita agar memberontak terhadap-Nya. Karenanya, kita tanpa daya mengeluarkan diri dari ikatan dosa itu. Meskipun demikian, Allah tetap memiliki kuasa dan Ia sanggup membuat seseorang menjadi ciptaan yang baru. Ciptaan yang dibentuk di dalam suatu karya dan pengorbanan yang besar di dalam Kristus Yesus. Di dalamnya kita dibentuk, diukir, dan diterima-Nya.

Manusia yang baru, tentu tidak bisa dipisahkan dengan Kristus Yesus. Kristus yang menjadi "pola" atas manusia baru kita. Itu sebab, tiap-tiap orang harus membangun dirinya di dalam Dia. Mengerjakan suatu pekerjaan yang baik, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itulah kegairahan yang menguasai hatinya. Kehidupan yang telah diubah oleh Kristus, tidak cukup hanya mengasilkan kita sebagai orang-orang yang beriman saja. Tetapi iman yang kita miliki harus menghasilkan suatu perbuatan yang menyukakan hati Allah dan berkenan di hati sesama. Karena itu, perbuatan yang baik harus dipahami sebagai perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan "perbuatan-perbuatan kegelapan." Bila orang yang tidak percaya membiarkan dirinya dikuasai oleh perbuatan-perbuatan yang tidak baik, maka seharusnyalah orang yang mengaku percaya kepada Allah Tritunggal membiarkan dirinya dikuasai oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik, demi kemuliaan nama-Nya." Tujuannya sangat jelas, yaitu agar kita memiliki hidup di dalamnya. Dan hidup itu menghasilkan buah dan cahaya terang di dalam dunia yang gelap. Semua perbuatan baik yang ada di dalam diri kita adalah semata karena hasil pekerjaan Allah di dalam hati kita. Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Flp 2:13).

Dalam hal ini, tahulah kita ternyata sejak dahulu, Allah telah merancang sesuatu pekerjaan yang baik di dalam diri masing-masing. Kiranya hal ini menyadarkan kita agar kita tidak berdiam diri, lalu menjadi pasif tetapi aktif dan mulai bergerak melakukan tugas kita serta membiarkan tangan-Nya menuntun kita. Apapun yang Ia percayakan kepada kita disetiap bidang, lakukan semuanya itu dengan hati yang penuh sukacita dan hormat seperti untuk Tuhan. Tuhan berlayak mendapatkan yang terbaik dari masing-masing kita. Ia telah menebus kita tanpa berhitung, masakan kita mengerjakan sesuatu untuk Dia dengan berhitung?Mari terus berkarya dan menunaikan tugas kita selama masih siang, dan pada akhirnya kita bisa berkata seperti Paulus, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman (2 Tim 4:7)."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara