“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.” Efesus 2:13-14
Kehadiran Kristus di dalam dunia
membawa suatu perubahan yang sangat radikal.
Apa yang disingkapkan pada kedua ayat di atas memberitahukan kepada kita
tentang sebuah penggambaran yang digunakan oleh Paulus menunjuk kepada
keberadaan tiap-tiap orang yang sudah berada di dalam Kristus. Gambaran itu mengenai orang yang tadinya jauh
karena terpisah dengan Allah kini karena Kristus menjadi satu. Dosa telah membawa manusia bukan hanya
terpisah dengan Allahnya tetapi juga membawa manusia terpisah dari sesamanya
sehingga muncul permusuhan-permusuhan yang dibangun berdasarkan suku, ras,
agama dan bangsa. Itu sebab melihat kenyataan
tersebut Paulus ingin mengingatkan bahwa sebagai orang yang sudah ditebus seharusnyalah tiap-tiap orang yang sudah
mengalami “dekat” dengan Allah, membangun hubungan “dekat” dengan sesama. Dengan
kata lain, Makin
dekat kita datang kepada Allah, maka seharunya makin dekat pula kita datang kepada
satu dengan yang lainnya. Ketidakdekatan
kita dengan sesama itu hanya merupakan suatu pertanda bahwa sebetulnya kita
tidak dengan dengan Allah. Jadi, jarak
yang terjadi karena dosa telah dihancurkan oleh darah Kristus, sehingga manusia
mengalami keadaan yang benar-benar dekat dengan sang pencipta. Dengan demikian
maka, jarak antara kita dengan sesama orang tebusan seharusnya tidak boleh
terjadi lagi. Tidak perlu lagi membuat
suatu pemisahan berdasarkan ras, suku, strata sosial, kedudukan, jabatan,
dll.
Di dalam kedekatan, tiap-tiap
orang bisa saling peduli, saling mengasihi, saling menghormati, saling
menghargai, saling melayani, saling mendoakan, saling membangun, saling menerima
kekurangan dan kelebihan satu sama lain, saling mengampuni dll. Alkitab
berkata, “.. tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba
atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua
adalah satu di dalam Kristus Yesus. Galatia 3:28” Pastor Taylor dari Boston
pernah berucap, “Di dunia cukup banyak tempat bagi manusia untuk hidup; tetapi
seharusnya tidak ada tempat sama sekali bagi dinding-dinding yang memisahkan
manusia yang satu dari manusia yang lain.” Kasih Kristus adalah penyebab kita
bisa menerima seorang akan yang lainnya.
Dia adalah kedamaian kita.
Kedamaian itu telah dimenangkan dengan harga darah-Nya; salib-Nya
menggugah kita untuk menghayati kasih-Nya bukan hanya dalam pemahaman tetapi
dalam tindakan iman Kristen kita. Kita
menerima satu sama lain karena Kristus telah lebih dahulu menerima kita. Hukum kasih membawa kita kepada dua hal
penting, yakni mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Namun hukum
yang lain, yang sama dengan itu ialah mengasihi sesama seperti mengasihi diri
sendiri. Hanya dengan “kasih tanpa tembok” inilah maka keduanya bisa terbangun
secara agung. Dan inilah yang diajarkan Yesus kepada tiap-tiap orang yang
percaya kepada-Nya.
Komentar
Posting Komentar