Langsung ke konten utama

Lembaran Hidup Baru


Mengukir kehidupan yang kita jalankan tentu tak semudah mengukir sesuatu di atas kertas, kanvas atau kayu pahatan. Namun sejatinya hal inilah yang paling penting dan perlu untuk kita lakukan. Keputusan yang sangat inti ini menjadi momentum yang sangat berharga karena dari situlah kita bergerak pada tujuan yang Tuhan tentukan. Lembaran baru ini disebut sebagai lembaran pertobatan.  Di dalamnya kita menemukan diri sebagai pribadi yang baru dan bersih karena kemurahan Allah di dalam Yesus Kristus yang telah memperbaharui kehidupan kita. Allah mengasihi kita dengan segala kerelaan dan kesungguhan. Namun Alkitab tegas mengatakan agar pertobatan kita tidak main-main dan bersifat murahan maka kita harus mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala pelanggaran kita. Apakah ada orang yang tidak perlu bertobat? Tentu saja tidak! Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Kehilangan dalam hal ini adalah telah mengalami kerusakan total artinya tidak bisa meresponi dan memperkenan Allah dalam tiap gerak gerik hidupnya. Mustahil manusia memperkenankan Allah dengan cara apapun, kecuali Allah datang dengan sengaja untuk memuliahkan hidupnya yang rusak itu.  Dengan kesadaran ini maka tahulah kita bahwa kita sangat bergantung penuh pada Allah itu, sang sumber pengampunan. Dan kita sangat bersyukur kepada Allah yang penuh dengan kasih.

Lembaran baru itu dibukakannya, pada saat kita masih lemah, pada saat kita masih berdosa dan masih berseteru dengan-Nya namun ajaibnya Ia telah menaruh kasih-Nya di dalam hati kita (Rom. 5).  Dalam hal ini kita menemukan keagungan iman Kristen, bahwa Allah mengasihi manusia bukan saat manusia telah melakukan banyak hal bagi-Nya, melakukan banyak kebajikan untuk menyenangkan hati-Nya atau melakukan perbuatan yang membuat mereka cukup pantas untuk menerima pengampunan. Namun justru saat manusia masih hina dan kotor dan menyakiti hati-Nya, Ia dengan kasih yang besar mendatangi manusia itu. Tidak hanya disitu saja ternyata pengampunan Tuhan total dan penuh serta sekali untuk selama-Nya.  Ia tidak memperhitungkan lagi pelanggaran, pelanggaran manusia.  Sebab dosa mereka telah Ia buang jauh ke dalam tubir laut. Ia membersihkan dosa manusia secara sempurna.  Di dalam Yesus, Ia telah melakukannya di kayu salib.  Dengan kata lain bahwa bukan berarti dosa itu tidak ada konsekuensi yang harus ditanggung, namun dengan manusia beroleh pengampunan maka tanggungan dosa itu dibebankan kepada Yesus Kristus.  Inilah kasih yang besar, mengasihi orang yang tidak pantas dikasihi.  Mengasihi hingga terluka bahkan hingga harus  menempuh titik kematian.  Namun apalah arti kasih yang hanya sekedar berani mati, karena kalau saya mengasihi kemudian saya mati tentu tidak ada keagungan di dalamnya.  Namun Ia tidak sekedar mati, namun Ia bangkit dan hidup agar kita bisa menikmati hidup kekal bersama-Nya.

Kini tahukah anda arti lembaran baru yang sesungguhnya? Lembaran baru itu adalah ketika anda bisa berjumpa dengan Kristus secara pribadi dan anda menikmati hidup bersama-Nya.  Di sana anda menikmati pengampunan, kasih dan kepastian hidup yang kekal.  Lembaran yang baru ini akan membuat anda puas karena anda berjumpa dengan pribadi yang agung, sang pencipta dan ada boleh merasakan keakraban bersama-Nya setiap hari. Lembaran yang baru ini membuat anda untuk mempunyai arti tujuan hidup dan anda melangkah ke sana dengan pasti.  Lembaran yang baru itu membuat anda memiliki gairah yang baru dan penuh untuk melihat diri sebagaimana Allah telah memberikan penebusan, dan melakukan sesuatu yang bisa berdampak baik dan benar bagi sesama, untuk hormat nama-Nya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara