Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya
lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu
atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri
dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini,
seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya
yang kudus kepada kamu. Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk
mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.
1Tesalonika 4:1-12
Bagian ini, membawa kita
untuk merenungkan kembali pada arti sesungguhnya menjadi orang percaya.
Sebagai orang percaya ada suatu semangat yang kuat yang harus dimiliki
yaitu hidup berkenan kepada Allah. Hidup berkenan dijabarkan sebagai
hidup yang menjauhkan diri dari percabulan dan keinginan hawa nafsu.
Sehingga sikap hidup yang bijaksana sebagai suami dan istri harus
menjadi bagian yang dihidupi, dengan tidak terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Tentu dibutuhkan kekuatan iman dan pemahaman bahwa hidup yang
dihidupi sekarang adalah hidup yang terpisah dari cara hidup duniawi.
Dunia sudah terbiasa mempertontonkan tentang ketidaksetiaan pada
pasangan dan mengumbar tentang keinginan hawa nafsu. Namun setelah
orang berjumpa dengan Kristus maka mereka harus meninggalkan cara hidup
yang demikian.
Berkenan
kepada Allah harus diperlihatkan dengan sikap hidup yang saling
mengasihi. Baik antara saudara kandung maupun saudara seiman. Karena
hanya ada kasihlah kehidupan menjadi menyenangkan dan indah. Tanpa
kasih maka akan muncul kekacauan, perselisihan dan keegoisan. Kasih
membawa seseorang untuk rela berbagi dan memberi. Kasih membawa orang
untuk tidak berbuat curang dan jauh dari keinginan untuk memanfaatkan.
Jemaat Makedonia adalah jemaat yang rela berbagi dan memberi. Tanpa
berhitung dan tanpa merasa diri hebat. Inilah gambaran dari jemaat yang
mempunyai kasih. Karena kasih membawa sesuatu yang ada di dalam keluar
dari diri agar bisa dinikmati oleh sesama. Baik sesama saudara maupun
sesama jemaat Tuhan.
Hidup berkenan kepada Allah mesti ditunjukan melalui giat bekerja. Seseorang yang bekerja bukan hanya bersikap secara hormat di dalam Jemaat, tetapi dia belajar mengurus kebutuhan dan keperluan dirinya sendiri. Tidak mengharapkan dan meminta pertolongan dari orang lain sebagai pengemis dan peminta-minta. Orang yang bekerja dengan keras menempatkan diri dalam kehidupan yang tertib. Tidak khawatir dan ragu untuk kebutuhan hidup, ia bisa merasakan ketenangan atas ketersediaan segala kebutuhan yang diperlukan. Mereka yang bekerja, hidup tertib, sopan karena tidak bergantung kepada orang lain. Tentu hidup mereka menjadi hidup yang membuat orang lain merasa tenang karena tidak merasa diganggu dengan tanggungan yang tidak perlu. Memang tidak mudah, karena ternyata banyak orang yang ingin hidup enak namun tidak mau bekerja keras, yang terjadi mereka suka memeras dan memaksa orang lain memberikan sesuatu kepada mereka.
Hidup berkenan kepada Allah mesti ditunjukan melalui giat bekerja. Seseorang yang bekerja bukan hanya bersikap secara hormat di dalam Jemaat, tetapi dia belajar mengurus kebutuhan dan keperluan dirinya sendiri. Tidak mengharapkan dan meminta pertolongan dari orang lain sebagai pengemis dan peminta-minta. Orang yang bekerja dengan keras menempatkan diri dalam kehidupan yang tertib. Tidak khawatir dan ragu untuk kebutuhan hidup, ia bisa merasakan ketenangan atas ketersediaan segala kebutuhan yang diperlukan. Mereka yang bekerja, hidup tertib, sopan karena tidak bergantung kepada orang lain. Tentu hidup mereka menjadi hidup yang membuat orang lain merasa tenang karena tidak merasa diganggu dengan tanggungan yang tidak perlu. Memang tidak mudah, karena ternyata banyak orang yang ingin hidup enak namun tidak mau bekerja keras, yang terjadi mereka suka memeras dan memaksa orang lain memberikan sesuatu kepada mereka.
Komentar
Posting Komentar