Langsung ke konten utama

Rusak Total


Kini kita menjelajah pada bagian yang sifatnya doktrinal. Istilah rusak total sebetulnya mengacu pada awal kisah, ketika manusia jatuh dalam dosa. Dicipta dalam keadaan tidak berdosa namun bisa jatuh dalam dosa. Godaan di taman Eden memang sangat menggiurkan, tawaran menjadi sama seperti Allah menjadi sajian. Tak mudah menolaknya, karena ternyata selain menarik hati buah itu memberi arti dan sedap dipandang mata. Akhirnya tak kuasa menahan keinginan lalu jatuh dalam keberdosaan. Mati jasmani dan rohani menjadi konsekuensi logis yang mesti ditanggung, dan keterpisahan dengan Allah membuat menderita.
Kerusakan total tidak berarti rusak secara mutlak, manusia masih mampu berbuat kebaikan, ber-Tuhan dan berbudaya namun tak sanggup menggapai tangan sang kuasa melaluinya karena sesungguhnya semuanya itu bukan bicara tentang usaha kuat manusia tetapi semua berkat sang pencipta. Manusia jatuh dalam dosa, tidak bisa tidak berbuat dosa. Keinginan hati selalu membuahkan yang jahat, sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Allah yang sejati telah digeser oleh manusia itu sendiri. Mereka menciptakan Allah yang cocok bagi mereka. Budaya hidup yang memuliakan Tuhan, telah menyimpang tidak sejalan dengan kemauan-Nya. Antroposentris menjadi pertunjukkan yang tak terhindarkan. Tenggelam dalam dosa, hidup tak berdaya. Semua kebaikan yang manusia lakukan adalah kekejian dimata-Nya. Tak ada yang benar dan tak ada yang mencari Allah. Manusia telah merasa benar menurut dirinya sendiri.
Apa yang kita pelajari dari kerusakan total manusia? Sesungguhnya kita belajar memahami bahwa betapa seriusnya akibat pelanggaran Adam. Bukan hanya berdampak secara universal kepada semua orang namun berdampak pada kehidupan dan kematian manusia. Melalui rusak total secara perlahan manusia berada dalam keadaan fisik jasmani yang rentan sakit, umur berangsur surut, pemahaman tentang Tuhan semakin memudar. Manusia semakin hari semakin bertembah liar dan jahat. Alam semesta mendapatkan dampaknya. Ekologi dan ekosistem telah menjadi tercemar. Yang menarik dari semua adalah manusia memang telah jatuh ke dalam dosa, namun Allah tetap memperhatikan mereka. Tidak hanya itu, Allah datang dengan kasih untuk memperbaiki kerusakan itu untuk diperbaikinya menjadi ciptaan yang baru, yang hidup dan yang kudus serta yang berkenan kepada-Nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara