Semangat Natal yang sesungguhnya adalah ketika gema harmoni dimainkan dengan nada-nada yang berbeda tetapi penuh keindahan. Di istana Herodes dan para ahli kitab sibuk mencari fakta tentang kelahiran seorang raja berdasarkan nubuatan para nabi. Sementara di padang belantara para gembala sibuk menjaga kawanan dombanya. Orang majus sibuk mencari tahu tentang bintang yang mereka lihat itu lalu mereka pergi mengunjungi sang bayi yang terbaring di dalam palungan. Para gembala yang telah mendengar sorak sukacita para malaikat mereka pergi menjumpai anak yang terbungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. Pemilik penginapan sibuk dengan para tamu yang memerlukan tempat untuk mereka menginap karena memang ada sensus di daerah tersebut. Malam yang sunyi memang tak beda dengan malam yang lainnya. Namun bagi para gembala, para majus dan bagi Yusuf dan Maria, malam itu menjadi malam yang tak terduga. Apalagi bagi Maria dan Yusuf yang sudah menempuh perjalanan yang sangat jauh namun tak ada satu pun pemilik penginapan yang memiliki kamar kosong karena memang kamar-kamar itu sudah dipenuhi pengunjung. Di malam di mana semua orang tertidur pulas di malam itu Sang Juruselamat itu di lahirkan di dalam sebuah palungan dan terbungkus lampin. Pertanyaan yang penting adalah mengapa Dia mau hadir di malam yang gelap dan di dalam dunia yang penuh penolakan? Ia datang tak ada yang menyambut-Nya. Padahal Dia Raha di atas segala Raja. Pemilik penginapan menutup pintu bagi-Nya, padahal Dia pemilik dari segala sesuatu yang mereka punya. Seorang Herodes marah karena bayi itu di sebut Raja, padahal Dia memang Raja di bumi dan di surga.
Bagaimana kita memahami Harmony of Christmas? Keharmonisan natal akan terjadi bila sang Juruselamat itu hadir di dalam dunia ini. Dunia yang telah lama menantikan pengharapan itu kini melihat penggenapan yang diwujudkan. Sukacita para gembala dan orang majus serta Malaikat malam itu telah menjadi wakil tentang datangnya suatu harmonis di dalam hati manusia. Hati yang telah lama menanti kita dipenuhi dengan luapan gembira sejati. Memang tak mudah memahami arti sukacita yang mereka alami namun kalau kita berada dalam kondisi mereka maka kita tahu persis arti sukacita itu seperti apa. Kehadiran Juruselamat ke bumi mendatangkan sukacita yang tak terperi. Kini hati yang kosong dan hampa telah dipenuhi dengan hati yang penuh kasih. Karena Dia datang ke dalam dunia membawa kasih Bapa yang besar itu ke dalam hidup manusia. Hidup yang dibangun dengan kasih. Kasih yang datang di dua ribu tahun yang lalu itu, telah membawa harapan yang baru. Manusia tidak hanya mendapatkan kasih itu tetapi manusia dapat membangun relasi yang penuh dan dalam bersama dengan-Nya. Perjumpaan bersama dengan-Nya secara pribadi membawa sesorang menikmati Harmony of Christmas yang sesungguhnya. Sebab Natal bukan bebicara tentang acara apa yang kita buat, hadiah apa yang kita dapat atau dekorasi yang penuh pikat. Natal adalah momentum perjumpaanmu dengan Juruselamat itu. Begitu banyak orang merayakan Natal dan setiap tahun merayakannya namun sebetulnya mereka tidak pernah merayakan natal yang sejati di dalam hidupnya karena sebetulnya mereka tidak pernah berjumpa dengan Kristus secara pribadi. Bila hal tersebut terjadi maka manusia bisa menikmati harmony bersama dengan pencipta-Nya dan harmony dengan sesamanya. Harmony yang dibangun di dalam kasih, diwujudkan dalam tindakan dan dibangun dalam hubungan. Kiranya natal menjadi momentum orang tiap pribadi mengalami kasih Tuhan dan perjumpaan dengan-Nya secara pribadi.
Komentar
Posting Komentar