Menghindari salib itu bukanlah panggilan Kristen sejati. Bila kita memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus yang setia, maka salib adalah bagian pertama yang harus menjadi bagian dari hidup kita. Yesus berkata, "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." (Luk. 14:27). Masing-masing kita memiliki salib yang berbeda yang perlu dipikul dengan setia. Memahami salib memang tak mudah untuk dimengerti dengan akal kita, sebab salib adalah sesuatu yang membawa kita untuk memikul beban tak diharapkan. Pandangan umum selalu berkata kalau kita percaya Yesus pasti masuk surga. Misikin jadi kaya. Sakit jadi sehat. Dan banyak hal lainnya yang menjadi daya pemikat sehingga banyak orang pada akhirnya melupakan satu hal, yaitu mengikut Yesus sama dengan memikul salib. Dunia modern telah membawa kita pada pemuasan diri dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Gereja pun hampir sudah tak mempunyai warna yang berbeda dengan dunia. Ternyata apa yang gereja masa kini tawarkan bukan salib itu tetapi hyper grace dan hedonisme.
Hal ini menjadi perhatian yang sangat perlu. Kita telah lama dibawa kepada hidup berpusat pada diri dan bukan hidup berpusat pada Kristus. Ada dua ekstrim yang tidak berdasarkan firman, yaitu memahami salib sebagai praktek penyiksaan diri sehingga dengan cara mereka sendiri mereka membuat salib bagi dirinya. Di Filipina setiap Paskah ada orang-orang yang dengan sengaja membiarkan diri disalibkan agar bisa merasakan seperti salib yang dialami oleh Yesus. Ekstrim yang lain adalah orang menghindari salib karena bagi mereka hidup kita telah ditebus dan salib itu telah ditanggung oleh Yesus Kristus. Bagi mereka bila ada penderitaan datang itu berarti bahwa seseorang itu berdosa atau ditolak oleh Allah. Tetapi yang benar adalah kita tidak perlu membuat salib bagi diri kita sendiri karena dengan berjalan seturut dengan kehendak-Nya, itulah salib yang sesungguhnya. Menjadi benar diantara orang yang tidak benar tentu itu salib yang tak mudah. Artinya, apa salibh kita? Salib kita adalah berjalan di dalam ketetapan Tuhan sebagai orang benar. Dan salib kita adalah melawan godaan dan dosa yang selalu ditawarkan oleh dunia. Apakah itu mudah? tentu tidak, kita membutuhkan tangan Tuhan untuk memimpin disetiap waktu.
Seseorang yang dikatakan berada dijalan salib yang sesungguhnya adalah bila ia rela dan taat memikul salibnya dan mengikut Yesus. Siapa yang kita ikuti dalam memikul salib itu sangat penting. Jadi Yesus haruslah menjadi pusat dari pemikulan salib itu. Sebab salib yang Yesus pikul, itu bukan berdasarkan kemauannya sendiri tetapi berdasarkan kehendak Bapa. Ia tidak pernah membuat salib bagi dirinya sendiri, tetapi salib yang dipikulnya adalah salib yang Bapa di surga rancang di dalam kekekalan. Jadi tidak semua yang sulit, yang kita alami adalah salib yang Tuhan berikan. Terkadang ada pristiwa tertentu yang menuntut pertanggunganjawab kita atas apa yang kita perbuat. Misalkan, ketika seorang maling ditangkap dan digebukin oleh masa, dia tidak bisa berkata inilah salib yang harus saya pikul! Tentu saja hal tersebut tidak masuk dalam ketegori salib. Atau seseorang yang terlilit hutang kemudian dicari-cari oleh deep collector. Hal itu bukan salib, tetapi itu adalah konsekuensi logis dari perbuatan yang harus kita tanggung. Jalan salib yang sesungguhnya adalah jalan yang membentuk seseorang, memimpin seseorang kepada kebenaran. Di dalam salib itulah seseorang dibawa untuk memahami jalan hidup yang Allah kehendaki. Menapakinya bukan dengan kekuatan dan kehebatan diri tetapi di dalam pertolongan tangan yang Ilahi.
Komentar
Posting Komentar