Di dalam Kisah Para Rasul, kita
dapat menemukan ada 3 pribadi dengan 1 nama yang “kebetulan” sama, yakni
Ananias. Awalnya, hal ini membuat bertanya-tanya apa maksud dari alkitab
menuliskan 1 nama ini dan digambarkan dengan 3 pribadi.
Pribadi yang digambarkan alkitab
yang pertama adalah Ananias yang menipu rasul Petrus dengan tidak menyerahkan
hasil penjualan tanah seluruhnya, melainkan menyimpan sebagian hasil penjualan
tersebut, sehingga putuslah nyawanya bersama dengan istrinya, Safira. (Kis
5:1-10). Pribadi kedua adalah seorang ahli taurat yang menampar mulut Paulus
dalam pengadilan agama, sehingga Paulus berkata kepadanya bahwa Ananias si ahli
taurat seperti tembok yang dikapur putih, indah bila dilihat di luar namun buruk
di dalam. (Kis:23:1-3). Pribadi yang ketiga adalah Ananias, seorang murid
Kristus yang diutus Tuhan untuk berdoa dan menumpangkan tangan kepada Saulus
(Paulus) dan menyembuhkan matanya di Damsyik. (Kis 9:10-13).
Arti kata “Ananias” berasal dari
bahasa Ibrani “Hannaniah” yang berarti “Grace”,
“Gift”, “Forgiveness.” Dari arti kata ini, dapat disimpulkan bahwa arti kata
“Hananiah” adalah “Kasih karunia.” Arti kata “Safira” adalah menggambarkan
batu-batuan yang bernilai (Sapphire)
dan melambangkan kekayaan. Dari hal ini, dapat kita belajar bahwa kesempatan
yang diberikan pada kita menurut kasih karunia Allah, yang disalahgunakan untuk
mencari keuntungan dan kekayaan pribadi, merupakan hal yang tidak disukai Allah
sehingga akan mendatangkan malapetaka. Begitu juga apabila kita telah menerima
kasih karunia dan pengampunan dari Allah, namun kita masih belum bisa
mengampuni orang lain bahkan dengan sombongnya mengumbar kesalahan orang lain,
hal itu akan membuat kita dipermalukan. Sama seperti halnya tembok yang dikapur
putih, tampak bagus terlihat dari luar, namun buruk di dalam.
Kasih karunia Allah yang diberikan
pada kita, apabila kita responi dengan ketaatan dan penundukkan kita terhadap
Firman Allah, akan mendatangkan sukacita, bukan hanya bagi diri kita sendiri,
namun juga bagi orang lain. Bukan ingin menjadi ternama, kaya, ataupun hebat,
namun fokus orang percaya, yang sudah mendapat pengampunan dari Allah haruslah
menyelaraskan dirinya agar sesuai dengan Firman Allah dan apa yang Tuhan
inginkan dalam hidupnya. Tuhan Yesus memberkati.
Penulis:
Komentar
Posting Komentar