Langsung ke konten utama

Jatuh Cinta

Pernahkah anda ingat pertama kali jatuh cinta? Kesannya sangat indah dan rasanya sangat menggoda. Jatuh cinta sejuta rasanya. Hati berdebar, pikiran melayang, hati tak tenang, imajinasi terbayang. Memang cinta adalah kekuatan bagi setiap insan untuk kuat berdiri, menghadapi kesulitan dan meraih harapan. Dalam cinta seseorang rela berkorban, hanya dan demi seorang yang dicintai. Namun siapa sangka dibalik awan biru terkadang datang mendung kelabu, memang setiap orang yang mencintai harus siap dikasihi sekaligus dilukai. Tak ada yang sempurna di dalam mencintai, ada lobang di sana sini, tinggal bagaimana sikap anda dalam menjalani. Kelebihan disyukuri dan kekurangan dimaklumi.

Jatuh cinta adalah milik dan hak semua orang, tidak ada seorang pun yang boleh melarang dan mendominasi. Harus diingat mencintai berarti melayani dan bukan menguasai. Jatuh cinta mengingkapkan banyak makna dan warna. Cinta yang jatuh dihati yang tepat akan tumbuh bersemi dan membawa seseorang untuk berbahagia, namun jatuh cinta di tempat yang salah menimbulkan duka yang tak mudah. Karena itu kita harus berhati-hati dalam jatuh cinta jangan sampai kecewa dan merana karenanya. Hidup penuh dengan pilihan yang perlu dijalani dengan akal sehat. Perasaan adalah bumbu yang menambahinya bukan segalanya. Silahkan jatuh cinta, tapi awas jangan terbuai apalagi merana. Cinta yang sehat tumbuh dengan hati, bukan karena harta, tahta atau muka. Tentu penting memilih yang seagama, namun lebih penting lagi kalau dia mencintai Tuhan dalam hidupnya. Yang lebih penting, saat jatuh cinta jangan sampai lupa pada yang kuasa. Cintai Tuhanmu dan sesamamu seperti engkau mengasihi diri sendiri. Itulah perintah Allah bagi kita yang percaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara